- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(BEKASI LAGI!!!) Oknum Pendeta di Kota Bekasi Cabuli Jemaat Dibawah Umur


TS
freecala
(BEKASI LAGI!!!) Oknum Pendeta di Kota Bekasi Cabuli Jemaat Dibawah Umur
Oknum Pendeta di Kota Bekasi Hamili Jemaat Dibawah Umur
Quote:
Komisioner Bidang Pengaduan dan Hukum Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi, Rury Arief Rianto terkait dugaan adanya oknum pendeta di Gereja GPPS Filadelfia, Jalan Ampera, Durenjaya, Kota Bekasi berinisial DM yang menghamili jemaatnya yang masih dibawah umur mengatakan, pihaknya berencana hari ini mau mengunjungi korban CV (15) dan pihak keluarganya, Kamis (10/9/2015).
“Rencananya sore ini, kita KPAI Kota Bekasi mau mendatangi keluarga korban dirumahnya, ya termasuk si korbannya langsung kita akan tanyai,” ujar Rury Arief Rianto ketika dihubungi Beritaekspres.com melalui telepon selulernya, Kamis (10/9).
Rury menjelaskan, sebelumnya memang pihak keluarga korban sudah datang mengadukan dan sekaligus berkonsultasi mengenai persoalan yang menimpa korban CV yang kasusnya sendiri sebenarnya sudah dilaporkan ke Polda. Namun sampai sekarang belum ada juga perkembangan kasusnya. “Kasusnya sudah diaporkan ke Polda, tapi sampai sekarang sudah berjalan 2 bulan belum juga ada perkembangan dari penyidik,” katanya.
Pihak keluarga ini lanjut Rury resah, karena sampai sekarang oknum pendeta yang bersangkutan masih terus menghubungi korban melalui telepon ataupun SMS dengan kata-kata yang bisa mempengaruhi pikiran korban. “Jadi pihak keluarga ini sebenarnya bingung, karena sudah melaporkan kasus ke polisi, karena mereka tidak terima dengan perbuatan si pendeta DM, tapi tidak ada perkembangan. Ironisnya, yang bersangkutan seperti orang tidak bersalah atau berdosa dan masih berani menghubungi si korban dengan kata-kata kurang pantas untuk anak se-usianya,” terang Rury.
Masih kata Rury, korban ini merupakan anak yatim yang sudah tidak ada bapaknya tinggal bersama ibunya. Kalau bapaknya masih ada, mungkin sudah lain ceritanya. “Korban ini anak yatim sudah tidak ada bapaknya lagi, jadi memang keluarganya tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya membuat laporan polisi dan menunggu perkembangannya. Ketika perkembangan itu tidak ada, ya.. pihak keluarga hanya bisa diam, karena mereka sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi,” imbuhnya.
Rury melanjutkan, persoalan ini akan kita dalami melalui keterangan korban dan keluarganya dan bukti-bukti foto ketika berada dalam kamar hotel serta bukti SMS. Karena keadaan korban sendiri kasian sampai putus sekolah. “Si anak sendiri ternyata sudah dikeluarkan dari sekolah sejak bulan Agustus kemarin, setelah pihak sekolah mengetahui persoalan ini dan ini jelas sudah merusak masa depan si anak itu sendiri,” tegasnya.
Ditegaskan Rury, dalam persoalan ini tidak ada cerita suka sama suka, karena usia si anak masih diawah umur belum kategori dewasa yang pikirannya masih anak-anak dan masih dalam pengawasan orang tua. “Ngak ada cerita suka sama suka dalam persoalan ini, jika memang terbukti, kita minta kepada pihak kepolisian segera menangkap dan memproses pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan kita KPAI Kota Bekasi akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas,” tandasnya.
Sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial CV (15) mengaku telah menjadi korban persetubuhan hingga berjalan selama 2 tahun. Al-hasil dari hubungan terlarang tersebut, korban akhirnya melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Ironisnya, sang pelaku diketahui adalah salah seorang tokoh agama berinisial DM (57) seorang pendeta di Gereja GPPS Filadelfia, Jalan Ampera, Durenjaya, Kota Bekasi.Tak hanya itu, DM pun diketahui telah berkeluarga dan memiliki 2 orang cucu.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Beritaekspres.com, hubungan mereka bisa terjadi karena korban adalah seorang jemaat, yang setiap minggunya dibimbing kerohaniannya oleh pelaku. Memanfaatkan situasi itu, pelaku pun diam-diam mulai sering berkomunikasi melalui SMS (Short Message Service) dengan bahasa merayu dan memancing – mancing korban yang akhirnya nafsu pun terlempiaskan terhadap korban yang masih dibawah umur.
“Rencananya sore ini, kita KPAI Kota Bekasi mau mendatangi keluarga korban dirumahnya, ya termasuk si korbannya langsung kita akan tanyai,” ujar Rury Arief Rianto ketika dihubungi Beritaekspres.com melalui telepon selulernya, Kamis (10/9).
Rury menjelaskan, sebelumnya memang pihak keluarga korban sudah datang mengadukan dan sekaligus berkonsultasi mengenai persoalan yang menimpa korban CV yang kasusnya sendiri sebenarnya sudah dilaporkan ke Polda. Namun sampai sekarang belum ada juga perkembangan kasusnya. “Kasusnya sudah diaporkan ke Polda, tapi sampai sekarang sudah berjalan 2 bulan belum juga ada perkembangan dari penyidik,” katanya.
Pihak keluarga ini lanjut Rury resah, karena sampai sekarang oknum pendeta yang bersangkutan masih terus menghubungi korban melalui telepon ataupun SMS dengan kata-kata yang bisa mempengaruhi pikiran korban. “Jadi pihak keluarga ini sebenarnya bingung, karena sudah melaporkan kasus ke polisi, karena mereka tidak terima dengan perbuatan si pendeta DM, tapi tidak ada perkembangan. Ironisnya, yang bersangkutan seperti orang tidak bersalah atau berdosa dan masih berani menghubungi si korban dengan kata-kata kurang pantas untuk anak se-usianya,” terang Rury.
Masih kata Rury, korban ini merupakan anak yatim yang sudah tidak ada bapaknya tinggal bersama ibunya. Kalau bapaknya masih ada, mungkin sudah lain ceritanya. “Korban ini anak yatim sudah tidak ada bapaknya lagi, jadi memang keluarganya tidak bisa berbuat banyak kecuali hanya membuat laporan polisi dan menunggu perkembangannya. Ketika perkembangan itu tidak ada, ya.. pihak keluarga hanya bisa diam, karena mereka sendiri tidak tahu apa yang harus dilakukan lagi,” imbuhnya.
Rury melanjutkan, persoalan ini akan kita dalami melalui keterangan korban dan keluarganya dan bukti-bukti foto ketika berada dalam kamar hotel serta bukti SMS. Karena keadaan korban sendiri kasian sampai putus sekolah. “Si anak sendiri ternyata sudah dikeluarkan dari sekolah sejak bulan Agustus kemarin, setelah pihak sekolah mengetahui persoalan ini dan ini jelas sudah merusak masa depan si anak itu sendiri,” tegasnya.
Ditegaskan Rury, dalam persoalan ini tidak ada cerita suka sama suka, karena usia si anak masih diawah umur belum kategori dewasa yang pikirannya masih anak-anak dan masih dalam pengawasan orang tua. “Ngak ada cerita suka sama suka dalam persoalan ini, jika memang terbukti, kita minta kepada pihak kepolisian segera menangkap dan memproses pelaku sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan kita KPAI Kota Bekasi akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas,” tandasnya.
Sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial CV (15) mengaku telah menjadi korban persetubuhan hingga berjalan selama 2 tahun. Al-hasil dari hubungan terlarang tersebut, korban akhirnya melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki. Ironisnya, sang pelaku diketahui adalah salah seorang tokoh agama berinisial DM (57) seorang pendeta di Gereja GPPS Filadelfia, Jalan Ampera, Durenjaya, Kota Bekasi.Tak hanya itu, DM pun diketahui telah berkeluarga dan memiliki 2 orang cucu.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Beritaekspres.com, hubungan mereka bisa terjadi karena korban adalah seorang jemaat, yang setiap minggunya dibimbing kerohaniannya oleh pelaku. Memanfaatkan situasi itu, pelaku pun diam-diam mulai sering berkomunikasi melalui SMS (Short Message Service) dengan bahasa merayu dan memancing – mancing korban yang akhirnya nafsu pun terlempiaskan terhadap korban yang masih dibawah umur.
SUMBER
Quote:
UPDATE BERITA
Alasan Perintah Tuhan, Endang Retno Nyaris Jadi Korban Nafsu Sang Pendeta GPPS Filadelfia Bekasi
Quote:
Endang Retno Ningrum (35) warga Perumahan Pondok Timur Indah, Jatimulya Bekasi merupakan jemaat satu Gereja di GPPS Filadefia yang berlokasi di Jalan Ampera, Durenjaya, Kota Bekasi bersama korban CV (15) yang hamil hingga melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki yang kini diadopsi warga Surabaya, Jawa Timur bernama Sri Supratini, dimana tempat korban CV diasingkan oleh sang pendeta bernama Djoko Martanto (DM) untuk menyembunyikan kelakuan bejatnya, Sabtu (12/9/2015).
Kepada Beritaekspres.com, Endang menceritakan dirinya nyaris jadi korban nafsu bejat sang pendeta Djoko Martanto (56) disetiap kegiatan Gereja. Pelaku selalu mencoba merayu dengan kata-kata mesra dan memancing dirinya melalui telepon ataupun melalui pesan singkat atau SMS. “Bahasa SMSnya sama kata-katanya dengan yang dia kirim ke CV dan selalu beralasan perintah Tuhan dan Tuhan selalu merestui,” ujarnya ketika disambangi Beritaekspres.com bersama Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi, Rury Arief Rianto dirumahnya, Sabtu (12/9).
Endang yang didampingi suaminya, Teddy (39) melanjutkan, ketika SMS tidak pernah ditanggapi, sang pendeta pun mulai meningkatkan reaksinya pada 23 Agustus 2015 nekat mencoba mengelus pipinya dengan tangan ketika tengah melakukan doa. “Memang berdoa itu saya tidak sendiri, ada beberapa jemaat lainnya, tapi mereka tidak melihat, karena memang kami diajarkan pendeta ketika melakukan berdoa mata harus terpejam supaya khusu agar pikiran tidak terganggu. Namun, hal tersebut dimanfaatkannya untuk mencoba mengelus pipi saya dan saya pun jadi risih,” terangnya.
Usai melakukan doa sambungnya, saya pun mencoba menegor sang pendeta, namun pendeta malah marah-marah dengan kata-kata yang menakut-nakuti bahwa itu perintah Tuhan, kalau tidak dituruti maka saya dan suami akan celaka. “Ini perintah Tuhan kamu tidak usah protes atau menolak dan hal seperti ini tidak usah kamu bilang kepada siapa-siapa, termasuk suami kamu. Ada hal-hal yang perlu disampaikan dan ada juga hal yang tidak perlu disampaikan seperti hal ini, karena ini merupakan perintah dari Tuhan,” kata Endang menirukan kata-kata sang pendeta Djoko Martanto.
Masih kata Endang, pada hari berikutnya, hal yang sama pun ketika tengah berdoa dilakukan lagi oleh pendeta Djoko Martanto dengan mengelus pipi dan dagunya. Namun hal tersebut langsung ditepis dengan tangannya. “Setelah saya tegor gitu, besoknya dia lakukan lagi, akhirnya saya tepis dengan tangan saya dan melaporkannya kepada suami dirumah, bahwa saya sudah tidak mau lagi mengikuti segala kegiatan Gereja Djoko Martanto, suami saya pun kaget dan tidak terima yang akhirnya menelepon dia malah disumpah-sumpahi biar celaka dan jadi susah,” tandasnya.
Ditambahkan suaminya Teddy, bahwa dirinya sangat kecewa dengan sikap dan kelakuan pendeta Djoko Martanto dengan berbuat asusila dan bahkan sudah ada korban anak dibawah umur yang kehilangan keperawanannya ketika itu masih berusia 12 tahun hingga hamil dan melahirkan dan kelakuan itu dianggap sebagai perintah Tuhan. “Saya yang bodoh seperti ini juga ngerti, mana ada perintah Tuhan yang menyuruh merusak anak orang, merusak masa depan orang dan merusak harapan orang tua korban dan sekarang mau merusak istri orang,” tegasnya dengan nada kesal dihadapan Komisioner KPAI Kota Bekasi, Rury Arief Rianto.
Sebenarnya lanjut Teddy, kelakuan bejat pendeta Djoko Martanto ini sudah lama saya dengar, namun semua tertutup dan disebunyikan tidak mencuat keluar, sehingga kita masih tidak percaya akan kabar tersebut, tapi setelah kejadian korban CV dan istri saya sendiri jujur saya kaget. “Sebenarnya pendeta Djoko Martanto ini sudah diberhetikan atau dicabut oleh persatuan Gereja GPPS Filahdelfia yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur, namun istrinya memohon minta diberikan kesempatan lagi, tapi kenyataannya malah tambah parah bahkan jatuh korban,” ungkapnya.
Menurut Teddy, pengekrutan tim doa dan segala kegiatan Gereja yang hampir setiap hari itu dari pagi sampai sore itu hanya alasan sang pendeta untuk selalu bertemu dengan jemaat yang tergabung dalam tim doa. “Kalau jemaat itu jumlahnya memang puluhan dibawah 100 lah, tapi kalau untuk tim doanya itu hanya ada 4 orang yang dipilih dia untuk menjadi mangsa hawa nafsu bejatnya. Tim doa setiap hari dia suruh datang dengan berbagai alasan dari pagi sampai sore dengan berbagai macam alasan dan membawa nama-nama Tuhan,” katanya.
Kalau saya bilang tambah Teddy, kegiatan dan pengekrutan di Gereja yang dilakukan pendeta Djoko Martanto itu hanya alasan dan termasuk bahasa perintah Tuhan itu untuk melacarkan hawa nafsu bejatnya. “Jelas saya emosi karena selama ini urusan genteng gereja dan rumanya, kalau bocor saya juga yang bantu dan turun tangan naik ngebenerinnya dan sekarang malah istri saya yang mau digarap dia dengan alasan perintah Tuhan. Saya berharap untuk kasus CV ini pihak kepolisian segera tangkap dan proses pelaku karena sudah tidak benar lagi dan alias sudah tidak bermoral lagi kecuali moral bejat dan merusak agama,” pungkasnya.
Kepada Beritaekspres.com, Endang menceritakan dirinya nyaris jadi korban nafsu bejat sang pendeta Djoko Martanto (56) disetiap kegiatan Gereja. Pelaku selalu mencoba merayu dengan kata-kata mesra dan memancing dirinya melalui telepon ataupun melalui pesan singkat atau SMS. “Bahasa SMSnya sama kata-katanya dengan yang dia kirim ke CV dan selalu beralasan perintah Tuhan dan Tuhan selalu merestui,” ujarnya ketika disambangi Beritaekspres.com bersama Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi, Rury Arief Rianto dirumahnya, Sabtu (12/9).
Endang yang didampingi suaminya, Teddy (39) melanjutkan, ketika SMS tidak pernah ditanggapi, sang pendeta pun mulai meningkatkan reaksinya pada 23 Agustus 2015 nekat mencoba mengelus pipinya dengan tangan ketika tengah melakukan doa. “Memang berdoa itu saya tidak sendiri, ada beberapa jemaat lainnya, tapi mereka tidak melihat, karena memang kami diajarkan pendeta ketika melakukan berdoa mata harus terpejam supaya khusu agar pikiran tidak terganggu. Namun, hal tersebut dimanfaatkannya untuk mencoba mengelus pipi saya dan saya pun jadi risih,” terangnya.
Usai melakukan doa sambungnya, saya pun mencoba menegor sang pendeta, namun pendeta malah marah-marah dengan kata-kata yang menakut-nakuti bahwa itu perintah Tuhan, kalau tidak dituruti maka saya dan suami akan celaka. “Ini perintah Tuhan kamu tidak usah protes atau menolak dan hal seperti ini tidak usah kamu bilang kepada siapa-siapa, termasuk suami kamu. Ada hal-hal yang perlu disampaikan dan ada juga hal yang tidak perlu disampaikan seperti hal ini, karena ini merupakan perintah dari Tuhan,” kata Endang menirukan kata-kata sang pendeta Djoko Martanto.
Masih kata Endang, pada hari berikutnya, hal yang sama pun ketika tengah berdoa dilakukan lagi oleh pendeta Djoko Martanto dengan mengelus pipi dan dagunya. Namun hal tersebut langsung ditepis dengan tangannya. “Setelah saya tegor gitu, besoknya dia lakukan lagi, akhirnya saya tepis dengan tangan saya dan melaporkannya kepada suami dirumah, bahwa saya sudah tidak mau lagi mengikuti segala kegiatan Gereja Djoko Martanto, suami saya pun kaget dan tidak terima yang akhirnya menelepon dia malah disumpah-sumpahi biar celaka dan jadi susah,” tandasnya.
Ditambahkan suaminya Teddy, bahwa dirinya sangat kecewa dengan sikap dan kelakuan pendeta Djoko Martanto dengan berbuat asusila dan bahkan sudah ada korban anak dibawah umur yang kehilangan keperawanannya ketika itu masih berusia 12 tahun hingga hamil dan melahirkan dan kelakuan itu dianggap sebagai perintah Tuhan. “Saya yang bodoh seperti ini juga ngerti, mana ada perintah Tuhan yang menyuruh merusak anak orang, merusak masa depan orang dan merusak harapan orang tua korban dan sekarang mau merusak istri orang,” tegasnya dengan nada kesal dihadapan Komisioner KPAI Kota Bekasi, Rury Arief Rianto.
Sebenarnya lanjut Teddy, kelakuan bejat pendeta Djoko Martanto ini sudah lama saya dengar, namun semua tertutup dan disebunyikan tidak mencuat keluar, sehingga kita masih tidak percaya akan kabar tersebut, tapi setelah kejadian korban CV dan istri saya sendiri jujur saya kaget. “Sebenarnya pendeta Djoko Martanto ini sudah diberhetikan atau dicabut oleh persatuan Gereja GPPS Filahdelfia yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur, namun istrinya memohon minta diberikan kesempatan lagi, tapi kenyataannya malah tambah parah bahkan jatuh korban,” ungkapnya.
Menurut Teddy, pengekrutan tim doa dan segala kegiatan Gereja yang hampir setiap hari itu dari pagi sampai sore itu hanya alasan sang pendeta untuk selalu bertemu dengan jemaat yang tergabung dalam tim doa. “Kalau jemaat itu jumlahnya memang puluhan dibawah 100 lah, tapi kalau untuk tim doanya itu hanya ada 4 orang yang dipilih dia untuk menjadi mangsa hawa nafsu bejatnya. Tim doa setiap hari dia suruh datang dengan berbagai alasan dari pagi sampai sore dengan berbagai macam alasan dan membawa nama-nama Tuhan,” katanya.
Kalau saya bilang tambah Teddy, kegiatan dan pengekrutan di Gereja yang dilakukan pendeta Djoko Martanto itu hanya alasan dan termasuk bahasa perintah Tuhan itu untuk melacarkan hawa nafsu bejatnya. “Jelas saya emosi karena selama ini urusan genteng gereja dan rumanya, kalau bocor saya juga yang bantu dan turun tangan naik ngebenerinnya dan sekarang malah istri saya yang mau digarap dia dengan alasan perintah Tuhan. Saya berharap untuk kasus CV ini pihak kepolisian segera tangkap dan proses pelaku karena sudah tidak benar lagi dan alias sudah tidak bermoral lagi kecuali moral bejat dan merusak agama,” pungkasnya.
SUMBER
Pasca Pemberitaan Rumah Pendeta GPPS Filadelfia Bekasi Djoko Martanto Sepi dan Tertutup Rapat
Quote:
Pasca pemberitaan rumah kediaman pendeta Djoko Martanto (DM) yang berlokasi tak jauh dari Gereja GPPS Filadelfia di Jalan Ampera, Kelurahan Durenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi tertutup rapat, meski terlihat ada sebuah mobil yang terparkir dan suara AC menyala serta diiringi suara gonggongan anjing dari dalam rumah, ketika Komisioner Bidang Pengaduan dan Advokasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kota Bekasi, Rury Arief Rianto mengunjungi rumah sang pendeta yang kini menjadi hangat dipemberitaan media, namun tampaknya pemilik rumah tak bersedia membukkan pintu, Sabtu (12/9/2015).
“Kita kesini sebenarnya mau melihat kondisi dan keadaan Gereja, dimana tempat DM selama ini memberikan pelajaran dan bimbingan kerohanian kepada para Jemaatnya, karena kebetulan tempat tinggal DM bersebelahan dengan Gereja, ya kita sekalian, tapi sepertinya kedatangan kita tidak diterima juga,” ujar Rury Arief Rianto kepada Beritaekspres.com, Sabtu (12/9).
Kenapa tidak diterima lanjut Rury, karena kalau kita lihat situasinya seperti ada orang didalam rumah, karena ada mobil terparkir, ACnya menyala kalau rumah kosongkan pada umumnya ACnya dimatikan dan terlihat sekali-kali seperti ada yang mengintip dari atas loteng rumah, tapi tidak mau membuka pintu. “Saya yakin ada orang didalam rumah, tapi ya itu hak mereka tidak mau menerima kedatangan kita dan kita tidak berhak juga memaksa mereka untuk menerima atau membukakan pintu,” jelas Rury.
Namun demikian sambunya, kedatangannya atas nama KPAI Kota Bekasi tidak ada bermaksud apa-apa, kecuali hanya melakukan konfimasi terkait adanya pengaduan dari pihak keluarga korban CV (15) yang mengaku telah menjadi korban kejahatan seksual oleh DM. “Teman-teman media juga kan butuh berita berimbangan, termasuk KPAI juga butuh mengklarifikasi tentang kebenaran laporan keluarga CV, kalau memang yang bersangkutan tidak merasa bersalah, ya seharusnya kita diterima dong dan silahkan berikan keterangan juga kepada awak media yang kebetulan ketemu dilokasi yang sama,” tegasnya.
Rury menjelaskan, sebelum sampai di Gereja dan kediaman DM, terlebih dahulu dirinya mendatangi kediaman rumah Endang Retno Ningrum di Komplek Perumahan Pondok Timur Indah Bekasi yang didapatinya dari informasi bahwa yang bersangkutan juga hampir menjadi korban DM. “Sebelumnya tadi juga kita menghampiri kediaman Endang dulu yang menurut informasi nyaris jadi korban DM dan ternyata awak media juga mendapat informasi yang sama, sehingga bisa bertemu lah dibeberapa lokasi dan tujuan yang sama,” ungkapnya.
Masih kata Rury, keberadaan para awak media juga hak mereka untuk mendapatkan informasi dan kebenarannya, namun mereka sendiri juga sulit untuk mendapatkan keterangan berimbang dari pemberitaan yang mereka dapatkan terkait kasus dugaan kejahatan seksual terhadap anak ini. “Kita juga KPAI Kota Bekasi memberikan apresiasi kepada para awak media yang cepat tangap dalam menyikapi persoalan anak di Kota Bekasi. Artinya, mereka turut perduli dan kita KPAI Kota Bekasi juga mendukung agar persoalan-persoalan ini bisa menjadi perhatian bagi para orang tua untuk tetap menjaga dan mengawasi anak mereka,” paparnya.
Ditambahkan Rury, pihaknya akan terus memantau dan mendorong kasus DM ini agar bisa diselesaikan secara hukum jika memang nantinya yang bersangkutan terbukti dengan perbuatannya. “Kita akan terus pantau dan kawal persoalan ini, karena dengan ditemukan korban lain seperti Endang biarpun belum sempat terjadi karena dia menolak keras rayuan DM, tapi kita jadi timbul peikiran jangan-jangan ada korban lain yang belum berani terbuka dan kita berharap kalau memang ada silahkan datang ke KPAI Kota Bekasi yang berada di kantor Pemda Kota Bekasi Gedung Baru Lantai 5,” tandasnya.
“Kita kesini sebenarnya mau melihat kondisi dan keadaan Gereja, dimana tempat DM selama ini memberikan pelajaran dan bimbingan kerohanian kepada para Jemaatnya, karena kebetulan tempat tinggal DM bersebelahan dengan Gereja, ya kita sekalian, tapi sepertinya kedatangan kita tidak diterima juga,” ujar Rury Arief Rianto kepada Beritaekspres.com, Sabtu (12/9).
Kenapa tidak diterima lanjut Rury, karena kalau kita lihat situasinya seperti ada orang didalam rumah, karena ada mobil terparkir, ACnya menyala kalau rumah kosongkan pada umumnya ACnya dimatikan dan terlihat sekali-kali seperti ada yang mengintip dari atas loteng rumah, tapi tidak mau membuka pintu. “Saya yakin ada orang didalam rumah, tapi ya itu hak mereka tidak mau menerima kedatangan kita dan kita tidak berhak juga memaksa mereka untuk menerima atau membukakan pintu,” jelas Rury.
Namun demikian sambunya, kedatangannya atas nama KPAI Kota Bekasi tidak ada bermaksud apa-apa, kecuali hanya melakukan konfimasi terkait adanya pengaduan dari pihak keluarga korban CV (15) yang mengaku telah menjadi korban kejahatan seksual oleh DM. “Teman-teman media juga kan butuh berita berimbangan, termasuk KPAI juga butuh mengklarifikasi tentang kebenaran laporan keluarga CV, kalau memang yang bersangkutan tidak merasa bersalah, ya seharusnya kita diterima dong dan silahkan berikan keterangan juga kepada awak media yang kebetulan ketemu dilokasi yang sama,” tegasnya.
Rury menjelaskan, sebelum sampai di Gereja dan kediaman DM, terlebih dahulu dirinya mendatangi kediaman rumah Endang Retno Ningrum di Komplek Perumahan Pondok Timur Indah Bekasi yang didapatinya dari informasi bahwa yang bersangkutan juga hampir menjadi korban DM. “Sebelumnya tadi juga kita menghampiri kediaman Endang dulu yang menurut informasi nyaris jadi korban DM dan ternyata awak media juga mendapat informasi yang sama, sehingga bisa bertemu lah dibeberapa lokasi dan tujuan yang sama,” ungkapnya.
Masih kata Rury, keberadaan para awak media juga hak mereka untuk mendapatkan informasi dan kebenarannya, namun mereka sendiri juga sulit untuk mendapatkan keterangan berimbang dari pemberitaan yang mereka dapatkan terkait kasus dugaan kejahatan seksual terhadap anak ini. “Kita juga KPAI Kota Bekasi memberikan apresiasi kepada para awak media yang cepat tangap dalam menyikapi persoalan anak di Kota Bekasi. Artinya, mereka turut perduli dan kita KPAI Kota Bekasi juga mendukung agar persoalan-persoalan ini bisa menjadi perhatian bagi para orang tua untuk tetap menjaga dan mengawasi anak mereka,” paparnya.
Ditambahkan Rury, pihaknya akan terus memantau dan mendorong kasus DM ini agar bisa diselesaikan secara hukum jika memang nantinya yang bersangkutan terbukti dengan perbuatannya. “Kita akan terus pantau dan kawal persoalan ini, karena dengan ditemukan korban lain seperti Endang biarpun belum sempat terjadi karena dia menolak keras rayuan DM, tapi kita jadi timbul peikiran jangan-jangan ada korban lain yang belum berani terbuka dan kita berharap kalau memang ada silahkan datang ke KPAI Kota Bekasi yang berada di kantor Pemda Kota Bekasi Gedung Baru Lantai 5,” tandasnya.
[URL="SUMBER"]http://www.beritaekspres.com/2015/09/12/pasca-pemberitaan-rumah-pendeta-gpps-filadelfia-bekasi-djoko-martanto-sepi-dan-tertutup-rapat
Transkrip SMS si Binatang
Quote:

Diubah oleh freecala 14-09-2015 09:28
0
6.5K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan