Jemparingan, Mengenal Budaya Panahan Jawa Kuno yang Kini di Hidupkan Kembali
TS
erde87
Jemparingan, Mengenal Budaya Panahan Jawa Kuno yang Kini di Hidupkan Kembali
Quote:
Alhamdulillah HOT THREAD pertama dalam sejarah ngaskus dari tahun 2009:kangen dan ane ga sadar
thanks buat agan-agan yang udah komeng, share, nyendolin, req friend, curcol, pm, vm, dsb
kalian semua membuat ane tambah bersemangat membuat HT lagi
Jemparingan,
"Apaan sih jemparingan itu?" Mungkin itulah kata yang terlontar pertama kali saat sebagian orang mendengarnya. Mungkin Agan salah satunya
Di sini ane mau coba mengenalkan agan-agan pada "si jemparingan" ini, sekaligus berusaha untuk mempopulerkan kembali budaya Jawa Kuno yang kini kembali di hidupkan kembali melalui tulisan sederhana ane ini.
Quote:
Jemparingan. Mendengar kata jemparingan yang kali pertama terbayang dalam pikiran kita adalah suatu kesenian yang kuno dan berbau dengan zaman dahulu atau malah tak ada bayangan sama sekali karena baru kali ini mendengarnya. Sebenarnya Jemparingan itu apa sih, gan?
Jemparingan adalah seni memanah tradisional khas gaya Mataram (nama daerah di sebagian pulau Jawa dan Bali yang di ambil dari wilayah kerjaan Mataram). Seni memanah ini pada beberapa tahun belakangan mulai marak di kalangan masyarakat Yogyakarta sejalan dengan kesadaran masyarakatnya untuk melestarikan budaya warisan leluhur. Seni memanah tradisional ini sangat unik karena masih mempertahankan tata cara dan budaya tradisional dalam peraturannya.
Jemparingan dilakukan dalam keadaan posisi duduk dan para pemanah memakai busana adat. Sasaran juga bukanlah target lingkaran seperti umumnya olahraga panahan, tetapi sebuah bandul putih yang diikat dengan tali yang disebut dengan bedor/wong-wongan/bandulanberbentuk silinder dengan panjang sekitar 30-33 cm dengan diameter 3,0-3,5 cm.
Spoiler for Jemparingan gaya Mataraman:
Spoiler for Target Jemparingan gaya Mataraman:
Sejarah Jemparingan
Jemparing dalam bahasa Jawa berarti panah. Olahraga yang juga dikenal dengan Panahan Tradisional Mataraman ini pada mulanya merupakan kegiatan latihan perang para prajurit kerajaan. Namun, lama kelamaan kegiatan ini menjadi olah raga tradisional.
Mengenai kriteria peserta lomba Jemparingan, saat ini tidak hanya terbatas untuk warga keraton dan masyarakat Yogya saja tetapi sudah meluas hingga ke suku maupun bangsa lain. Jemparingan ini terdiri dari 20 rambahan (putaran). Dalam setiap rambahan, setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk meluncurkan lima anak panah dengan posisi duduk bersila berderet untuk membidik target sasaran yang jaraknya sekitar 30 meter. Jemparingan ini mempunyai peraturan perhitungan nilai sasaran. Jika terkena sasaran berwarna merah atau sering disebut ndas abang (kepala sasaran yang berwarna merah) akan mendapat nilai 3 dan nilai 1 untuk badan sasaran yang berwarna putih. Selain itu, di perlombaan Jemparingan ini terdapat 20 rambahan (ronde), disetiap ronde para peserta hanya diperbolehkan melontarkan 4 anak panah
Jika dilihat sekilas, Jemparingan ini nampaknya hanya membidik sasaran yang disebut dengan bedor/wong-wongan/bandulanmenggunakan busur dan anak panah. Tetapi keunikannya terletak pada para pelaku pemanah yang mengenakan pakaian adat surjan atau peranakan, memakai blangkon, dan juga jarit. Sedangkan untuk wanita, pakaian yang digunakan berupa jarit, kebaya. Keunikan lainnya adalah posisi para pemanah yang harus duduk bersila.
Jemparingan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya konsentrasi.
Filosofi yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah :
1) Peserta yang memenangkan lomba adalah peserta yang dapat mengasah rasa dan mampu membangun hubungan dengan sesuatu yang jaraknya jauh.
2) Duduk Bersila melambangkan Prajurit Jawa yang tidak akan menyerang sebelum diserang terlebih dahulu, dalam istilah jawa ora arep ndisiki nak ora didisiki.
3) Anak Panah yang sudah dilepaskan harus diambil sendiri, melambangkan watak jiwa Ksatria.
Spoiler for beberapa kegiatan yang diadakan dengan oleh Departemen Kebudaya Yogyakarta:
Spoiler for peserta jemparingan pria:
Spoiler for peserta jemparingan wanita:
Spoiler for seluruh peserta jemparingan:
Sekian dari ane gan semoga bermanfaat
kalau berkenan ane minta dong gan
kalau tidak berkenan jangan di ya
kalau agan-agan ada yang mau nambahin info ane boleh komen di bawah ya gan, nanti ane update di pekiwan
Quote:
UPDATE 1:
Spoiler for update:
Bagi yang penasaran tentang kegiatan Jemparingan ini dan ingin lihat atau bahkan ingin mengambil bagian sebagai peserta juga, berikut update acara, hari, tanggal dan tempat yang sudah pernah di adakan sebelumnya:
Pada Hari Minggu 03/05/15 dalam rangka tanggap warsa (ulang tahun) Langenastro yang ke III sebuah komunitas Jemparingan, mengadakan lomba Jemparingan atau panahan di lapangan Kamandungan, Alun-Alun Kidul, Yogyakarta
Ane mendapatkan informasi tentang pengurus salah satu Jemparingan di Yogyakarta:
Jl. Langenastran Kidul
Gg. R. J. Noorhadi 18B
Kel. Panembahan
Kec. Kraton Yogyakarta
Telp. 0274 380 304
Ternyata sejak tahun 2008 cabang olahraga panahan tradisional sudah di coret sebagai salah satu yang di lombakan di PON
berikut video yang berhasil ane dapet gan
Quote:
UPDATE 2:
Spoiler for update:
sesuai janji ane disini, inshaa Allah ane buat thread yang tinggal kalah menarik sekaligus membuat tantangan kepada pemerintah dan pemerintah daerah khusus nya untuk merealisasikan nya
Sumber: Google
Quote:
Komunitas Panahan Online Facebook Bima Archery
kalau ada yang mau kenal lebih dekat sama ane boleh add friends aneerde87
atau kalau mau liat-liat lapak ane juga boleh *SENSORED* kebetulan lagi ada *SENSORED* takut kena hode kata agan kamujahat21