- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Deretan Pelatih Yang Menjadi Idola Sewaktu Kita Kecil


TS
scarlet.needle
Deretan Pelatih Yang Menjadi Idola Sewaktu Kita Kecil

Quote:
Di bawah ini adalah para pelatih yang kita idolakan sewaktu kita kecil, tentu karena prestasi dan kemampuannya. Cekidot:
Spoiler for :

1. Marcello Lippi
Nama besar Marcello Lippi sebagai salah satu kampiun hidup sepakbola sudah tidak asing lagi dibicarakan. Mlang melintang selama lebih kurang 40 tahun, mantan pesepakbola yang mengawali karir pada 1963 ini berperan sebagai pelatih tim nasional Italia sejak 16 Juli 2004 hingga 12 Juli 2006 dan berhasil membawa Italia meraih kemenangan Piala Dunia 2006. Lippi ditunjuk kembali sebagai pelatih tim nasional Italia pada musim panas 2008, namun diteruskan oleh Cesare Prandelli setelah penampilan yang mengecewakan pada Piala Dunia 2010.
Menghabiskan sebagian besar karir sebagai pesepakbola bersama klub Sampdoria, tangan dingin Lippi sebagai manajer tim berhasil memenangi berbagai piala nasional dan internasional. Sebagian kecil dari deret prestasi Lippi sudah tampak cukup panjang: 1 gelar Piala Dunia, 5 Piala Seri A Italia, 1 Piala Super Liga China, 1 Coppa Italia, 4 Supercup Italia, 1 UEFA Supercup dan 1 Intercontinental Cup.
Berdasar prestasi dan gelar sebanyak itu, tak heran manajer kelahiran kota Viareggio, Italia ini mendapat banyak penghargaan sebagai manajer sepakbola terbaik dunia oleh banyak lembaga dan media, baik olahraga maupun non-olahraga.
Pesepakbola yang memutuskan mengejar karir sebagai pelatih pada 1982 ini merupakan manajer tim pertama yang memenangi kompetisi internasional paling bergengsi untuk klub dan tim nasional (Liga Champion dan Intercontinental Club pada 1996 bersama Juventus serta Piala Dunia 2006 bersama Italia); sebuah rekor yang baru bisa disaingi dengan capaian yang sama oleh manajer Vicente del Bosque. Pada 2007, Lippi terpilih masuk dalam 50 daftar manager terbaik sepanjang waktu versi The Times.
Spoiler for :

2. Sven-Göran Eriksson
Sven-Göran Eriksson adalah mantan manajer Inggris dan pelatih Meksiko mulai bulan Agustus 2008 hingga dia dipecat pada 2 April 2009. Eriksson menjadi manajer Inggris dari tahun 2001 sampai tahun 2006, ia melatih tim berjuluk The Three Lions itu di ajang Piala Dunia 2002, Piala Eropa 2004 dan Piala Dunia 2006. Setelah Piala Dunia 2006 ia mundur dari jabatan manajer Inggris apapun hasilnya. Eriksson, yang berjuluk "Svennis" di Swedia, juga pernah melatih klub Italia seperti AS Roma, S.S. Lazio, ACF Fiorentina dan Sampdoria, di beberapa klub tersebut ia pernah merebut beberapa prestasi dan gelar juara.
Sebelum menjadi pelatih Meksiko, Eriksson sempat berkarier di Liga Utama Inggris musim 2007-08 dengan melatih Manchester City.
Eriksson dipecat dari Timnas Meksiko pada 2 April 2009 karena dianggap tidak mampu mengembalikan performa Meksiko di kualifikasi Piala Dunia 2010.
Spoiler for :

3. Alex Ferguson
Sir Alexander Chapman Ferguson, Kt, CBE, yang lebih dikenal dengan nama Alex Ferguson atau Sir Alex atau Fergie lahir pada tanggal 31 Desember 1941 di Govan, Glasgow, Skotlandia. Dia merupakan pelatih dan mantan pemain Skotlandia.
Ferguson memulai karirnya sebagai pemain pada tahun 1957 bersama klub Queen's Park. Dia memulai debutnya sebagai seorang striker pada saat masih berusia 16 tahun. Pada saat dia bergabung bersama Falkirk pada tahun 1969, dia menjadi pemain sekaligus pelatih. Tetapi begitu John Prentice menjadi manajer, tugas kepelatihannya ikut dihilangkan. Ferguson meresponnya dengan langsung pindah ke Ayr United, di mana dia pensiun sebagai pemain bola pada tahun 1974.
Ferguson pernah melatih East Stirlingshire dan St. Mirren, tetapi kesuksesannya mulai terlihat saat melatih Aberdeen. Dia sempat menjadi pelatih sementara Skotlandia, karena kematian manajer Jock Stein. Akhirnya dia ditunjuk menjadi manajer Manchester United pada bulan November 1986.
Dengan 23 tahun menjadi pelatih Manchester United, dia menjadi manajer terlama kedua setelah Sir Matt Busby. Di antara manajer yang masih aktif sekarang di Liga Inggris, dia adalah manajer dengan masa kepelatihan terlama.
Selama kepelatihannya, Ferguson telah memenangkan banyak penghargaan dan memecahkan banyak rekor di antaranya sebagai pemenang terbanyak gelar manajer terbaik di sejarah sepak bola Inggris. Pada tahun 2008, dia menjadi pelatih Inggris ketiga yang memenangkan gelar Eropa lebih dari sekali. Pada tahun 2013 menjadi musim terakhirnya melatih Manchester United setelah selama 27 tahun lamanya membela The Red Devils dengan menyumbangkan banyak gelar bagi United termasuk di dalamnya adalah gelar liga champions dan piala dunia antarklub.
Spoiler for :

4. Arrigo Sacchi
Arrigo Sacchi adalah seorang pelatih sepak bola Italia, mantan pelatih utama Italia (1991-1996), dan dua kali manajer AC Milan (1987-1991, 1996-1997).
Sacchi tidak pernah menjadi pemain sepak bola profesional, dan sebelum menjadi pelatih ia adalah seorang penjual sepatu.[butuh rujukan]
Sebagai manajer tim nasional Italia, Sacchi membantu Italia mencapai final Piala Dunia FIFA 1994, kalah dari Brasil melalui adu penalti. Pada tingkat klub ia cukup berhasil, terutama AC Milan. Dengan trofi domestik - memenangkan gelar di Seri A 1988, Piala Super Italia pada 1989 - berkembang menjadi sukses di tingkat Eropa : Piala Eropa pada tahun 1989 dan 1990, dan Piala Super Eropa dan Piala Interkontinental pada tahun 1990 dan 1991.
Sacchi juga berhasil Parma (1985-1987 dan 2001) dan Atlético Madrid (1998-1999). Pada Desember 2004 ia diangkat sebagai direktur sepak bola di klub raksasa Spanyol Real Madrid, menggantikan Jorge Valdano. Presiden klub Florentino Pérez mengatakan bahwa dewan direksi telah memutuskan untuk menunjuk Sacchi sehingga ia bisa membawa pengalaman substansial untuk membantu membuat klub lebih profesional. "Kami tidak ingin seseorang untuk pelatih tim tetapi seseorang yang dapat membantu mengatur dan merencanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan sepak bola di klub dan Arrigo Sacchi adalah kandidat yang ideal."
Namun, Sacchi mengundurkan diri setelah pelatih kepala Real Madrid Vanderlei Luxemburgo dipecat karena serangkaian hasil buruk, terutama kekalahan 3-0 di kandang sendiri melawan saingan berat FC Barcelona, dan digantikan oleh Predrag Mijatović.
Spoiler for :

5. Giovanni Trapattoni
Giovanni Trapattoni adalah seorang pelatih sepak bola Italia, dianggap sebagai pelatih klub paling sukses dalam sejarah Serie A, dan mantan pemain. Saat ini dia adalah manajer tim nasional Republik Irlandia, juga memiliki pelatih Italia dan seluruh Eropa. Ia juga satu-satunya manajer yang memenangkan semua kompetisi klub UEFA, dan Piala Intercontinental.
Spoiler for :

6. Fabio Capello
Fabio Capello, nama ini adalah sejarah itu sendiri dalam dunia sepak bola, baik sebagai pemain ataupun pelatih. Lahir di San Canzian d’lsonzo, Italia pada 18 Juni 1946, ia mengawali karir di lapangan hijau dengan bergabung bersama tim junior di klub kampung halamannya yaitu SPAL yang dilatih oleh ayahnya sendiri, Guerrino, saat usianya menginjak 17 tahun. Presiden SPAL kala itu Paolo Mazza, adalah orang yang menerima penandatanganan kontrak Capello senilai 2 juta lire.
Pada musim keduanya, Capello terbukti memberi banyak kontribusi untuk membawa tropi Italian Youth Championship. Debut pertamanya terjadi saat laga menjamu Sampdoria pada 29 Maret 1964. Sayangnya pada musim yang sama, SPAL terdegradasi dari Seri A dan memberi dua pengalaman sekaligus untuk Capello yaitu keberhasilan dan kegagalan. Setelah kembali ke Divisi Utama pada musim 1965-1966, Capello menjadi salah satu pemain kunci yang mengeksekusi pinalti dan berhasil menghindari pintu degradasi yang terbuka untuk timnya. Ia juga dipanggil untuk bergabung bersama skuad Azzurri U-23. Sayangnya cidera kaki kirinya mencegahnya tampil total di musim berikutnya.
Karir gemilang Capello berlanjut saat ia memutuskan untuk hijrah ke Roma dan menjadi pilar utama dan berhasil memboyong tropi Coppa Italia pertamanya. Pada 1970, Capello dijual kepada klub terkuat Seri A yang telah tiga kali membawa tropi yang sama, Juventus. Capello mengakhiri perjalanannya karir sebagai gelandang pada tahun 1980, saat ia tercatat sebagai pemain di klub Milan. Sedangkan di timnas, pria yang suka mengoleksi barang seni ini bermain sebanyak 32 kali termasuk saat ia mencetak gol pada laga melawan Poland di ajang FIFA World Cup 1974.
Sebelum masuk ke karir manajemen, Capello menghabiskan beberapa musim antara 1987-1989 dengan menjadi pelatih Atalanta Bergamasca Calcio dan menjadi manajer dari Emiliano Mondocino, salah satu sahabat karibnya sendiri. Klub pertama yang mendapat sentuhan tangan dingin Capello sebagai pelatih adalah Milan dan mengantarkan tim ini mendapat tempat di kualifikasi Piala UEFA. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1996 ia bersitegang dengan salah satu pemain asuhannya dan akhirnya memutuskan untuk menangani Real Madrid.
Tahun 1997, Capello dianggap sebagai otak dibalik kesuksesan Madrid memenangi Liga Spanyol. Pada musim selanjutnya, ia kembali ke Milan untuk meneruskan kiprahnya. Hanya menghabiskan satu musim semenjak kembali ke klub terdahulunya, Capello menandatangani kontrak dengan Roma dan menjajaki 5 musim bersama klub ini. Capello kembali menorehkan tinta sejarah dengan merebut gelar Seri A pada musim 2000-2001 dan Supercoppa Italiana 2001. Setelah lima musim bertahan, ia memutuskan untuk menjajal Juventus, mantan klubnya saat menjadi gelandang sebelum akhirnya kembali menjadi arsitek Real Madrid dan mengantarkannya meraih tropi Liga Spanyol pada musim 2006-2007.
Karir ayah satu anak ini terus memuncak setelah ia didapuk menjadi manager timnas Inggris dari tahun 2008-2012, mengantarkan skuad Ratu Elizabeth ini berlaga di kualifikasi Piala Dunia 2010, Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, yang lebih banyak mendapat kecaman dari public Inggris dan media setelah tereliminasi di babak penyisihan group. Kualifikasi EURO 2012, Capello masih menjadi arsitek timnas yang menjuarai Piala Dunia tahun 1966 ini meskipun akhirnya memutuskan untuk hengkang ke Rusia pada 8 Februari 2012.
Spoiler for :

7. Ottmar Hitzsfeld
Ottmar Hitzfeld memulai karier kepelatihan di klub Swiss, FC Zug selama semusim sebelum pindah melatih ke klub FC Aarau. Ottmar Hitzfeld sukses meraih trofi juara pertamanya sebagai pelatih dengan mengantarkan FC Aarau menjuarai Piala Swiss pada tahun 1985. Tahun 1998, Ottmar Hitzfeld pindah ke klub Swiss lainnya, Grasshoper Zurich.
Setelah sukses mengantarkan Grasshoper Zurich dua musim berturut-turut menjuarai Liga Swiss, pada tahun 1991 Borussia Dortmund mempercayai Hitzfeld sebagai pelatih. Pada masa itu Borussia Dortmund selama bertahun-tahun berkutat di papan tengah Bundesliga tak mampu bersaing untuk berebut gelar juara Bundesliga dengan Bayern Munchen.
Di musim debutnya melatih Borussia Dortmund, Ottmar Hitzfeld langsung membawa ke peringkat 2 klasemen akhir Bundesliga musim 1991/1992 dan mencuatkan seorang stiker muda bernama Stephane Chapuisat. Dua musim berikutnya Ottmar Hitzfeld hanya mampu mengantarkan Borussia Dortmund menempati peringkat empat klasemen akhir Bundesliga, namun Ottmar Hitzfeld mampu membawa Dortmund menjadi finalis Piala UEFA 1993.
Di musim 1994/1995, Ottmar Hitzfeld membuktikan tangan dinginnya sebagai pelatih dengan membawa Borussia Dortmund menjuarai Bundesliga. Semusim kemudian Borussia Dortmund dibawanya kembali menjuarai Bundesliga.
Puncak kesuksesan karir Ottmar Hitzfeld di Borussia Dortmund adalah saat membawa klubnya ini menjadi juara Liga Champions untuk pertama kalinya pada musim 1996/1997. Setelah kesuksesan di Liga Champions tadi, Hitzfeld ditunjuk sebagai direktur sport Borusia Dortmund. Namun terjadi friksi sengit antara pihak manajemen Dortmund dengan Hitzfeld yang akhirnya memutuskan hengkang ke Bayern Munchen pada tahun 1998.Ottmar Hitzsfeld
Hitzfeld menangani Bayern Munchen selama enam musim dari 1998 hingga tahun 2004 dan membawa prestasi besar kepada Bayern. Ottmar Hitzfeld membawa Bayern Munchen menjuarai Bundesliga sebanyak 4 kali dan menjuara DFB Pokal sebanyak 2 kali. Puncaknya adalah saat Ottmar Hitzfeld mengantarkan Bayern Munchen memenangi Liga Champions 2001.
Ottmar Hitzfeld kemudian istirahat dari hingar bingar lapangan hijau pada tahun 2004, namun pada musim 2007/2008 dirinya ditunjuk kembali menjadi pelatih Bayern Munchen. Di periode keduanya melatih Bayern Munchen, Hitzfeld sukses mengantarkan gelar juara Bundesliga dan DFB-Pokal.
Setelah itu Ottmar Hitzfeld memutuskan untuk menangani tim nasional Swiss sampai Piala Dunia 2014 yang akhirnya menjadi karir kepelatihannya yang terakhir. Selama melatih Borussia Dortmund dan Bayern Munchen, Ottmar Hitzfeld telah memenangi 7 gelar juara Bundesliga, 3 DFB-Pokal, dan 2 gelar Liga Champions, yang menjadikannya sebagai salah satu pelatih klub Jerman terbaik sepanjang sejarah, dan publik Jerman menjulukinya sebagai Der General.
Itulah gan mana favoritmu?

Quote:
KASKUSER YANG BAIK MENINGGALKAN KOMEN YANG BAIK, LEBIH BAIK LAGI DI RATE, DAN PALING BAIK MEMBERI CENDOL






0
3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan