- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cara Polisi Redam Amukan Kader HMI: Nasi Bungkus!


TS
najwa.mata
Cara Polisi Redam Amukan Kader HMI: Nasi Bungkus!
Quote:
Cara Polisi Redam Amukan Kader HMI: Nasi Bungkus!
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 17:35 WIB

Polisi mengamankan seorang kader HMI saat terlibat bentrok di depan pintu masuk Pelabuhan Soekarno Hatta Pelindo IV, Makassar, 17 November 2015. Mereka memaksa masuk ke pelabuhan untuk diberangkatkan menuju Riau, tempat pelaksanaan Kongres HMI ke-29. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Pekanbaru - Kehadiran ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru membuat repot polisi. Hampir 2.000 mahasiswa dari seluruh cabang HMI di Indonesia masih telantar di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Untuk meredam kerusuhan, polisi akhirnya harus menyediakan nasi bungkus untuk mahasiswa yang terlantar.
"Sejak malam mereka tidak ada penginapan dan akomodasi, mereka kelaparan setelah melakukan perjalanan jauh," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Pekanbaru, Ajun Komisaris Besar Sugeng Putut Wicaksono, kepada Tempo, Minggu, 22 November 2015.
Menurut Putut, sejak tiba di Pekanbaru Sabtu malam, ribuan peserta kongres HMI tidak mendapat penginapan dan makan. Massa yang datang dalam kondisi kelaparan akhirnya mengamuk dan merusak fasilitas umum. Massa menghancurkan kaca Gedung Gelanggang Remaja, halte bus dan melakukan aksi bakar ban di badan jalan. Kerusuhan akhirnya diredam setelah polisi menyediakan nasi bungkus. "Malam tadi kami sediakan 2.500 bungkus," ujarnya.
Putut mengatakan, hingga kini polisi masih menanggung makan hampir 2.000 orang kader HMI terlantar ini. "Agar mereka tidak berbuat kerusuhan lagi," ujarnya.
Putut menjelaskan, hal ini terjadi lantaran ketidaksiapan panitia menyambut kedatangan ribuan kader HMI dari berbagai daerah. Namun persoalannya kata Putut, tidak ada kesepakatan antara panitia dengan rombongan yang telantar. Sebab rombongan yang saat ini berada di jalanan dianggap panitia sebagai rombongan liar yang tidak masuk dalam peserta inti kongres. "Panitia menyebutkan tidak ada pelayanan untuk rombongan liar," katanya.
Putut mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk penyediaan kebutuhan makanan kader HMI berikutnya. Sejauh ini polisi sudah memberikan 4.000 nasi bungkus untuk mereka. "Selanjutnya pemerintah daerah yang akan membantu," katanya.
Saat ini polisi masih berjaga di kawasan Purna MTQ Pekanbaru. Untuk sementara, ribuan kader HMI yang masih belum mendapat penginapan terpaksa bermalam di GOR Gelanggang Remaja Pekanbaru.
Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau hari ini menuai protes karena memakai duit Rp 3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk Kongres HMI bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 sebesar Rp 1,4 miliar.
RIYAN NOFITRA
MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 17:35 WIB

Polisi mengamankan seorang kader HMI saat terlibat bentrok di depan pintu masuk Pelabuhan Soekarno Hatta Pelindo IV, Makassar, 17 November 2015. Mereka memaksa masuk ke pelabuhan untuk diberangkatkan menuju Riau, tempat pelaksanaan Kongres HMI ke-29. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Pekanbaru - Kehadiran ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Pekanbaru membuat repot polisi. Hampir 2.000 mahasiswa dari seluruh cabang HMI di Indonesia masih telantar di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Untuk meredam kerusuhan, polisi akhirnya harus menyediakan nasi bungkus untuk mahasiswa yang terlantar.
"Sejak malam mereka tidak ada penginapan dan akomodasi, mereka kelaparan setelah melakukan perjalanan jauh," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Pekanbaru, Ajun Komisaris Besar Sugeng Putut Wicaksono, kepada Tempo, Minggu, 22 November 2015.
Menurut Putut, sejak tiba di Pekanbaru Sabtu malam, ribuan peserta kongres HMI tidak mendapat penginapan dan makan. Massa yang datang dalam kondisi kelaparan akhirnya mengamuk dan merusak fasilitas umum. Massa menghancurkan kaca Gedung Gelanggang Remaja, halte bus dan melakukan aksi bakar ban di badan jalan. Kerusuhan akhirnya diredam setelah polisi menyediakan nasi bungkus. "Malam tadi kami sediakan 2.500 bungkus," ujarnya.
Putut mengatakan, hingga kini polisi masih menanggung makan hampir 2.000 orang kader HMI terlantar ini. "Agar mereka tidak berbuat kerusuhan lagi," ujarnya.
Putut menjelaskan, hal ini terjadi lantaran ketidaksiapan panitia menyambut kedatangan ribuan kader HMI dari berbagai daerah. Namun persoalannya kata Putut, tidak ada kesepakatan antara panitia dengan rombongan yang telantar. Sebab rombongan yang saat ini berada di jalanan dianggap panitia sebagai rombongan liar yang tidak masuk dalam peserta inti kongres. "Panitia menyebutkan tidak ada pelayanan untuk rombongan liar," katanya.
Putut mengaku telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru untuk penyediaan kebutuhan makanan kader HMI berikutnya. Sejauh ini polisi sudah memberikan 4.000 nasi bungkus untuk mereka. "Selanjutnya pemerintah daerah yang akan membantu," katanya.
Saat ini polisi masih berjaga di kawasan Purna MTQ Pekanbaru. Untuk sementara, ribuan kader HMI yang masih belum mendapat penginapan terpaksa bermalam di GOR Gelanggang Remaja Pekanbaru.
Kongres HMI yang digelar di Pekanbaru, Riau hari ini menuai protes karena memakai duit Rp 3 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau. Alokasi dana dari bantuan sosial yang dikucurkan untuk Kongres HMI bahkan lebih besar dibanding anggaran pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau tahun 2015 sebesar Rp 1,4 miliar.
RIYAN NOFITRA
http://nasional.tempo.co/read/news/2...i-nasi-bungkus
Nasbung jawaban untuk semua masalah

0
4.3K
Kutip
59
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan