- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ini Cerita Kronologi Dua Korban Penganiayaan Simpatisan Parpol di Jalan Damai


TS
SunLink
Ini Cerita Kronologi Dua Korban Penganiayaan Simpatisan Parpol di Jalan Damai
Quote:
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Kondisi dua orang korban pengeroyokan dan perusakan mobil di jalan Damai akhir pekan lalu, saat ini mulai semakin membaik.
Fariz Afristya (24) dan Ayudyah Eka Apsari (24), sudah mampu menceritakan kejadian yang mereka alami di hadapan wartawan, dengan didampingi oleh kedua orangtua mereka.
Meski demikian luka-luka, mereka belum sembuh benar, terlebih Ayudyah atau yang akrab disapa Ayu harus diantarkan dengan kursi roda.
Bahkan infus masih terpasang di tangannya, dan secara psikologis ia masih mengalami trauma akan kejadian mencekam yang ia alami.
Fariz menceritakan secara detil tahap demi tahap yang terjadi, ia melintas di Jalan Damai bermaksud untuk mengantarkan Ayu pulang, di mana sebelumnya mereka baru saja ke klinik hewan untuk memeriksakan kucing.
Semula, di lokasi kejadian Fariz yang duduk di bangku kemudi mobil Yaris miliknya melihat ada beberapa motor simpatisan kampanye melintas.
Tak berlangsung lama tiba-tiba gerombolan simpatisan dari partai tertentu memenuhi jalan.
"Hampir tiga perempat jalan mereka pakai untuk konvoi, bahkan saat itu ada beberapa motor yang melewati sisi kiri mobil saya. Saat itu saya berhenti tapi dari kanan tiba-tiba ada yang menggedor kaca mobil saya dan menyuruh saya meminggirkan mobil," ungkapnya, Rabu (25/11/2015).
Akan tetapi, perintah itu sulit dilaksanakan lantaran di sisi kiri mobil sudah penuh kendaraan yang berhenti.
Fariz lantas membuka jendela mobil dan bermaksud untuk menjelaskan bahwa ia tak bisa kemana-mana karena terjebak di tengah jalan.
"Pada saat saya membuka jendela tiba-tiba saya dipukul, padahal saya belum ngomong apa-apa. Pukulan itu mengenai pelipis kanan saya," tukasnya.
"Saya berusaha melindungi diri di dalam mobil tetapi teman-temannya berdatangan dan memukuli saya yang masih ada di dalam mobil," lanjut dia.
Tak berselang lama, kerumunan massa mulai bertindak brutal dengan berusaha memecahkan kaca depan mobil. Dalam keadaan yang tak terkendali itu, Fariz berusaha melindungi Ayu yang ketakutan dan histeris.
Massa lantas berusaha menarik kedua orang yang ketakutan itu ke luar mobil. Saat itulah ada yang merogoh kantongnya.
"Saya merasakan ada orang yang merogoh kantong saya. Saya berusaha menutup kantong saya, tapi tangan saya malah dipukuli. Saya pun pasrah, mereka mengambil ponsel saya. Saya juga mendengar ada yang berteriak 'Jupuken duite'," beber Fariz.
Massa berhasil menarik Fariz keluar, dan berusaha menyerangnya dengan membabi buta.
"Saya tidak tahu saya dipukul pakai tangan kosong atau kayu. Setahu saya sejak awal banyak dari mereka yang membawa kayu tanpa dipasang bendera," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ayudyah Eka Apsari, yang saat ini berstatus mahasiswi S2 Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan tekhnik industri mengatakan bahwa dirinya juga tak luput dari amukan massa.
Massa yang beringat memukuli perempuan itu di dalam mobil, pukulan mereka mengenai kepala, leher dan bahunya. Saat ia diseret keluarpun massa tetap memukulinya.
Akibat kejadian itu Ayu mengalami memar di tempurung otak dan trauma otot bagian bahu dan leher. Iapun sampai saat ini masih sering merasakan pusing.
Terlihat di bawah telinga kanannya masih membiru, ia pun tak bisa menoleh ke kanan gara-gara luka itu. Sedangkan Fariz mendapatkan luka jahit di punggung, punggung tangan, dan mulut bagian dalam.
Selain itu pelipis dan kelopak matanya masih terlihat lebam serta luka-luka juga terdapat di sekujur tubuhnya. (*)
Fariz Afristya (24) dan Ayudyah Eka Apsari (24), sudah mampu menceritakan kejadian yang mereka alami di hadapan wartawan, dengan didampingi oleh kedua orangtua mereka.
Meski demikian luka-luka, mereka belum sembuh benar, terlebih Ayudyah atau yang akrab disapa Ayu harus diantarkan dengan kursi roda.
Bahkan infus masih terpasang di tangannya, dan secara psikologis ia masih mengalami trauma akan kejadian mencekam yang ia alami.
Fariz menceritakan secara detil tahap demi tahap yang terjadi, ia melintas di Jalan Damai bermaksud untuk mengantarkan Ayu pulang, di mana sebelumnya mereka baru saja ke klinik hewan untuk memeriksakan kucing.
Semula, di lokasi kejadian Fariz yang duduk di bangku kemudi mobil Yaris miliknya melihat ada beberapa motor simpatisan kampanye melintas.
Tak berlangsung lama tiba-tiba gerombolan simpatisan dari partai tertentu memenuhi jalan.
"Hampir tiga perempat jalan mereka pakai untuk konvoi, bahkan saat itu ada beberapa motor yang melewati sisi kiri mobil saya. Saat itu saya berhenti tapi dari kanan tiba-tiba ada yang menggedor kaca mobil saya dan menyuruh saya meminggirkan mobil," ungkapnya, Rabu (25/11/2015).
Akan tetapi, perintah itu sulit dilaksanakan lantaran di sisi kiri mobil sudah penuh kendaraan yang berhenti.
Fariz lantas membuka jendela mobil dan bermaksud untuk menjelaskan bahwa ia tak bisa kemana-mana karena terjebak di tengah jalan.
"Pada saat saya membuka jendela tiba-tiba saya dipukul, padahal saya belum ngomong apa-apa. Pukulan itu mengenai pelipis kanan saya," tukasnya.
"Saya berusaha melindungi diri di dalam mobil tetapi teman-temannya berdatangan dan memukuli saya yang masih ada di dalam mobil," lanjut dia.
Tak berselang lama, kerumunan massa mulai bertindak brutal dengan berusaha memecahkan kaca depan mobil. Dalam keadaan yang tak terkendali itu, Fariz berusaha melindungi Ayu yang ketakutan dan histeris.
Massa lantas berusaha menarik kedua orang yang ketakutan itu ke luar mobil. Saat itulah ada yang merogoh kantongnya.
"Saya merasakan ada orang yang merogoh kantong saya. Saya berusaha menutup kantong saya, tapi tangan saya malah dipukuli. Saya pun pasrah, mereka mengambil ponsel saya. Saya juga mendengar ada yang berteriak 'Jupuken duite'," beber Fariz.
Massa berhasil menarik Fariz keluar, dan berusaha menyerangnya dengan membabi buta.
"Saya tidak tahu saya dipukul pakai tangan kosong atau kayu. Setahu saya sejak awal banyak dari mereka yang membawa kayu tanpa dipasang bendera," lanjutnya.
Dalam kesempatan itu, Ayudyah Eka Apsari, yang saat ini berstatus mahasiswi S2 Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan tekhnik industri mengatakan bahwa dirinya juga tak luput dari amukan massa.
Massa yang beringat memukuli perempuan itu di dalam mobil, pukulan mereka mengenai kepala, leher dan bahunya. Saat ia diseret keluarpun massa tetap memukulinya.
Akibat kejadian itu Ayu mengalami memar di tempurung otak dan trauma otot bagian bahu dan leher. Iapun sampai saat ini masih sering merasakan pusing.
Terlihat di bawah telinga kanannya masih membiru, ia pun tak bisa menoleh ke kanan gara-gara luka itu. Sedangkan Fariz mendapatkan luka jahit di punggung, punggung tangan, dan mulut bagian dalam.
Selain itu pelipis dan kelopak matanya masih terlihat lebam serta luka-luka juga terdapat di sekujur tubuhnya. (*)
sumur
Nah, masih ada simpatisan yang ngeles kalo pengemudi yaris yang cari gara2?
Orang pulang dari dokter hewan meriksa kucingnya kok.
Tu simpatisan mau digebuk pencinta kucing se tanah air apa?



0
3.9K
Kutip
35
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan