- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali


TS
haw210
[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali
Ali Imron dijatuhi hukuman seumur hidup karena peranannya dalam bom Bali 2002. Untuk kali pertama, keluarga korban bertatap muka dengan satu-satunya pelaku lingkaran dalam jaringan bom Bali yang masih hidup.
Kilas balik bom Bali 2002
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112012355.jpg)
Pada 12 Oktober 2002 malam, Ali Imron ikut mengemudikan Mitsubishi L-300 sarat bahan peledak ke arah Paddy's Pub dan Sari Club di Legian, Bali.
Tak lama kemudian, langit Pulau Dewata memerah, api berkobar bercampur asap hitam. Teriakan kesakitan, pekik minta tolong, dilengkapi lengkingan sirene. Bali dibom.
Ali Imron sama sekali tak cedera. Ia juga tak dieksekusi mati bersama "Trio Bom Bali" Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron alias Mukhlas -- yang berakhir di Bukit Nirbaya, Pulau Nusakambangan, pada 2008 lalu.
Namun, apa yang ia perbuat bersama komplotannya menewaskan 202 jiwa dan mencederai 209 lainnya. Bukan luka biasa. Kulit terkelupas, bagian tubuh terpisah, dan trauma yang sulit hilang.
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112012542.JPG)
Untuk kali pertamanya, keluarga korban Bom Bali dipertemukan langsung dan diberi kesempatan wawancara dengan seorang pelaku pengemboman yang masih hidup, yakni Ali Imron.
Pertemuan ini digagas dan direkam oleh TV SBS Australia. Tiga perwakilan keluarga korban yang bertemu langsung dengan Ali Imron, yaitu Nyoman Rencini yang kehilangan suaminya, Jan Laczynski warga Australia yang kehilangan lima sahabatnya, dan Ni Luh Erniati yang juga kehilangan suaminya.
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112012734.JPG)
Penyesalan Ali Imron
Atas perannya dalam Bom Bali I, Ali Imron "hanya" divonis penjara seumur hidup. Sebelumnya, ia diancam pasal hukuman mati, namun ia setuju untuk bekerja sama dengan polisi untuk membongkar jaringan kelompoknya.
Adik kandung Ali Gufron dan Amrozi itu bahkan menjalani program deradikalisasi untuk mengubah pemikirannya tentang jihad.
Meski mengaku tobat, Ali Imron mengaku banyak "tawaran" untuk melakukan pengeboman lagi. "Padahal saya berada dalam penjara, tapi ada saja tawaran untuk nyari bom," kata pria kelahiran 1979 itu.
Ali Imron mengaku telah meminta maaf kepada semua orang, terutama kepada korban dan keluarga mereka. "Semenjak saat itu saya tidak pernah bunuh orang lagi. Saya bukan monster."
Terkait peran dalam Bom Bali I, Ali Imron mengaku harus mematuhi perintah para pemimpinnya. "Saya hanya mematuhi perintah senior saya di Jemaah Islamiyah dan kakak saya Mukhlas," jelas Ali Imron.
Jika ia tidak tunduk pada perintah ia bisa dicap sebagai pengkhianat. "Korban dan keluarga korban benci saya, juga dengan bekas jaringan saya," kata Ali Imron dalam pertemuan itu. "Jadi, pada dasarnya saya menanggung beban yang paling besar."
Meminta maaf tak semudah memaafkan. Ketika Imron masuk ke ruangan, dia mengulurkan tangan ke Laczynski. Namun, jabat tangannya itu ditepis.
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112012931.JPG)
Laczynski menolak bersalaman dengan Ali Imron
"Tidak, terima kasih, saya tidak akan mau bersalaman dengan orang yang telah membunuh 5 teman saya dan 88 orang Australia," kata Laczynski.
"Apakah kamu sungguh-sungguh menyesal?" tanya Laczynski.
"Saya katakan saya telah meminta maaf kepada semua, terutama korban dan keluarganya," jawab Ali Imron. "Dan saya yakin, itu adalah jihad yang salah."
Berada seruangan dengan pelaku teroris yang menewaskan 5 rekannya sama sekali tak terbayang di benak Jan Laczynski.
"Saya pada dasarnya tidak sudi berada dalam satu ruangan bersama dia. Namun, pada waktu bersamaan, saya ingin tahu, kenapa ia membunuh teman-teman saya?" kata pria itu sebelum pertemuan.
"Dia setengah manusia, setengah binatang," kata Nyoman Rencini yang ditinggal mati suaminya dan harus membesarkan 3 anak sendirian.
"Beberapa teman menyarankan agar saya membawa pisau atau benda tajam untuk dihujamkan ke tubuhnya. Tapi saya tak mau melakukannya."
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112013057.JPG)
Dampak dari pertemuan
Keputusan bagi korban, saudara, atau teman korban untuk bertemu pelaku dari peristiwa traumatis, seperti Bom Bali, bukan hal yang mudah dan bisa menimbulkan dampak psikologis yang berbeda-beda.
Psikolog dari Universitas Queensland, Profesor Justin Kenardy, mengatakan bahwa dampaknya sangat banyak, tergantung apakah orang tersebut sudah memiliki kapasitas dan sumber daya untuk menangani emosi yang timbul karena pertemuan tersebut, atau sebaliknya.
"Jika seseorang benar-benar tertekan dan tidak benar-benar dalam kerangka berpikir yang benar, maka saya pikir ini adalah tindakan yang mungkin akan menjadi kontraproduktif," katanya.
Bagi korban, atau keluarga dan kerabatnya, bertemu pelaku tidaklah mudah. Bahkan, mungkin akan membawa efek psikologis yang cukup berat. Membangkitkan trauma.
"Ini bisa sangat berbahaya," demikian pernyataan lembaga Anxiety Australia. Sementara itu, psikolog dari University of Queensland, Justin Kenardy, mengatakan tergantung bagaimana kondisi keluarga menghadapi pelaku di depannya.
"Kalau korban atau keluarga dalam kondisi sangat tertekan atau alam pikirnya tidak dalam kondisi yang baik, pertemuan semacam itu tidak produkti," kata Justin Kenardy. "Ini malah menambah ketakutan, kebingungan, mempengaruhi bagaimana mereka memecahkan masalah yang selama ini mereka hadapi."
Tapi, buat sebagian orang, itu bisa berefek positif.
"Kalau korban atau kerabat selama ini telah mendapat cukup dukungan, telah dalam proses recovery yang cukup, dan bisa beradaptasi lebih baik, pertemuan ini akan bermanfaat," jelas dia.
Dan ini video nya
SUMUR
Kilas balik bom Bali 2002
![[ +Video ] Ketika Ali Imron Bertemu Langsung Dengan Keluarga Korban Bom Bali](https://s.kaskus.id/images/2015/11/12/7822056_20151112012355.jpg)
Pada 12 Oktober 2002 malam, Ali Imron ikut mengemudikan Mitsubishi L-300 sarat bahan peledak ke arah Paddy's Pub dan Sari Club di Legian, Bali.
Tak lama kemudian, langit Pulau Dewata memerah, api berkobar bercampur asap hitam. Teriakan kesakitan, pekik minta tolong, dilengkapi lengkingan sirene. Bali dibom.
Ali Imron sama sekali tak cedera. Ia juga tak dieksekusi mati bersama "Trio Bom Bali" Imam Samudra, Amrozi, dan Ali Ghufron alias Mukhlas -- yang berakhir di Bukit Nirbaya, Pulau Nusakambangan, pada 2008 lalu.
Namun, apa yang ia perbuat bersama komplotannya menewaskan 202 jiwa dan mencederai 209 lainnya. Bukan luka biasa. Kulit terkelupas, bagian tubuh terpisah, dan trauma yang sulit hilang.
Untuk kali pertamanya, keluarga korban Bom Bali dipertemukan langsung dan diberi kesempatan wawancara dengan seorang pelaku pengemboman yang masih hidup, yakni Ali Imron.
Pertemuan ini digagas dan direkam oleh TV SBS Australia. Tiga perwakilan keluarga korban yang bertemu langsung dengan Ali Imron, yaitu Nyoman Rencini yang kehilangan suaminya, Jan Laczynski warga Australia yang kehilangan lima sahabatnya, dan Ni Luh Erniati yang juga kehilangan suaminya.
“Saya juga ingin bercerita tentang keadaan saya sekarang. Biar dia juga tahu apa yang kita rasakan sekarang kan yah ... Kita juga ingin mendengar alasan beliau melakukan hal itu, dia perlu tahu dari kejadian itu apa dampaknya terhadap kita,” ujarnya.
Penyesalan Ali Imron
Atas perannya dalam Bom Bali I, Ali Imron "hanya" divonis penjara seumur hidup. Sebelumnya, ia diancam pasal hukuman mati, namun ia setuju untuk bekerja sama dengan polisi untuk membongkar jaringan kelompoknya.
Adik kandung Ali Gufron dan Amrozi itu bahkan menjalani program deradikalisasi untuk mengubah pemikirannya tentang jihad.
Meski mengaku tobat, Ali Imron mengaku banyak "tawaran" untuk melakukan pengeboman lagi. "Padahal saya berada dalam penjara, tapi ada saja tawaran untuk nyari bom," kata pria kelahiran 1979 itu.
"Saya tak mensyukuri kejadian bom di Bali," katanya kepada Dateline. Namun, "Saya bersyukur bahwa saya adalah salah satu pelaku yang telah sadar bahwa apa yang kami lakukan salah. Dan saya menyesal."
Ali Imron mengaku telah meminta maaf kepada semua orang, terutama kepada korban dan keluarga mereka. "Semenjak saat itu saya tidak pernah bunuh orang lagi. Saya bukan monster."
Terkait peran dalam Bom Bali I, Ali Imron mengaku harus mematuhi perintah para pemimpinnya. "Saya hanya mematuhi perintah senior saya di Jemaah Islamiyah dan kakak saya Mukhlas," jelas Ali Imron.
Jika ia tidak tunduk pada perintah ia bisa dicap sebagai pengkhianat. "Korban dan keluarga korban benci saya, juga dengan bekas jaringan saya," kata Ali Imron dalam pertemuan itu. "Jadi, pada dasarnya saya menanggung beban yang paling besar."
Meminta maaf tak semudah memaafkan. Ketika Imron masuk ke ruangan, dia mengulurkan tangan ke Laczynski. Namun, jabat tangannya itu ditepis.
Laczynski menolak bersalaman dengan Ali Imron
"Tidak, terima kasih, saya tidak akan mau bersalaman dengan orang yang telah membunuh 5 teman saya dan 88 orang Australia," kata Laczynski.
"Apakah kamu sungguh-sungguh menyesal?" tanya Laczynski.
"Saya katakan saya telah meminta maaf kepada semua, terutama korban dan keluarganya," jawab Ali Imron. "Dan saya yakin, itu adalah jihad yang salah."
Berada seruangan dengan pelaku teroris yang menewaskan 5 rekannya sama sekali tak terbayang di benak Jan Laczynski.
"Saya pada dasarnya tidak sudi berada dalam satu ruangan bersama dia. Namun, pada waktu bersamaan, saya ingin tahu, kenapa ia membunuh teman-teman saya?" kata pria itu sebelum pertemuan.
"Dia setengah manusia, setengah binatang," kata Nyoman Rencini yang ditinggal mati suaminya dan harus membesarkan 3 anak sendirian.
"Beberapa teman menyarankan agar saya membawa pisau atau benda tajam untuk dihujamkan ke tubuhnya. Tapi saya tak mau melakukannya."
Dampak dari pertemuan
Keputusan bagi korban, saudara, atau teman korban untuk bertemu pelaku dari peristiwa traumatis, seperti Bom Bali, bukan hal yang mudah dan bisa menimbulkan dampak psikologis yang berbeda-beda.
Psikolog dari Universitas Queensland, Profesor Justin Kenardy, mengatakan bahwa dampaknya sangat banyak, tergantung apakah orang tersebut sudah memiliki kapasitas dan sumber daya untuk menangani emosi yang timbul karena pertemuan tersebut, atau sebaliknya.
"Jika seseorang benar-benar tertekan dan tidak benar-benar dalam kerangka berpikir yang benar, maka saya pikir ini adalah tindakan yang mungkin akan menjadi kontraproduktif," katanya.
Bagi korban, atau keluarga dan kerabatnya, bertemu pelaku tidaklah mudah. Bahkan, mungkin akan membawa efek psikologis yang cukup berat. Membangkitkan trauma.
"Ini bisa sangat berbahaya," demikian pernyataan lembaga Anxiety Australia. Sementara itu, psikolog dari University of Queensland, Justin Kenardy, mengatakan tergantung bagaimana kondisi keluarga menghadapi pelaku di depannya.
"Kalau korban atau keluarga dalam kondisi sangat tertekan atau alam pikirnya tidak dalam kondisi yang baik, pertemuan semacam itu tidak produkti," kata Justin Kenardy. "Ini malah menambah ketakutan, kebingungan, mempengaruhi bagaimana mereka memecahkan masalah yang selama ini mereka hadapi."
Tapi, buat sebagian orang, itu bisa berefek positif.
"Kalau korban atau kerabat selama ini telah mendapat cukup dukungan, telah dalam proses recovery yang cukup, dan bisa beradaptasi lebih baik, pertemuan ini akan bermanfaat," jelas dia.
Dan ini video nya
Spoiler for :
SUMUR
Diubah oleh haw210 20-11-2015 09:13
0
5.8K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan