- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Riza Chalid Singgung Keberanian Jokowi Tolak BG Jadi Kapolri sampe Dipisuhi Mega


TS
ts4l4sa
Riza Chalid Singgung Keberanian Jokowi Tolak BG Jadi Kapolri sampe Dipisuhi Mega
Transkrip Rekaman Setya Novanto
Riza Singgung Keberanian Jokowi Tolak BG Jadi Kapolri
Rabu 02 Dec 2015, 21:03 WIB
Jakarta - Dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, juga diceritakan Presiden Jokowi dimarahi Megawati karena menolak Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Hal itu diceritakan oleh pengusaha Riza Chalid.
Berikut adalah transkrip obrolan antara MS (Maroef Sjamsoeddin), SN (Setya Novanto) dan MR (Muhammad Riza Chalid) yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/12/2015) malam:
MR: Di Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo.
MR: Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu.
MR: Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan.
http://news.detik.com/berita/3086404...g-jadi-kapolri
Megawati Damprat Jokowi karena Tolak Budi Gunawan Jadi Kapolri
02 DES 2015 19:30
Rimanews – Pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid bercerita bahwa Megawati sempat marah besar kepada Presiden Jokowi karena menolak mengangkat Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri pada Pebruari lalu.
“Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, Dimaki-maki, pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik (Jokowi) kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati,” kata Riza dalam rekaman terkait permintaan saham PT Freeport yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto.
Menurut Riza, BG berperan menggerakkan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkambtibmas) untuk mengarahkan masyarakat memilih Jokowi-Jusuf Kalla.
“Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas (maksudnya Babinkambtibmas, red) itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan,” kata Riza.
Menurut Riza, operasi rahasia BG ini bergerak hingga Papua, yang menyebabkan Prabowo-Hatta tumbang. Padahal, dia sudah gelontorkan setengah triliun rupiah untuk mantan menantu Soeharto itu.
“Termasuk Papua. Noken kita habis,” kata Riza.
http://nasional.rimanews.com/politik...n-Jadi-Kapolri
Transkrip rekaman Setnov bilang Jokowi keras kepala dan berbahaya
Rabu, 2 Desember 2015 20:04
Merdeka.com - Rekaman suara Ketua DPR Setya Novanto (SN) lakukan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin (MS) dan pengusaha Muhammad Riza Chalid (MR), diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Banyak topik mereka bahas. Termasuk menyinggung sikap Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Dalam transkip dan rekaman itu, Setya Novanto alias SN menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok keras kepala. Bahkan presiden disebutnya bisa merugikan semua pihak.
Dia menjelek-jelekan Jokowi memakai bahasa Belanda, Koppig atau keras kepala dalam bahasa Belanda. "Koppignya dia buat bahaya kita," kata Setya dalam rekaman.
Berikut potongan pembicaraan ketiganya, Rabu (2/12):
SN: Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (kopeh, bahasa belanda) tapi bisa merugikan semua. Contoh yang paling gampang itu PSSI. Apa susahnya ini ya, saya bicara. Saya harus bicara Freeport itu saya bicara dulu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. TVOne yang sudah menyiarkan liga dan lakunya bukan main, terpaksa harus dihentikan karena sudah teriak-teriak, ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka, menyangkut macem-macem. Jadi bisa menurunkan juga kredibilitas isu-isu presiden. Presiden, Pak Ketua khusus PSSI saya tidak ada apa, apa tidak ikut campur dengan pihak mereka. Supaya Indonesia itu bangkit. Saya bilang, ada peraturan FIFA mengharuskan. Kalau saya yang kurang menguasai, Ketua MA menyampaikan hukum-hukumnya. Disampaikan pak, hukum-hukumnya. Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja. Kita dikte saja. Gitu Pak. Koppignya dia buat bahaya kita. Kedua, Ketua MA sampai merasani sama saya enggak berkenan sama presiden. Wah gak cocoklah.
MS: Chemistry enggak nyambung
SN: Enggak nyambung Pak. Ketemu dua kali di tempatnya Menteri PAN, waktu pelantikan ngobrol itu lagi. Ketemu lagi. Enggaak. Ini harus kita rekayasa pak.
MS: Pengalaman ini ya Pak
SN: Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak Pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kenceng dia. Nekat Pak. Waah
MR: Saya kaget itu Pak, Saya kan kenal Jokowi, lama sekali Pak. Saya itu jodohin terakhir, ngedorong Jokowi jadi capres. Saya, Pak Hendropriyono dan Pak Budi Gunawan. Seminggu sekali kita rapat di rumah Pak Hendro ama Jokowi. Paling lambat dua minggu sekali, selama setahun sebelum capres Pak. Walaah alot Pak, saya suruh ganti baju. Wah, Pak ganti baju dong. Saya ngobrol sama Karni Ilyas dia kan sosialis. Sosialis kok pengusaha, kalau sosialis. Itu bukan
http://www.merdeka.com/politik/trans...berbahaya.html
-------------------------------------
Jokowi ini kasusnya kayaknya mirip Ibu Risma di Surabya dan Pak Bibit Waluyo saat Gubernur Jateng atau kasus Gubernur Bali sekarang, Pak I Made Mangku Pastika, yang semuanya bisa naik jabatannya karena dukungan dari PDIP. Tetapi apa lacur, "kader PDIP" ybs ketika menjadi pejabat Negara, lebih memilih mengutamakan kepentingan rakyatnya dan kepentingan Negara katimbang mendengarkan "arahan" Ibu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Akibatnya memang bikin Mega dan elit PDIP agak sakit hati.

Riza Singgung Keberanian Jokowi Tolak BG Jadi Kapolri
Rabu 02 Dec 2015, 21:03 WIB
Jakarta - Dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto, juga diceritakan Presiden Jokowi dimarahi Megawati karena menolak Komjen Budi Gunawan jadi Kapolri. Hal itu diceritakan oleh pengusaha Riza Chalid.
Berikut adalah transkrip obrolan antara MS (Maroef Sjamsoeddin), SN (Setya Novanto) dan MR (Muhammad Riza Chalid) yang diputar dalam sidang MKD di gedung DPR, Jakarta, Rabu (2/12/2015) malam:
MR: Di Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo.
MR: Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal ini orang baik kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati. Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu.
MR: Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan.
http://news.detik.com/berita/3086404...g-jadi-kapolri
Megawati Damprat Jokowi karena Tolak Budi Gunawan Jadi Kapolri
02 DES 2015 19:30
Rimanews – Pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid bercerita bahwa Megawati sempat marah besar kepada Presiden Jokowi karena menolak mengangkat Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri pada Pebruari lalu.
“Solo ada…., ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto pokoknya koalisi mereka, Dimaki-maki, pak, Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu. Padahal, ini orang baik (Jokowi) kekuatannya apa, kok sampai seleher melawan Megawati,” kata Riza dalam rekaman terkait permintaan saham PT Freeport yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto.
Menurut Riza, BG berperan menggerakkan Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkambtibmas) untuk mengarahkan masyarakat memilih Jokowi-Jusuf Kalla.
“Terus kenapa dia menolak BG. Padahal pada waktu pilpres, kita mesti menang Pak. Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas (maksudnya Babinkambtibmas, red) itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan,” kata Riza.
Menurut Riza, operasi rahasia BG ini bergerak hingga Papua, yang menyebabkan Prabowo-Hatta tumbang. Padahal, dia sudah gelontorkan setengah triliun rupiah untuk mantan menantu Soeharto itu.
“Termasuk Papua. Noken kita habis,” kata Riza.
http://nasional.rimanews.com/politik...n-Jadi-Kapolri
Transkrip rekaman Setnov bilang Jokowi keras kepala dan berbahaya
Rabu, 2 Desember 2015 20:04
Merdeka.com - Rekaman suara Ketua DPR Setya Novanto (SN) lakukan pertemuan dengan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin (MS) dan pengusaha Muhammad Riza Chalid (MR), diperdengarkan dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Banyak topik mereka bahas. Termasuk menyinggung sikap Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Dalam transkip dan rekaman itu, Setya Novanto alias SN menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok keras kepala. Bahkan presiden disebutnya bisa merugikan semua pihak.
Dia menjelek-jelekan Jokowi memakai bahasa Belanda, Koppig atau keras kepala dalam bahasa Belanda. "Koppignya dia buat bahaya kita," kata Setya dalam rekaman.
Berikut potongan pembicaraan ketiganya, Rabu (2/12):
SN: Pengalaman saya ya Pak. Presiden ini agak koppig (kopeh, bahasa belanda) tapi bisa merugikan semua. Contoh yang paling gampang itu PSSI. Apa susahnya ini ya, saya bicara. Saya harus bicara Freeport itu saya bicara dulu PSSI. Saya bilang, Pak Presiden pengalaman saya zaman SBY, SBY turun tangan. TVOne yang sudah menyiarkan liga dan lakunya bukan main, terpaksa harus dihentikan karena sudah teriak-teriak, ini menyangkut sponsor, pengangguran mereka, menyangkut macem-macem. Jadi bisa menurunkan juga kredibilitas isu-isu presiden. Presiden, Pak Ketua khusus PSSI saya tidak ada apa, apa tidak ikut campur dengan pihak mereka. Supaya Indonesia itu bangkit. Saya bilang, ada peraturan FIFA mengharuskan. Kalau saya yang kurang menguasai, Ketua MA menyampaikan hukum-hukumnya. Disampaikan pak, hukum-hukumnya. Kalau sudah bilang enggak, ya enggak, susah kita. Tetap saja. Kita dikte saja. Gitu Pak. Koppignya dia buat bahaya kita. Kedua, Ketua MA sampai merasani sama saya enggak berkenan sama presiden. Wah gak cocoklah.
MS: Chemistry enggak nyambung
SN: Enggak nyambung Pak. Ketemu dua kali di tempatnya Menteri PAN, waktu pelantikan ngobrol itu lagi. Ketemu lagi. Enggaak. Ini harus kita rekayasa pak.
MS: Pengalaman ini ya Pak
SN: Kadang-kadang dia kalau egonya ketinggian, ngerusak Pak. Ngono Pak. Makanya pengalaman-pengalaman saya sama dia, begitu dia makin dihantam makin kenceng dia. Nekat Pak. Waah
MR: Saya kaget itu Pak, Saya kan kenal Jokowi, lama sekali Pak. Saya itu jodohin terakhir, ngedorong Jokowi jadi capres. Saya, Pak Hendropriyono dan Pak Budi Gunawan. Seminggu sekali kita rapat di rumah Pak Hendro ama Jokowi. Paling lambat dua minggu sekali, selama setahun sebelum capres Pak. Walaah alot Pak, saya suruh ganti baju. Wah, Pak ganti baju dong. Saya ngobrol sama Karni Ilyas dia kan sosialis. Sosialis kok pengusaha, kalau sosialis. Itu bukan
http://www.merdeka.com/politik/trans...berbahaya.html
-------------------------------------
Jokowi ini kasusnya kayaknya mirip Ibu Risma di Surabya dan Pak Bibit Waluyo saat Gubernur Jateng atau kasus Gubernur Bali sekarang, Pak I Made Mangku Pastika, yang semuanya bisa naik jabatannya karena dukungan dari PDIP. Tetapi apa lacur, "kader PDIP" ybs ketika menjadi pejabat Negara, lebih memilih mengutamakan kepentingan rakyatnya dan kepentingan Negara katimbang mendengarkan "arahan" Ibu Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Akibatnya memang bikin Mega dan elit PDIP agak sakit hati.

0
3.2K
34


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan