- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bandung Smart City Masuk 6 Kota Terbaik Dunia (Apa itu Smart City?)


TS
kandang.naga
Bandung Smart City Masuk 6 Kota Terbaik Dunia (Apa itu Smart City?)
Quote:

Thanks to :Mimin, KASKUS.Officer, Momod (all room), dan KASKUSer sedunia^^
Quote:

Spoiler for Bandung Smart City:
Terlepas dari segala kekurangannya, Bandung, sebagai ibu kota Jawa Barat, khususnya bagi warga Bandung, umumnya masyarakat di Jawa Barat patut bangga dan bersyukur seraya terus menjaga kotanya dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Ridwan Kamil sebagai berikut : "Bandung masih banyak PR (Pekerjaan Rumah), karenanya mari terus bersemangat mencicil inovasi-inovasi."
Quote:
Ridwan Kamil Pamer Bandung Masuk 6 Kota Terbaik Dunia

Quote:
Kota Bandung mengalahkan DKI Jakarta dalam hal pelaksanaan program Smart City dengan mewakili Indonesia di ajang World Smart City Awards 2015.
Melalui akun Instagram resminya yang diakses pada Rabu, 18 November 2015, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan kabar kota yang dipimpinnya menjadi satu dari enam kota sebagai kota terbaik di seluruh dunia. Smart City Expo World Congress menilai kota-kota itu dari segi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kehidupan masyarakat.
"Alhamdulillah, Bandung mewakili Indonesia masuk 6 besar inovasi Smart City dari puluhan kota dunia yang diobservasi,"tulis Emil, sapaannya, di akun @ridwankamil.
Selain Bandung, lima kota lain yang menjadi nominasi adalah Buenos Aires (Argentina), Curitiba (Brazil), Dubai (Uni Emirat Arab), Moskow (Rusia), dan Peterborough (Inggris).
Selengkapnya : Source of News
Melalui akun Instagram resminya yang diakses pada Rabu, 18 November 2015, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyampaikan kabar kota yang dipimpinnya menjadi satu dari enam kota sebagai kota terbaik di seluruh dunia. Smart City Expo World Congress menilai kota-kota itu dari segi pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kehidupan masyarakat.
"Alhamdulillah, Bandung mewakili Indonesia masuk 6 besar inovasi Smart City dari puluhan kota dunia yang diobservasi,"tulis Emil, sapaannya, di akun @ridwankamil.
Selain Bandung, lima kota lain yang menjadi nominasi adalah Buenos Aires (Argentina), Curitiba (Brazil), Dubai (Uni Emirat Arab), Moskow (Rusia), dan Peterborough (Inggris).
Selengkapnya : Source of News
Quote:
Apa itu Smart City? Seperti inikah.....?
Ruas jalan tampak padat. Mobil, motor maupun bus kota berjalan merayap. Untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama, kemacetan perlahan terurai. Itu karena sensor yang terpasang di area tersebut memerintahkan lampu lalu lintas menyala hijau lebih lama.
Demikian kira-kira salah satu contoh implementasi smart city yang digambarkan penggiat smart city dari Institut Teknologi bandung (ITB) Suhono Harso Supangkat.
"Misalnya ada tempat yang kotor, terdeteksi sensor kekotoran. Kemudian ada vacum cleaner datang sendiri membersihkan. Jadi seperti itu, machine to machine, komunikasi antara sensor yang satu dengan actuator untuk menjalankan peran seperti itu," ujarnya memberi contoh lain.
Secara keseluruhan, teknologi smart city melibatkan lima elemen. Disebutkan Suhono, selain sensor pintar dan komunikasi machine to machine, teknologi smart city juga melibatkan cloud computing, social media dan GIS (Geographical Information System).
Diakui pria berkacamata ini, masih terlalu jauh jika membicarakan elemen machine to machine. Namun setidaknya, ketika smart city diimplementasikan di Indonesia, warga sebuah kota bisa mendapat akses informasi lebih cepat untuk menunjang aktvitas sehari-hari mereka.
Misalnya saja, warga sebuah kota bisa memantau kondisi kemacetan jalan, kondisi cuaca, ketersediaan tempat parkir, rekomendasi rute alternatif dan lain-lain. Seluruh informasi diperoleh secara real-time dan mudah.
Nah, semua informasi ini tentu saja dikumpulkan dari sensor pintar terintegrasi yang terpasang di setiap sudut kota. Data ini dianalisa dengan aplikasi cerdas, lantas disajikan melalui aplikasi yang bisa diakses melalui beragam gadget.
Source of News
Demikian kira-kira salah satu contoh implementasi smart city yang digambarkan penggiat smart city dari Institut Teknologi bandung (ITB) Suhono Harso Supangkat.
"Misalnya ada tempat yang kotor, terdeteksi sensor kekotoran. Kemudian ada vacum cleaner datang sendiri membersihkan. Jadi seperti itu, machine to machine, komunikasi antara sensor yang satu dengan actuator untuk menjalankan peran seperti itu," ujarnya memberi contoh lain.
Secara keseluruhan, teknologi smart city melibatkan lima elemen. Disebutkan Suhono, selain sensor pintar dan komunikasi machine to machine, teknologi smart city juga melibatkan cloud computing, social media dan GIS (Geographical Information System).
Diakui pria berkacamata ini, masih terlalu jauh jika membicarakan elemen machine to machine. Namun setidaknya, ketika smart city diimplementasikan di Indonesia, warga sebuah kota bisa mendapat akses informasi lebih cepat untuk menunjang aktvitas sehari-hari mereka.
Misalnya saja, warga sebuah kota bisa memantau kondisi kemacetan jalan, kondisi cuaca, ketersediaan tempat parkir, rekomendasi rute alternatif dan lain-lain. Seluruh informasi diperoleh secara real-time dan mudah.
Nah, semua informasi ini tentu saja dikumpulkan dari sensor pintar terintegrasi yang terpasang di setiap sudut kota. Data ini dianalisa dengan aplikasi cerdas, lantas disajikan melalui aplikasi yang bisa diakses melalui beragam gadget.
Source of News
Quote:

Bandung Command Center (BCC)

Ridwan Kamil menguji coba Bandung Command Center

Selengkapnya tentang Bandung Command Center
Quote:
YAKIN LO TAHU APA ITU SMART CITY?
Quote:
“Cities have the capability of providing something for everybody, only because, and only when, they are created by everybody.”
― Jane Jacobs, The Death and Life of Great American Cities
― Jane Jacobs, The Death and Life of Great American Cities
Smart city itu udah jadi buzzword sekarang: semua orang ngomongin smart city tanpa banyak yang bener-bener tahu smart city itu apa.
Ziliun sendiri pernah ngebahas tentang smart city, dulu banget tapi. Seiring waktu, dari berbagai sumber yang ada, kita jadi sadar kalau sebenarnya gak ada konsep sempurna untuk mendefinisikan “kota pintar”. Kenapa? Ya karena setiap kota itu beda.
Esensi dari kota pintar sebenarnya adalah untuk mengoptimalisasi segala yang tidak terutilisasi dengan baik di kota, untuk mendobrak status quo, dan mencapai kota yang punya performance tinggi dan nyaman ditinggali. Itu esensinya, atau purpose-nya.
How-nya? Ya tergantung kotanya. Sesimpel aplikasi macam Go-Jek hanya relevan di kota-kota dengan penggunaan sepeda motor yang tinggi. Misalnya, kalau di Asia Tenggara, ada Ho Chi Minh City di Vietnam. Ngapain juga kan Go-Jek ada di New York, gitu? Intinya sih, solusi-solusi yang menyelesaikan masalah kota dan warganya adalah dasar dari produktivitas dan inovasi, which leads to.. smart city.
Daripada ribet pake definisi ilmiah, mending kita semua lihat, apa sih yang sebenarnya dibutuhin untuk ngebangun smart city?
Partisipasi Publik

Kota itu selalu tentang warganya. Inisiatif apapun yang mendorong kota pintar gak berguna kalau gak bisa menarik partisipasi publik. Mau bangun Wi-Fi di semua sudut kota juga percuma kalau gak melibatkan manusianya, karena infrastruktur hanyalah sistem pendukung.
Solusi smart city yang simpel kayak Uber dan Go-Jek adalah solusi yang sifatnya open-source, peer-to-peer. Solusi ini sifatnya mandiri, gak perlu campur tangan pemerintah biar bisa jalan, karena warga sendiri terus menggunakan setelah merasakan manfaatnya. Ini yang kita maksud partisipasi publik.
Good Governance / Political Will

Sekarang Uber lagi banyak kena masalah, gak cuma di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. Ya, mungkin Uber beneran punya masalah di perizinan. Atau mungkin ya, sulit untuk menerima inovasi teknologi. Tapi kita rasa alasan sebenernya inovasi-inovasi kayak gini ditentang adalah karena ada old powers yang gak terima.
Perusahaan-perusahaan taksi yang dari dulu mendominasi ngerasa bisnisnya terganggu dong oleh Uber? Hanya karena mereka ada duluan, dan (mungkin) udah banyak kongkalikong sama pejabat, jadinya punya power untuk menyulitkan inovasi-inovasi ini.
Itulah kenapa it takes good governance dan political will untuk ngebangun smart city. Smart city itu kan tentang transformasi alias perubahan. Ya kalau pejabat yang berkuasa masih pake pendekatan old-fashioned, gak bakal bisa jadi pinter toh, kota kita?
Kesediaan semua untuk buka-bukaan

Gak bisa dipungkiri salah satu isu yang mendampingi pembangunan kota menjadi kota pintar adalah isu privasi. Ya karena dalam implementasinya, kota akan mengambil banyak banget data dari warganya, yang diperlukan untuk menciptakan efisiensi dan kemudahan navigasi. Bayangin kalau tiap jalan dipasangi sensor dan memakai cloud computing dan software canggih.
Walaupun manfaatnya gede banget, kota yang selalu memata-matai warganya bisa jadi menyeramkan bagi sebagian orang, apalagi data itu kebanyakan dipegang sama pihak swasta. Ya kayak sekarang aja, provider telekomunikasi dan data Internet bisa tahu lo nelepon siapa aja (atau buka situs apa aja, bahkan saat lo incognito) xD.
Terlepas dari isu privasi, masih ada banyak PR yang harus dikerjain untuk mencapai smart city. Tetep aja, yang harus smart dulu warga kotanya. Mau infrastruktur sekeren apapun tapi kita bego memanfaatkan informasi, ngapain juga kan?
Source of News
Ziliun sendiri pernah ngebahas tentang smart city, dulu banget tapi. Seiring waktu, dari berbagai sumber yang ada, kita jadi sadar kalau sebenarnya gak ada konsep sempurna untuk mendefinisikan “kota pintar”. Kenapa? Ya karena setiap kota itu beda.
Esensi dari kota pintar sebenarnya adalah untuk mengoptimalisasi segala yang tidak terutilisasi dengan baik di kota, untuk mendobrak status quo, dan mencapai kota yang punya performance tinggi dan nyaman ditinggali. Itu esensinya, atau purpose-nya.
How-nya? Ya tergantung kotanya. Sesimpel aplikasi macam Go-Jek hanya relevan di kota-kota dengan penggunaan sepeda motor yang tinggi. Misalnya, kalau di Asia Tenggara, ada Ho Chi Minh City di Vietnam. Ngapain juga kan Go-Jek ada di New York, gitu? Intinya sih, solusi-solusi yang menyelesaikan masalah kota dan warganya adalah dasar dari produktivitas dan inovasi, which leads to.. smart city.
Daripada ribet pake definisi ilmiah, mending kita semua lihat, apa sih yang sebenarnya dibutuhin untuk ngebangun smart city?
Partisipasi Publik

Kota itu selalu tentang warganya. Inisiatif apapun yang mendorong kota pintar gak berguna kalau gak bisa menarik partisipasi publik. Mau bangun Wi-Fi di semua sudut kota juga percuma kalau gak melibatkan manusianya, karena infrastruktur hanyalah sistem pendukung.
Solusi smart city yang simpel kayak Uber dan Go-Jek adalah solusi yang sifatnya open-source, peer-to-peer. Solusi ini sifatnya mandiri, gak perlu campur tangan pemerintah biar bisa jalan, karena warga sendiri terus menggunakan setelah merasakan manfaatnya. Ini yang kita maksud partisipasi publik.
Good Governance / Political Will

Sekarang Uber lagi banyak kena masalah, gak cuma di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. Ya, mungkin Uber beneran punya masalah di perizinan. Atau mungkin ya, sulit untuk menerima inovasi teknologi. Tapi kita rasa alasan sebenernya inovasi-inovasi kayak gini ditentang adalah karena ada old powers yang gak terima.
Perusahaan-perusahaan taksi yang dari dulu mendominasi ngerasa bisnisnya terganggu dong oleh Uber? Hanya karena mereka ada duluan, dan (mungkin) udah banyak kongkalikong sama pejabat, jadinya punya power untuk menyulitkan inovasi-inovasi ini.
Itulah kenapa it takes good governance dan political will untuk ngebangun smart city. Smart city itu kan tentang transformasi alias perubahan. Ya kalau pejabat yang berkuasa masih pake pendekatan old-fashioned, gak bakal bisa jadi pinter toh, kota kita?
Kesediaan semua untuk buka-bukaan

Gak bisa dipungkiri salah satu isu yang mendampingi pembangunan kota menjadi kota pintar adalah isu privasi. Ya karena dalam implementasinya, kota akan mengambil banyak banget data dari warganya, yang diperlukan untuk menciptakan efisiensi dan kemudahan navigasi. Bayangin kalau tiap jalan dipasangi sensor dan memakai cloud computing dan software canggih.
Walaupun manfaatnya gede banget, kota yang selalu memata-matai warganya bisa jadi menyeramkan bagi sebagian orang, apalagi data itu kebanyakan dipegang sama pihak swasta. Ya kayak sekarang aja, provider telekomunikasi dan data Internet bisa tahu lo nelepon siapa aja (atau buka situs apa aja, bahkan saat lo incognito) xD.
Terlepas dari isu privasi, masih ada banyak PR yang harus dikerjain untuk mencapai smart city. Tetep aja, yang harus smart dulu warga kotanya. Mau infrastruktur sekeren apapun tapi kita bego memanfaatkan informasi, ngapain juga kan?
Source of News

Sampe ada yang TERGUNCYAAAAANG......

Quote:

Akhir kata, selamat buat Kota Bandung yang telah berhasil menjadi salah satu nominator "SMART CITY TERBAIK DI DUNIA......"Semoga terus terjaga dan BERMARTABAT. 

Diubah oleh kandang.naga 19-11-2015 09:20


kakekane.cell memberi reputasi
1
86.8K
Kutip
690
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan