Kaskus

Entertainment

kemalmahendraAvatar border
TS
kemalmahendra
Bangsa Maju Ukurannya Disiplin
Kita semua dibuat kaget oleh tabrakan dahsyat yang terjadi di perlintasan kereta api Pondok Betung hari Senin siang. Tindakan sopir truk pembawa bahan bakar minyak yang menerobos lintasan kereta api menyebabkan tabrakan hebat. Truk bermuatan penuh BBM bukan hanya hancur tertabrak, tetapi menyebabkan bola api yang membakar gerbong kereta api listrik.

Hingga kemarin dilaporkan sembilan orang tewas dalam kecelakaan maut tersebut dan puluhan penumpang kereta api mengalami luka bakar yang hebat. Lintasan yang menghubungkan Merak dan Jakarta itu terpaksa ditutup sementara, karena lintasan tertutup oleh truk dan sebagian gerbong yang terbalik dan terbakar.

Kita menyesalkan kecelakaan itu bisa terjadi, apalagi menyebabkan korban yang begitu banyak. Semua menyalahkan sopir truk tangki pembawa BBM yang memaksa melintasi perlintasan kereta api, meski peringatan sudah diberikan.

Namun perilaku untuk tidak disiplin dan tidak waspada ketika melewati perlintasan kereta api bukan hanya dilakukan seorang sopir truk itu saja. Hampir semua kita seringkali bermain-main dengan bahaya dan tidak disiplin dengan peringatan bahaya. Selalu tidak sabar dan mencoba-coba untuk melintas.

Kita bisa lihat kalau sedang berada di perlintasan kereta api. Para pengendara motor suka melirik ke kiri dan ke kanan untuk kemudian masuk di antara celah palang pintu kereta api dan menerobos. Sopir taksi atau bus Metro Mini juga sering memaksa ketika palang pintu sudah bergerak turun. Tidak terkecuali juga kendaraan pribadi sering melakukan tindakan berbahaya seperti itu.

Tidak usah heran apabila di perlintasan dari Sudimara hingga Tanah Abang saja begitu sering terjadi kecelakaan. Apalagi kalau kita bicara semua perlintasan kereta api yang ada di Indonesia. Banyak kecelakaan yang terjadi termasuk kepada para pejalan kaki.

Semua itu menunjukkan kekurangpedulian kita kepada yang namanya keselamatan. Sikap dan perilaku kita tidak berubah padahal zamannya sudah berbeda. Kemajuan teknologi membuat semua serba cepat dan kuat, sementara kita masih menganggap masih lambat seperti dulu.

Termasuk dalam dunia perkeretaapian. Dalam sepuluh tahun terakhir ini kita banyak membangun rel baru. Rel ganda misalnya sudah terpasang antara Bogor-Jakarta, Jakarta-Sudimara, Jakarta-Cirebon. Tahun depan bahkan rel ganda Jakarta-Surabaya akan segera selesai.

Dengan terbangunnya rel ganda, maka frekuensi perjalanan kereta api akan semakin sering. Apalagi lokomotif yang dimiliki PT Kereta Api Indonesia banyak yang baru dan kecepatannya lebih tinggi karena teknologinya lebih maju.

Dalam beberapa tahun ke depan bahkan pemerintah merencanakan untuk mengembangkan kereta api cepat. Kalau bicara kereta api cepat, maka kita sudah berbicara kereta api dengan kecepatan di atas 200 km per jam.

Kita sebenarnya sudah tertinggal jauh dalam pengembangan kereta api. Negara-negaraa Eropa dan Jepang sudah sejak lama menggunakan kereta api peluru atau bullet train yang kecepatannya di atas 300 km per jam. China bahkan bisa mengejar dengan membangun kereta api cepat dari Beijing ke Shanghai.

Kalau kita sudah memiliki kereta apai cepat, maka perjalanan dari Jakarta ke Surabaya bisa ditempuh dalam waktu lima jam. Hanya saja persoalannya, apakah kita semua sudah siap menyongsong datangnya kemajuan tersebut? Kalau perlintasan kereta api masih banyak melewati jalan raya, penduduk masih suka tinggal di bantaran kereta api, kita masih seenaknya bermain di perlintasan kereta api, maka kemajuan itu akan semakin menciptakan banyak kecelakaan.

Menurut Samuel L. Huntington, kemajuan sebuah bangsa menuntut adanya perubahan sikap dan perilaku dari masyarakatnya. Salah satunya adalah sikap disiplin dari masyarakatnya. Semua kita harus mampu mendisiplinkan diri dan tidak menggampangkan persoalan.

Di sinilah sebenarnya tantangan yang kita hadapi. Kita sedang hidup di zaman yang modern dan ingin bergerak menjadi negara maju, namun kemajuan selalu kita lihat dari sisi fisik dan materi saja, tidak diikuti perubahan kultur yang seharusnya menyertai kemajuan itu.

Padahal menurut Huntington yang tidak kalah diperhatikan untuk menyongsong kemajuan adalah faktor manusianya. Kita harus secara sengaja mempersiapkan kultur dari masyarakat sesuai dengan tuntutan sebagai sebuah bangsa yang maju.

Bangsa Korea melakukan pembangunan kultur bangsanya dengan menegakkan disiplin. Bahkan mereka melakukan itu dengan cara yang sangat keras. Sejak zaman Presiden Park Chung-hee, mereka menempa disiplin dari masyarakat dengan cara yang spartan.

Hasilnya memang luar biasa, karena bangsa Korea menjadi sangat disiplin, memiliki etos kerja yang kuat, dan tidak pernah mau kalah dari bangsa yang lain. Sikap sebagai bangsa pemenang membuat mereka bisa mengejar ketertinggalan dan kemudian melompat menjadi negara maju.

Itulah yang juga dilakukan bangsa-bangsa lain mulai Jepang, China, dan bahkan Singapura. Perdana Menteri Lee Kuan Yew mendisiplinkan warganya dengan menegakkan aturan hukum yang sangat tegas kepada siapa pun yang melanggarnya.

Dari pengalaman bangsa lain terlihat pentingnya faktor pemimpin di dalam membangun kultur dari sebuah bangsa. Dibutuhkan adanya keteladanan yang kuat apabila ingin membangun bangsa yang kuat, membangun bangsa yang maju.

Tidak mungkin kita akan bisa menjadi bangsa yang maju dengan kultur kita yang masih seperti sekarang. Kita harus memacu diri kita untuk menjadi lebih disiplin. Semua itu harus terus diajarkan dan pendidikan merupakan kunci dari kemajuan sebuah bangsa.
0
2.5K
13
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan