- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Tuhan Ciptakan Langit & Bumi, Isinya Made in China


TS
drunkard.24hour
Tuhan Ciptakan Langit & Bumi, Isinya Made in China
PEMIMPIN politik dan kebijakan ekonomi terbukti bisa mengubah arah satu bangsa. Lihat saja Tiongkok. Tiga puluh tahun lalu, dikenal sebagai negara tertutup dan bersikukuh dengan ideologi komunisnya, dan terkenal sebagai bangsa miskin.
Waktu itu, 800 juta penduduknya menjadi beban. Warga yang punya sepeda onthel sudah dianggap kaya raya. Di Hong Kong dan Jakarta, orang China daratan dianggap kampungan dan hanya sanggup makan bubur sawi.
Di masa lalu, di Tiongkok, guru bahasa Inggris digaji tak lebih dari Rp.1,8 juta sebulannya, dan harus sering-sering ke hotel, ngobrol dengan turis asing, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
Lalu pemimpin politik negeri itu – Deng Xiaoping namanya – memutuskan untuk mengubahnya. Ideologi negara tetap komunis, tapi ekonomi pindah ke liberal, ke ekonomi pasar. Maka, dalam waktu yang sangat singkat, Tiongkok menjadi negara super modern, super kaya, dan super kuat. Jadi Super Power baru, menyaingi Amerika Serikat dari sisi militer – dan menggeser Jepang dari sisi ekonomi.
Sebanyak 1,2 miliar penduduknya bukan lagi beban, tapi jadi petensi sebagai sumber daya produksi dan juga konsumsi sekaligus. Selebihnya mengekspor. Apa yang tidak bisa dibikin sama orang Tiongkok saat ini ? Negara mana di kolong langit ini yang tidak kemasukan produk “Made in China” ?
Ada dalil baru ekonomi pasar : Tuhan menciptakan langit dan bumi. Sedangkan seluruh isinya produk China alias “Made in China”.
Dan guru bahasa Inggris itu, Jack Ma namanya, menjelma menjadi konglomerat. Dari semulan hanya pegang jutaan, kini menguasai duit ratusan triliun – dan pusing sendiri – saking banyaknya.
Di Indonesia, politik diasumsikan permainan para kadal. Orang orang politik menggoreng isu supaya dapat jabatan dan konsesi tambahan, untuk mensejahterakan diri dan keluarga.
Orang orang yang mendukung dan anti pemerintah bergantung pada jabatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Kalau mereka disejahterakan mendukung. Kalau lagi nganggur dan dirugikan, nyinyir dan gigih mengritik. Ketika produk-produk asing, seperti dari China, membanjir, bisanya cuma menyalahkan. –
Source .
China's rise signals the end of the global dominance of the west
Waktu itu, 800 juta penduduknya menjadi beban. Warga yang punya sepeda onthel sudah dianggap kaya raya. Di Hong Kong dan Jakarta, orang China daratan dianggap kampungan dan hanya sanggup makan bubur sawi.
Di masa lalu, di Tiongkok, guru bahasa Inggris digaji tak lebih dari Rp.1,8 juta sebulannya, dan harus sering-sering ke hotel, ngobrol dengan turis asing, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya.
Lalu pemimpin politik negeri itu – Deng Xiaoping namanya – memutuskan untuk mengubahnya. Ideologi negara tetap komunis, tapi ekonomi pindah ke liberal, ke ekonomi pasar. Maka, dalam waktu yang sangat singkat, Tiongkok menjadi negara super modern, super kaya, dan super kuat. Jadi Super Power baru, menyaingi Amerika Serikat dari sisi militer – dan menggeser Jepang dari sisi ekonomi.
Sebanyak 1,2 miliar penduduknya bukan lagi beban, tapi jadi petensi sebagai sumber daya produksi dan juga konsumsi sekaligus. Selebihnya mengekspor. Apa yang tidak bisa dibikin sama orang Tiongkok saat ini ? Negara mana di kolong langit ini yang tidak kemasukan produk “Made in China” ?
Ada dalil baru ekonomi pasar : Tuhan menciptakan langit dan bumi. Sedangkan seluruh isinya produk China alias “Made in China”.
Dan guru bahasa Inggris itu, Jack Ma namanya, menjelma menjadi konglomerat. Dari semulan hanya pegang jutaan, kini menguasai duit ratusan triliun – dan pusing sendiri – saking banyaknya.
Di Indonesia, politik diasumsikan permainan para kadal. Orang orang politik menggoreng isu supaya dapat jabatan dan konsesi tambahan, untuk mensejahterakan diri dan keluarga.
Orang orang yang mendukung dan anti pemerintah bergantung pada jabatan dan kesejahteraan diri dan keluarganya.
Kalau mereka disejahterakan mendukung. Kalau lagi nganggur dan dirugikan, nyinyir dan gigih mengritik. Ketika produk-produk asing, seperti dari China, membanjir, bisanya cuma menyalahkan. –
Source .
China's rise signals the end of the global dominance of the west


nona212 memberi reputasi
1
6.8K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan