- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kemanakah Gerangan Pintu Metromini, Kopaja, dan Kawan-kawannya


TS
arfah.cool
Kemanakah Gerangan Pintu Metromini, Kopaja, dan Kawan-kawannya
Quote:
Naik metromini tidak asing bagi saya, tapi kalau bergelantungan di pintu masuk metromini bahkan kernetnya sendiri hampir tidak kebagian tempat (pintu masuknya kan tempat nongkrongnya abang kernet) merupakan pengalaman pertama saya dan mudah-mudahan juga yang terakhir. Dulu saya cuma sering liat para penumpang bergelantungan di pintu masuk metromini dan angkutan massal lainnya, sampai-sampai metromini dan kawan-kawannya tersebut terlihat miring sebelah. Tapi, kini ternyata saya merasakannya juga.
Waktu itu, saya lagi terburu-buru sehingga ketika metromini datang, saya langsung naik saja dan berdiri di pintu masuk sambil berpegangan karena cuma kebagian tempat tersebut. Awal-awal saya masih bisa bertahan, namun lama kelamaan ternyata banyak yang menemani saya berdiri di pintu masuk tersebut ( baca : penumpang lainnya) sehingga saya semakin tersedak, eh salah, terdesak. Ditambah dengan suasana hujan rintik-rintik maka saya pun ikutan kebagian merasakan rintik-rintik hujan. Karena tidak tahan berpegangan saya memutuskan untuk turun dengan hati-hati, takut kesambar kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan metromini yang lain yang agak lowong.
Bagi saya itu merupakan pengalaman yang mempertaruhkan nyawa saya, karena kalau saya hilang konsentrasi maka dipastikan saya akan langsung jatuh ke aspal jalanan. Asumsi saya ada tiga bahaya yang mengintai waktu itu :
1. Tiba-tiba metromini telah kehilangan daya keseimbangannya dan terbalik dengan kondisi saya dan teman –teman yang bergelantungan tersebut jatuh duluan ke aspal kemudian ditimpa lagi oleh metromini. Kalaupun metromini terbalik ke arah berlawanan, tetap saya dan kawan-kawan tersebut akan terlempar duluan dari metromini (nasib, oh nasib).
2. Tiba-tiba metromini disambar oleh kendaraan lain atau bahkan metromini yang menyambar kendaraan lain, tetap saya dan kawan-kawan yang akan menjadi korban pertama. Kecuali disambarnya yang di daerah yang berlawanan.
3. Tanpa terbalik dan tanpa disambar, saya dan kawan-kawan akan berjatuhan satu demi satu karena tidak tahan alias pegel berdiri.
Pertanyaan saya? Bisakah setidaknya dalam kondisi itu, pintu-pintu dari metromini tersebut digunakan. Pintu tersebut ditutup saja dalam kondisi penumpang yang sudah penuh. Karena tidak dipakainya pintu tersebut para penumpang tergoda untuk tetap naik dan saya yang termasuk dalam golongan orang-orang yang tergoda tersebut.
Buat para pemangku kepentingan yang sedang duduk dipemerintahan, jangan sampai terjadi korban terlebih dahulu, baru kita bergerak. Tolong berikan kami para penumpang, kendaraan yang layak demi keselamatan kami.
Buat para supir dan kernetnya , tolong perhatikan juga keselamatan para penumpang. Setidaknya tolong gunakan pintu –pintu tersebut dalam kondisi-kondisi yang diperlukan.
Buat para penumpang, tolong jangan tergoda untuk menjadi penumpang yang memperparah keadaan (peringatan ini juga untuk saya sendiri).
Saya yakin selalu ada harapan untuk sistem transportasi kita yang lebih baik.
Waktu itu, saya lagi terburu-buru sehingga ketika metromini datang, saya langsung naik saja dan berdiri di pintu masuk sambil berpegangan karena cuma kebagian tempat tersebut. Awal-awal saya masih bisa bertahan, namun lama kelamaan ternyata banyak yang menemani saya berdiri di pintu masuk tersebut ( baca : penumpang lainnya) sehingga saya semakin tersedak, eh salah, terdesak. Ditambah dengan suasana hujan rintik-rintik maka saya pun ikutan kebagian merasakan rintik-rintik hujan. Karena tidak tahan berpegangan saya memutuskan untuk turun dengan hati-hati, takut kesambar kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan metromini yang lain yang agak lowong.
Bagi saya itu merupakan pengalaman yang mempertaruhkan nyawa saya, karena kalau saya hilang konsentrasi maka dipastikan saya akan langsung jatuh ke aspal jalanan. Asumsi saya ada tiga bahaya yang mengintai waktu itu :
1. Tiba-tiba metromini telah kehilangan daya keseimbangannya dan terbalik dengan kondisi saya dan teman –teman yang bergelantungan tersebut jatuh duluan ke aspal kemudian ditimpa lagi oleh metromini. Kalaupun metromini terbalik ke arah berlawanan, tetap saya dan kawan-kawan tersebut akan terlempar duluan dari metromini (nasib, oh nasib).
2. Tiba-tiba metromini disambar oleh kendaraan lain atau bahkan metromini yang menyambar kendaraan lain, tetap saya dan kawan-kawan yang akan menjadi korban pertama. Kecuali disambarnya yang di daerah yang berlawanan.
3. Tanpa terbalik dan tanpa disambar, saya dan kawan-kawan akan berjatuhan satu demi satu karena tidak tahan alias pegel berdiri.
Pertanyaan saya? Bisakah setidaknya dalam kondisi itu, pintu-pintu dari metromini tersebut digunakan. Pintu tersebut ditutup saja dalam kondisi penumpang yang sudah penuh. Karena tidak dipakainya pintu tersebut para penumpang tergoda untuk tetap naik dan saya yang termasuk dalam golongan orang-orang yang tergoda tersebut.
Buat para pemangku kepentingan yang sedang duduk dipemerintahan, jangan sampai terjadi korban terlebih dahulu, baru kita bergerak. Tolong berikan kami para penumpang, kendaraan yang layak demi keselamatan kami.
Buat para supir dan kernetnya , tolong perhatikan juga keselamatan para penumpang. Setidaknya tolong gunakan pintu –pintu tersebut dalam kondisi-kondisi yang diperlukan.
Buat para penumpang, tolong jangan tergoda untuk menjadi penumpang yang memperparah keadaan (peringatan ini juga untuk saya sendiri).
Saya yakin selalu ada harapan untuk sistem transportasi kita yang lebih baik.
0
1.9K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan