- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Info] Masyarakat di Negara Maju Lebih Mudah Stres Daripada di Negara Berkembang


TS
topik9com
[Info] Masyarakat di Negara Maju Lebih Mudah Stres Daripada di Negara Berkembang
Quote:
Selamat Datang
![[Info] Masyarakat di Negara Maju Lebih Mudah Stres Daripada di Negara Berkembang](https://dl.kaskus.id/www.topik9.com/wp-content/uploads/2015/09/stres-640x427.jpeg)
Quote:
Hasil survei indeks kesejahteraan kota- kota di Asia Pasifik yang dilakukan oleh perusahaan finansial multinasional MasterCard menunjukkan masyarakat di kota-kota negara maju lebih stres daripada masyarakat di kota-kota negara berkembang.
“Asumsi yang sering muncul di masyarakat ialah bahwa perkembangan ekonomi mengarah kepada berkurangnya tekanan keuangan, keluarga, dan pekerjaan,” kata Group Head Communications MasterCard Asia Pasifik Georgette Tan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin.
Namun, ujar Georgette Tan, sudah jelas dipaparkan dalam Indeks Kesejahteraan Kota-kota di Asia Pasifik dari MasterCard menunjukkan hasil bahwa masyarakat di negara maju lebih merasa sangat berada di bawah tekanan, baik di tempat kerja maupun di rumah.
Hal tersebut, lanjutnya, seiring dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara maju, besar kemungkinan hal tersebut berdampak pada tingkat optimisme terhadap prospek pekerjaan.
“Apabila Anda tidak merasa senang dengan tempat bekerja Anda saat ini dan di luar sana hanya sedikit pilihan pekerjaan yang tersedia, kemungkinan Anda akan merasa lebih tertekan,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa tekanan pekerjaan dan keuangan tersebut merupakan pemicu dari tekanan keluarga, sehingga angka-angka tersebut akan terlihat saling berhubungan.
Namun, ujar dia, harus dicatat bahwa masyarakat secara keseluruhan, baik di kota-kota negara berkembang maupun negara maju tetap positif terhadap kesejahteraan mereka.
“Kesempatan dan kualitas hidup harus terus meningkat di seluruh kota di Asia Pasifik jika mereka ingin terus tumbuh dan berkembang,” katanya.
Survei tersebut mengukur hampir 9.000 orang di 33 kota di 17 negara di Asia Pasifik dengan mengukur tingkat kesejahteraan secara keseluruhan terhadap empat komponen, yaitu pekerjaan dan keuangan, keamanan dari ancaman, kepuasan, dan kesejahteraan pribadi.
Indeks dihitung di mana nol sebagai yang paling negatif, 100 sebagai yang paling positif dan 50 sebagai netral.
Hasilnya, kota-kota di negara maju mendapatkan skor yang relatif lebih rendah dari rata-rata seperti Tokyo (di Jepang/skor 52,1), Seoul (Korea Selatan/52,6), Perth (Australia/54,1) dan Taipei (Taiwan/55,9).
Sedangkan kota-kota di negara berkembang rata-rata mendapatkan skor yang relatif lebih rendah dari rata-rata seperti Manila (Filipina/66,7), Ho Chi Minh City (Vietnam/68,0), Bangkok (Thailand/68,1), dan Delhi (India/71,7).
Sementara itu, masyarakat kota Jakarta tercatat sebagai peraih skor 72,1 atau tertinggi kedua setelah Bangalore (India/73,2) sebagai kota yang masyarakatnya dinilai memiliki indeks yang paling positif. (*/nrd/at)
“Asumsi yang sering muncul di masyarakat ialah bahwa perkembangan ekonomi mengarah kepada berkurangnya tekanan keuangan, keluarga, dan pekerjaan,” kata Group Head Communications MasterCard Asia Pasifik Georgette Tan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin.
Namun, ujar Georgette Tan, sudah jelas dipaparkan dalam Indeks Kesejahteraan Kota-kota di Asia Pasifik dari MasterCard menunjukkan hasil bahwa masyarakat di negara maju lebih merasa sangat berada di bawah tekanan, baik di tempat kerja maupun di rumah.
Hal tersebut, lanjutnya, seiring dengan lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara maju, besar kemungkinan hal tersebut berdampak pada tingkat optimisme terhadap prospek pekerjaan.
“Apabila Anda tidak merasa senang dengan tempat bekerja Anda saat ini dan di luar sana hanya sedikit pilihan pekerjaan yang tersedia, kemungkinan Anda akan merasa lebih tertekan,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa tekanan pekerjaan dan keuangan tersebut merupakan pemicu dari tekanan keluarga, sehingga angka-angka tersebut akan terlihat saling berhubungan.
Namun, ujar dia, harus dicatat bahwa masyarakat secara keseluruhan, baik di kota-kota negara berkembang maupun negara maju tetap positif terhadap kesejahteraan mereka.
“Kesempatan dan kualitas hidup harus terus meningkat di seluruh kota di Asia Pasifik jika mereka ingin terus tumbuh dan berkembang,” katanya.
Survei tersebut mengukur hampir 9.000 orang di 33 kota di 17 negara di Asia Pasifik dengan mengukur tingkat kesejahteraan secara keseluruhan terhadap empat komponen, yaitu pekerjaan dan keuangan, keamanan dari ancaman, kepuasan, dan kesejahteraan pribadi.
Indeks dihitung di mana nol sebagai yang paling negatif, 100 sebagai yang paling positif dan 50 sebagai netral.
Hasilnya, kota-kota di negara maju mendapatkan skor yang relatif lebih rendah dari rata-rata seperti Tokyo (di Jepang/skor 52,1), Seoul (Korea Selatan/52,6), Perth (Australia/54,1) dan Taipei (Taiwan/55,9).
Sedangkan kota-kota di negara berkembang rata-rata mendapatkan skor yang relatif lebih rendah dari rata-rata seperti Manila (Filipina/66,7), Ho Chi Minh City (Vietnam/68,0), Bangkok (Thailand/68,1), dan Delhi (India/71,7).
Sementara itu, masyarakat kota Jakarta tercatat sebagai peraih skor 72,1 atau tertinggi kedua setelah Bangalore (India/73,2) sebagai kota yang masyarakatnya dinilai memiliki indeks yang paling positif. (*/nrd/at)
Quote:
0
1.2K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan