Ulah Ahok Bongkar Bangunan Berdampak Pencemaran Pasokan Air Baku

JAKARTA (Pos Kota) – Pembongkaran bangunan yang gencar dilakukan Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok berdampak pada pencemaran air baku. Pasalnya banyak dari warga yang sebelumnya tinggal di ibukota kini hijrah ke wilayah Jawa Barat, tepatnya di bantaran aliran Jatiluhur.

Menurut Lintong Hutasoit, Direktur Operasional Aetra, jumlah permukiman liar yang mencemari sungai pemasok air baku, dari Jatiluhur ke Jakarta sepanjang 70 kilometer jumlahnya makin banyak sejak Gubernur Ahok banyak membongkar bangunan liar di Jakarta.

“Sebagian penghuni berpindah ke Jawa Barat. Kami tidak bisa meminta kepada Pemda setempat untuk menertibkan bangunan liar tersebut. Tapi kami sudah berbuat maksimal antara lain mengeruk sampah sungai yang berasal dari hunian liar,” ujar Lintong pada acara media gathering yang diselenggarakan Aetra di salah satu hotel kawasan Menteng, Jakpus, Rabu (18/11/2015).

Tak ayal terganggunya pasokan air baku dari hulu Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat yang mengalir ke sungai, berdampak negatif pada distribusi air bersih yang dialirkan kepada pelanggan PT Aetra Air Jakarta di timur Jakarta. Kondisi diperparah oleh makin banyaknya hunian liar di sepanjang bantaran sungai tersebut yang diprediksi makin memperburuk kualitas dan kuantitas air.

Dalam kesempatan yang sama, pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo menambahkan bahwa tingkat pencemaran akibat kebocoran masih sangat tinggi. “Di negara maju, tingkat kebocoran yang bisa ditoleransi sebesar 15 persen, namun di tempat kita mencapai 40 persen. Butuh kepedulian pemerintah untuk meningkatkan kebersihan sungai sehingga suplai lancar dan airnya berkualitas tinggi,” ujar Agus.

Adapun dalam acara ini hadir vice president director, L. Bano Rangkuty menghadirikan pembicara antara lain Lintong Hutasoit (Direktur Operasional Aetra), Harry W. Sungguh (Direktur Pengelolaan Air Perum PJT II), dan pengamat Agus Pambagyo.(joko/ruh)

Sumur