Membuat home industri kreatif dan membuka lapangan kerja baru atau membuat sebuah komunitas yang bertujuan membantu mengurangi beban saudara kita yang kurang mampu. "Berikanlah Pancing, jangan beri ikan"

Fakta lapangan, banyak pengemis dijadikan sebuah profesi, bukan lagi karena keterpaksaan. Dengan kita memberikan uang, berarti membuat pengemis semakin malas. Mungkin, lebih baik diberikan sesuatu, mungkin seperti makanan atau sesuatu yang berguna untuk mereka. Beberapa contohnya, komunitas Sekotak Susu Untuk Anak Jalanan, Save Street Child, Bali Caring Community, dll. "A simple act of caring create an endless ripple that comes back to you"

Saling mengumpulkan dana dan membangun jembatan yang setidaknya, dapat membantu mereka, anak-anak kita dapat sampai di sekolah dengan cepat dan aman. Bukankah akan membuat mereka lebih bersemangat untuk menimba ilmu. Melakukan sesuatu agar anak cucu kita dapat menggapai mimpi mereka dan memperbaiki garis kehidupan, bukankah itu yang kita inginkan.

Sekolah, bisa dikatakan sebagai rumah kedua setelah rumah sendiri. Seharusnya sekolah dapat benar-benar menjadi sebuah rumah untuk para pelajar. Rumah dimana mereka tidak hanya di ajarkan tentang ilmu pengetahuan, rumah yang dapat mengajarkan mereka tentang bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik, positif. Rumah yang dapat membuat mereka merasa nyaman, aman dan merasa sekolah memang rumah kedua mereka. Rumah yang mampu membangun karakter dan kreatifitas mereka, membuat hidup mereka lebih berkarakter dan bermakna. Tidak hanya menilai personal mereka berdasarkan nilai hasil ujian tertulis. Selain membuat mereka menjadi manusia yang cerdas, namun juga membuat mereka menjadi manusia yang terpelajar.

Apa susahnya berhenti ketika lampu merah menyala? Apa susahnya berhenti dibelakang marka jalan? Apa susahnya berkendara sesuai jalur? Apa susahnya menaati rambu lalu lintas? Apa susahnya berkendara dengan aman?
Tak jarang, bahkan sering, ketika aku membawa motor dan berhenti dibelakang marka jalan saat lampu merah. Banyak yang mengklaksonku menyuruhku untuk maju, lalu memakiku dengan bahasa yang tidak mengenakkan hati. Menaati peraturan lalu lintas kini menjadi sebuah kriminalitas. Ketika kau benar, mengapa takut salah? Jangan menunggu orang lain untuk berubah, lalu baru kau mengikuti. Mulailah dari diri sendiri. Maka dengan sendirinya semua orang akan berubah menjadi lebih baik.

Tidak ada alasan macet jika mau menggunakan transportasi umum. Tidak masalah jika tetap ingin menggunakan kendaraan pribadi selama mau menaati peraturan. Tidak ada alasan terburu-buru jika berangkat lebih awal.

Dalam hidup bersosialisasi, komunikasi sangat diperlukan. Namun, komunikasi tak hanya dalam bentuk verbal, visualpun termasuk salah satu bentuk komunikasi. Tersenyum, sesuatu yang sangat mudah dilakukan, namun karena ego, menjadikannya sesuatu yang sangat sulit. Tersenyumlah, entah untuk orang yang dikenal maupun tidak. Entah saat dalam perjalanan ataupun berada disuatu tempat. Dengan tersenyum, kita sudah menghargai satu sama lainnya. Percaya atau tidak, dengan tersenyum untuk orang lain, kita sudah meringankan sedikit beban hidupnya. Tak perlu ragu, tersenyumlah. Tak perlu sungkan, tersenyumlah. Tak perlu malu, tersenyumlah.

Dalam dunia ini tentu banyak perbedaan, jangankan dunia, dari personal masing-masing pun kita berbeda. Perbedaan ada bukan untuk saling berselisih. Perbedaan ada untuk kita saling mengenal satu sama lain. Agar kita dapat menghargai dan menghormati satu sama lain. Tak ada salahnya berbeda pendapat dan persepsi, selama masih ada toleransi. Berdiskusi untuk membuka/melihat sudut pandang yang lain. Berdebat untuk mencari solusi, bukan untuk mencari siapa yang benar.