- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Berkedok Pelatih Futsal, Iwan Tega Mencabuli 26 Bocah di Lapangan


TS
hadji.lulungan
Berkedok Pelatih Futsal, Iwan Tega Mencabuli 26 Bocah di Lapangan
Quote:
Berkedok Pelatih Futsal, Iwan Tega Mencabuli 26 Bocah di Lapangan
Edward Febriyatri Kusuma - detikNews

Foto: istimewa
Jakarta - Sanwani alias Iwan (46) pelaku paedofil terhadap 26 anak di Kelapa Gading, Jakarta Utara dikenal sebagai pribadi yang biasa dan suka membantu kegiatan keagamaan. Bahkan dia diizinkan untuk singgah di musala setelah kosannya digusur.
Namun ternyata Iwan yang dikenal baik, tega mencabuli anak-anak di sekitar hingga jumlahnya puluhan. Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai kasus pencabulan anak di Kelapa Gading merupakan yang terbesar di Jakarta.
Ketua RT setempat Bahrudin Alwi mengatakan Iwan dulunya tinggal di RT 05 namun pindah karena terkena gusur dan menumpang tinggal di musala di Kelapa Gading, Jakut. Dia juga rajin membantu di musala di sore hari.
"Dia suka singgah di musala tapi nggak tinggal. Soalnya setiap malam, musala itu selalu digembok," ucap Bahrudin.
Di mata warga dia juga dikenal baik dan suka bersosialisasi. Tidak ada yang aneh dengan perilaku Iwan sehari-hari.
"Di mata warga, sebenarnya dia baik-baik saja nggak ada masalah, sosialiasi dengan warga lancar. Bahkan kalau kegiatan keagamaan dia suka pakai baju gamis putih panjang pakai sorban kita sendiri tidak menyangka. Cuma kelakuannya ini yang tidak lazim baru terungkap setelah ada warga yang lapor" katanya.
Bahrudin juga mengatakan perbuatan Iwan itu bukan dilakukan di musala karena setiap malam musala digembok. Dia menduga Iwan beraksi pada malam hari di lapangan futsal tempat dia melatih anak-anak.
Sementara itu, Narti (39) salah satu warga di sana mengatakan Iwan tidak punya pekerjaan tetap, dia pengangguran. Setiap sore hari dia melatih futsal anak-anak di lapangan.
"Kalau lagi nggak ada kerjaan dia suka di musala, sorean dikit dia ngelatih anak-anak main futsal makanya badan dia sterek (kekar). Warga perbolehin dia numpang di musala karena suka bantu-bantu kalau ada kegiatan taklim, pokoknya urusan keagamaan dia selalu ikut," jelas Narti.
Narti mengungkapkan warga di sekitar geram dan marah dengan ulah pelaku. Mereka tak menyangka pelaku tega melakukan hal sekeji itu.
"Geger semua, warga di sini emosi banget sama pelaku. Orang kalau sampai dia bebas dari penjara warga sudah nggak ada yang mau terima dia tinggal di sini. Kita minta Pak RW untuk mengusir dia takutnya dia berulah lagi," ujar Narti geram.
Kasus ini terungkap setelah seorang saksi memergoki tersangka sedang mencabuli seorang korban berusia 12 tahun di sebuah gang dekat musala di Kelapa Gading, Jakut, pada Rabu (12/8/2015).
Polisi kemudian menindaklanjuti laporan saksi. Tersangka selanjutnya ditangkap pada Rabu (2/9/2015). Adapun, saat diperiksa pelaku mengaku melakukan pencabulan sebanyak 9 kali. Korban rata-rata berusia 11-17 tahun. Namun ternyata banyak orang tua yang mengaku anaknya menjadi korban pelaku dan jumlahnya mencapai 26 orang.
(slh/mad)
Edward Febriyatri Kusuma - detikNews

Foto: istimewa
Jakarta - Sanwani alias Iwan (46) pelaku paedofil terhadap 26 anak di Kelapa Gading, Jakarta Utara dikenal sebagai pribadi yang biasa dan suka membantu kegiatan keagamaan. Bahkan dia diizinkan untuk singgah di musala setelah kosannya digusur.
Namun ternyata Iwan yang dikenal baik, tega mencabuli anak-anak di sekitar hingga jumlahnya puluhan. Bahkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai kasus pencabulan anak di Kelapa Gading merupakan yang terbesar di Jakarta.
Ketua RT setempat Bahrudin Alwi mengatakan Iwan dulunya tinggal di RT 05 namun pindah karena terkena gusur dan menumpang tinggal di musala di Kelapa Gading, Jakut. Dia juga rajin membantu di musala di sore hari.
"Dia suka singgah di musala tapi nggak tinggal. Soalnya setiap malam, musala itu selalu digembok," ucap Bahrudin.
Di mata warga dia juga dikenal baik dan suka bersosialisasi. Tidak ada yang aneh dengan perilaku Iwan sehari-hari.
"Di mata warga, sebenarnya dia baik-baik saja nggak ada masalah, sosialiasi dengan warga lancar. Bahkan kalau kegiatan keagamaan dia suka pakai baju gamis putih panjang pakai sorban kita sendiri tidak menyangka. Cuma kelakuannya ini yang tidak lazim baru terungkap setelah ada warga yang lapor" katanya.
Bahrudin juga mengatakan perbuatan Iwan itu bukan dilakukan di musala karena setiap malam musala digembok. Dia menduga Iwan beraksi pada malam hari di lapangan futsal tempat dia melatih anak-anak.
Sementara itu, Narti (39) salah satu warga di sana mengatakan Iwan tidak punya pekerjaan tetap, dia pengangguran. Setiap sore hari dia melatih futsal anak-anak di lapangan.
"Kalau lagi nggak ada kerjaan dia suka di musala, sorean dikit dia ngelatih anak-anak main futsal makanya badan dia sterek (kekar). Warga perbolehin dia numpang di musala karena suka bantu-bantu kalau ada kegiatan taklim, pokoknya urusan keagamaan dia selalu ikut," jelas Narti.
Narti mengungkapkan warga di sekitar geram dan marah dengan ulah pelaku. Mereka tak menyangka pelaku tega melakukan hal sekeji itu.
"Geger semua, warga di sini emosi banget sama pelaku. Orang kalau sampai dia bebas dari penjara warga sudah nggak ada yang mau terima dia tinggal di sini. Kita minta Pak RW untuk mengusir dia takutnya dia berulah lagi," ujar Narti geram.
Kasus ini terungkap setelah seorang saksi memergoki tersangka sedang mencabuli seorang korban berusia 12 tahun di sebuah gang dekat musala di Kelapa Gading, Jakut, pada Rabu (12/8/2015).
Polisi kemudian menindaklanjuti laporan saksi. Tersangka selanjutnya ditangkap pada Rabu (2/9/2015). Adapun, saat diperiksa pelaku mengaku melakukan pencabulan sebanyak 9 kali. Korban rata-rata berusia 11-17 tahun. Namun ternyata banyak orang tua yang mengaku anaknya menjadi korban pelaku dan jumlahnya mencapai 26 orang.
(slh/mad)
http://news.detik.com/berita/3015826...ah-di-lapangan
Pedo

0
2.1K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan