Hallo agan dan aganwati semua. Salam KasKusuntuk kita semua. Terkait adanya kegiatan KEREN (KaskusER go greEn), ane mau ikutan, menang alhamdulillah, kalaupun tidak menang semoga yang ane ceritakan ini menginspirasi kita semua. Oke deh ane mulai perlajanan hijau (Go Green) seorang anak kampung yang berpikiran hijau ini
.
Sebelum masuk ke siapa tokoh yang ane bicarakan, ane kasih tau dulu lokasi dari asal muasal tokoh ini.
Legok Kihujan
Ane yakin 90% atau 100% agan yang baca gak tau daerah Legok Kihujan, ni daerah ane juga kaget pas nyari di Google Maps, soalnya kagak tertera namanya.
Spoiler for Lokasi:
Gambar di atas itu kondisi rumah beliau sekarang dan sekitarnya, kalau sekarang sudah pada banyak bangunan pake beton, kalo dulu masih pake kayu, cuma beberapa aja yang pake beton, kalo sekarang kebanyakan pake beton, cuma beberapa yang pake kayu. Mesjid juga belum seperti yang digambar, belum 3 kubah.
Spoiler for Jarak:
Ke Sodong Hilir (Pasar Kaget)
Lupa ane harinya
Spoiler for Sodong Hilir:
Ke Singaparna
Spoiler for Singaparna:
2 Gambar di atas itu ane tampilkan sekiranya agan bingung dimana letaknya n dekat dengan kota apa, well karena susah ane atur, adi ane patok ke kota terdekat, SINGAPARNA. Itu jarak yang dilalui angkutan umum, jangan ngarep angkot kaya yang diliat gan, angkutannya yang mobil ELF. waktu tempuh boleh sebentar, tapi kondi jalan dikenyataannya sepanjang kampung beliau hingga Sodong Hilir itu rusak parah, mau ga mau kudu pelan-pelan
Itu sedikit gambaran lokasi asal muasal beliau. Sekarang profil beliau. Maaf kalau kurang lengkap, terkait jauh jarak untuk menghubungi dan faktor usia beliau, jadi hanya beberapa data dari beliau yang ane peroleh
Spoiler for Profile:
Spoiler for pict:
Nama : Thosin Burhani
Lahir : 14 April 1957
Merupakan anak ke : 3 dari 5 bersaudara
Menikah : Tahun 1988
Istri : Tengku Mardatillah
Anak : 4
Lantas kenapa ane mengatakan kalau dia adalah anak kampung dengan pemikiran yang hijau? ini dia kisah perjalananan hidup hijaunya. Maaf ane gak punya dokumentasi secara lengkap
Kisah ini dimulai ketika beliau merantau dari kampung halaman Desa Legok Kihujan, Cukang Kawung ke Medan, bermodalkan ilmu Al-quran dan Hadist, beliau menjadi ustad di Medan, bukan atas nama lembaga tapi hanya bermodal tekad dan perlindungan Allah SWT. Beliau mulai semuanya dari Nol gan, beliau bukan orang kaya di kampungnya, jadi beliau bermodalkan mengajar agama untuk mencapai Medan, justru dari penataran beliau, dia hanya modal pakaian yang dipake sama sarung aja, kendaraan? numpang gan
Quote:
Tibalah beliau di Medan. Karena besar dikalangan pesantren, beliau dipercaya untuk mengisi ceramah. Banyak yang suka dengan gaya ceramah dan ulasan beliau, maka banyaklah yang tertarik untuk diajar agama oleh beliau, bahkan stasiun tv juga ada yang menawarkan agar beliau tampil, namun beliau menolak untuk tampil di tv. Banyak yang suka, maka penghasilan beliau bertambah seiring rezeki yang diberikan Allah SWT. Beliau mengumpulkan modal untuk mewujudkan cita-citanya. Tak disangka tepat tahun 1988, beliau menikah dan perjalanan beliau semakin menuju ke cita-citanya.
Spoiler for nikah:
Quote:
Tahun 1989 Beliau beserta temannya mendirikan pesantren An-Nadwa Islamic Center di Binjai. Seiring dengan pendirian pesantren, beliau menanam Pohon Jati Putih dan Pohon Mahoni dengan total keseluruhan 1000 pohon di Besitang Langkat Sumatera Utara. Langkah awal? bisa dibilang begitu karena beliau memang menyukai bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan, bisa dibilang ini merupakan langkah awal yang bagus.
Spoiler for pesantren:
Yang ane kotakin merah itu didominasi oleh Pohon Mahoni dan beberapa Pohon Sawit. Sawah disekitar juga termasuk milik beliau. Foto di Besitang ane gak punya gan sorry
Spoiler for penghargaan:
Dapat undangan oleh Pak SBY ke Istana Negara
Tahun 1990 Beliau kembali menanam pohon gan. Manglid, Mahoni, Akasia dan jenis pohon lainnya yang bersifat komersil. Kenapa harus bersifat komersil? gak muluk-muluk, karena beliau juga membutuhkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan kebutuhan lainnya.
Meski beliau mendominasi tinggal di Medan, bukan berarti beliau melupakan kampung halamannya. Beberapa diantaranya
- Merenovasi rumah yang lebih baik untuk Ibunya, karena Ayah beliau telah lama meninggal sebelum beliau berhasil.
- Pencetus pemasangan pipa aliran air yang berpusat langsung ke Mesjid di kampung beliau
Lantas dari hijaunya mana gan?
Quote:
Ops! tenang gan. Kampung beliau mengandalkan air yang berasal dari wilayah yang disebut Bukit Waru. Namun, bukit tersebut sempat tidak menghasilkan air gan. Lah, kok bisa? ya itulah, adanya penebangan yang dilakukan entah dengan warga sekitar atau ada pengusaha sekitar yang menebang secara sembarangan. Dampaknya saat kemarau warga benar-benar kekurangan air.
Quote:
Tahun 1997 Beliau membeli sebagian tanah di Bukit Waru. Beliau mulai menanam Pohon Mahoni, Manglid bahkan Bambu beliau tanam. Pohon yang tidak ditanam hanya Pohon Cemara, itu karena pohonnya memang sudah ada di Bukit Waru namun hanya sedikit. Sedikit demi sedikit beliau memperluas tanahnya dan kembali menanami pohon dengan harapan agar air kembali hadir dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. Selang beberapa tahun setelah pohon Bambu mejadi lebat dengan gagahnya, dan pohon yang ditanam sudah meninggi dan mencengkram bumi dengan kuatnya. Alhamdulillah air yang diharapkan naik kepermukaan dengan sendirinya. Artinya air bisa kembali dirasakan oleh masyarakat sekitar sebanyak 1500 KK dan 3 Masjid merasakan air tersebut. Tidak lepas dari situ, beliau mengadakan musyawarah kepada warga sekitar dan pemuka agama. Hasilnya?
Spoiler for bukit:
Dokumentasi mata air gak ada gan, ane belum sempat ke lokasi
Quote:
Tahun 2002 Terkumpulnya infaq dan sedekah dari berbagai pihak, terbelilah bahan material dan pipa sepanjang 1300 meter (1,3 KM). Tujuannya hanya satu gan, untuk memperbaiki aliran air dan membikin penampungan air disumber mata airnya. Fix sudah cita-cita beliau agar air itu kembali dirasakan masyarakat tercapai, namun beliau ingin lebih. Tamakkah? ane rasa tidak gan, karena tamak itu kalau kita membeli tapi sekitar tidak merasakan, sedangkan beliau membeli bukan untuk kepentingan pribadi beliau, tapi untuk warga sekitarnya.
Hingga saat ini dengan usia yang terus bertambah, meski dengan penyakit yang beliau miliki, beliau tetap ingin menambah 2 Ha tanah yang mana sekarang seharga Rp 95juta, sehingga Bukit Waru bisa dimiliki dan ditanam pohon untuk kepentingan semua masyarakat.
Pesan beliau kepada anak-anak beliau
Quote:
"Semua tanah yang abah miliki di Kampung ini tidak babah izinkan untuk kalian jual, ini semua babah beli untuk membangun dan menghijaukan kampung babah, kampung kita dan kampung mereka. Sekarang air sudah dapat dirasakan, dan kedepannya apalagi manfaat yang didapat jika kita terus pertahankan ini semua, perjuangan baba memang tidak dapat kalian rasakan dengan harta bergelimang, tapi lihatlah, ini akan berguna bagi kita semua"