Assalamualaikum Kaskuser terima kasih buat Agan dan juga Aganwati yg telah mampir di trit ane yg sederhana ini
Travelling? siapa sih disini yg engga mau Travelling? Tentunya disini pasti semuanya mau lah ya jalan jalan. Apalagi jika itu gratis haha
Apa yang agan cari dalam travellingmu? Semoga itu bukan hal-hal yang akan membuatmu menjadi seseorang yang buruk. Travelling memang dianggap sebagai kegiatan yang keren dan orang-orang di sekitarmu akan meng-judge-mu bahwa memiliki uang lebih. Namun travelling bukan soal memiliki banyak uang, travelling itu tentang memanfaatkan waktu untuk mencari ilmu kehidupan yang ditemui di perjalanan.
Agan dan juga aganwati yang hanya berdiam diri di dalam rumah pasti akan merasa iri dengan mereka yang sudah bisa menjelajah ke beberapa sudut kota di Indonesia ataupun udah jalan jalan ke luar negri. Yang akan ane bicarakan ini bukan traveling eksklusif tentang kamu dan destinasi saja. Namun traveling yang akan membuatmu bisa berbaur dengan orang-orang yang ada di sekitarmu.
Quote:
Quote:
1. Belum bisa bijak terhadap diri sendiri
Bisakah agan membagi waktumu dengan baik? Waktu saat agan bersenang-senang atau waktu saat agan fokus dengan pekerjaan?
Jangan karena agan seorang travel addict, agan berkali-kali membolos atau meminta ijin untuk cuti.
Atau, sudahkah agan memberikan tempat dudukmu untuk lansia? Ibu yang menggendong anaknya ketika menaiki kendaraan umum atau ketika sedang mengantri di tempat-tempat umum?
Karena traveling adalah tentang bagaimana kamu berinteraksi dengan mereka, maka kamu tidak boleh egois dengan hanya memikirkan dirimu sendiri.
‘Ah, aku kan lelah habis jalan jauh. Kenapa harus berbagi kursi dengan mereka?’
Di situlah agan akan diuji apakah agan sudah menjadi orang yang bijak atau belum. Seberapa peduli agan berbagi dengan mereka di tengah kondisi lelahmu.
Quote:
Quote:
2. Masih menjadi seorang yang apatis pada kesusahan orang lain
Seseorang lelaki tua tengah duduk di pelataran bangunan Kota Lama. Dari seberang jalan, tepatnya di halte BRT yang tepat lurus mengarah ke arahnya, saya hanya bisa duduk diam melihat lelaki tua tersebut. Lelaki tua berbaju biru lusuh dengan celana hitam kecokelatan bekas kotor, bertopi butut, brewoknya menutupi sedikit wajahnya yang berkulit hitam. Sebelah kiri kakinya tergantikan oleh tongkat besi yang membantunya untuk berjalan. Ya, kakinya sudah tidak utuh lagi. Hanya sebatas paha saja.
Betapa bodoh, saya hanya gelisah sendiri melihatnya namun tidak bisa berbuat apa-apa. Sebungkus roti ataupun sebotol minum tak bisa saya berikan untuknya. Saya merasa sangat bodoh dan menyesal meninggalkan lelaki tua itu begitu saja. Kalau perjalanan berikutnya masih sama, jelas saya menjadi orang yang gagal.
Quote:
Quote:
3. Selalu memandang ke atas
Dunia itu tidak selalu tentang mereka yang berada di kelas menengah ke atas. Lihat mereka yang ada di bawahmu. Lihat bagaimana perjuangan mereka memperjuangkan hidup mereka. Seperti perjuangan seorang ibu berumur sekitar 30 tahun yang saya lihat sedang menyusui bayinya. Duduk di sampingnya bocah perempuan berusia kira-kira 9 tahun. Di pinggir jalan yang penuh debu dan polusi, mereka menunggu warung kecilnya. Di bawah pohon tinggi yang rindang pinggir jalan, mereka menggantungkan hidupnya.
Lihat, agan jauh lebih beruntung dari mereka. Saat mereka berjuang untuk hidupnya dengan diam menunggu pelanggan, agan masih bisa bebas berkeliaran kemana kamu suka.
Quote:
Quote:
4. Masih bersikap tak acuh
Karena agan bukan warga lokal di tempat yang sedang agan kunjungi, tidak berarti agan harus bersikap tak acuh saat ada orang yang menanyakan jalan atau tempat padamu. Agan bisa mendengarkannya terlebih dahulu apa yang ingin dibicarakan. Apa agan masih melambaikan tanganmu dan berlalu?
Quote:
Quote:
5. Tak bisa menentukan prioritas dalam hidup
Apakah traveling ada di nomor satu dalam daftar keinginan dalam hidupmu? Jangan hanya menomorsatukan hobi dan agan meninggalkan segalanya termasuk keluarga. Apa agan bepergian hanya karena yang agan cari tidak ada dalam keluargamu maka sebab itu agan mencari yang di luar?