- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sekjen PDIP Bantah Megawati Memaki Jokowi Akibat Tolak BG


TS
widya poetra
Sekjen PDIP Bantah Megawati Memaki Jokowi Akibat Tolak BG

Jakarta, CNN Indonesia -- Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kritiyanto menyebutkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak pernah memaki Presiden Joko Widodo alias Jokowi karena enggan melantik Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kepala Polri. Itu respons Hasto menanggapi beredarnya transkripsi percakapan antara Ketua DPR Setya Novanto, Direktur Utama PT Freeport Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha Reza Chalid.
Dalam transkripsi pertemuan pada 8 Juni 2015 lalu itu, ada kutipan pernyataan Jokowi membelot dari 'instruksi' Megawati. Megawati pun geram.
"Segala sesuatunya harus diverifikasi, termasuk rekaman mana yang benar. Sepengetahuan saya tidak pernah yang namanya ibu Mega melakukan seperti yang dituduhkan itu (memaki Jokowi)," kata Hasto usai ditemui di Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) usai menghadiri rapat koordinasi Pilkada serentak, Jakarta, Minggu (6/12).
Menurut Hasto, Megawati adalah orang yang tegas menjalankan prinsipnya sebagai sosok negarawan. "Bu Mega mengedepankan kepentingan bangsa dan negara," katanya.
Dalam transkrip, Setya mengaku ada arahan dari Megawati melalui telepon untuk meloloskan Budi Gunawan menjadi pimpinan Korps Bhayangkara. Segala cara pun dilakukan oleh Setya untuk melobi anggota dewan lainnya agar tak ngotot mencecar Budi saat uji kelayakan di DPR.
Posisi PDIP yang merupakan partai pengusung Jokowi kala itu, mendukung penuh Budi menjadi Kapolri. Namun rupanya Jokowi bersebrangan dengan partai. Ia berkeras menolak untuk melantik Budi dengan alasan demi kepentingan masyarakat. Budi saat itu tersandung kasus suap dan gratifikasi yang disidik oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berikut adalah transkrip antara Setya dan Chalid yang membincangkan Megawati geram dan Jokowi naik pitam.
SN (Setya Novanto): Semua fraksi ngomong tapi semua ngomong BG (Budi Gunawan), semua ngomong BG. PDIP ngantem Presiden. Dia berbisik-bisik, masak PDIP sendiri ngantem saya, saya kan Presiden. Tapi gak peduli apapun kehendak Bu Mega gak peduli. Dijawab pertanyaannya. Setelah saya dengarkan semua soal Pak Budi Gunawan, semua saya turut tampung tetapi mekanismenya adalah saya serahkan kepada Kapolri yang terpilih. Persisnya itu dibaca begitu. Dibaca. Ini pengalaman Pak ya. Selesai, sampailah cerita itu ke Ibu Mega. Marahlah pokoknya, sampai ke Solo dan macam-macam.
MR (M Reza Chalid): Di Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu Pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan. (ded/ded)
- - - --
Tidak mungkin Mega berusaha menggolkan BG sampai-sampai memaki presiden karena tidak setuju
Mega mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, serta tegas menjalankan prinsip negarawan.
Percoyo?


0
931
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan