JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, ada lima tolok ukur yang harus diperhatikan oleh pemerintah, baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota, serta pemerintah pusat. Menurut Jokowi, percuma kerja keras dilakukan jika lima fokus tersebut tidak tercapai.
“Yang pertama adalah, pertumbuhan ekonomi. Yang kedua adalah, tingkat pengangguran. Yang ketiga adalah, angka kemiskinan. Yang keempat adalah, inflasi. Yang kelima adalah, gini rasio atau masalah kesenjangan,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir dari Setkab, Kamis (26/11/2015).
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal III ini berada pada posisi 4,73 persen, tingkat pengangguran bisa dilihat 6 koma, angka kemiskinan 11 koma, inflasi sampai Oktober ini 2,16 persen, gini rasio juga pada angka yang perlu perhatian khusus 0,41.
Presiden memperkirakan, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2015 ini akan berada pada kisaran angka 4,7-4, 4,8-4,9. Tetap inflasinya kalau tahun lalu kira-kira 8 lebih sedikit (8,5), inflasi tahun ini Insya Allah berada pada posisi di bawah 4.
“Artinya apa? Masih ada keuntungan beda antara inflasinya dan pertumbuhan ekonominya. Percuma kita punya pertumbuhan ekonomi 5 misalnya, tetapi inflasinya 8, berarti malah ada minus 3 di situ,” terang Jokowi.
Oleh karena itu, dia mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan percuma jika inflasinya lebih tinggi. Dengan demikian, lima indikator tersebut yakni pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, angka kemiskinan, inflasi, dan gini rasio harus dijaga.
Sumber