tanggal 12 November 2015, malam hari saat ane mengecek BBM, ane merasa heran kenapa banyak kontak yang mengupdate status tentang Ayah . Sampai akhirnya ane baru ngeh "ternyata sekarang hari ayah". hari ayah memang nggak seterkenal hari ibu, dan sebelumnya ane nggak pernah ngeh, kapan itu hari ayah, akhirnya ane memutuskan buat menelpon bapak ane. Tapi ternyata justru orang lain yang mengangkat telp nya.

teman Bapak : Bapak mu lagi pergi ke Bintaro, ini Hp nya ketinggalan
ane : Kapan perginya bang?
teman Bapak : tadi sekitar jam 4 sore, mungkin dia buru buru jadi Hp nya ketinggalan
ane : kira kira kapan pulangnya ya bang?
teman bapak : nggak tahu sih, mungkin bakalan pulang malam banget, soalnya tempatnya jauh dari sini

besok malamnya ane kembali menelpon Bapak ane
ane : malam Bapak, lagi ngapain? ane berbasa basi
bapak : nagi nonton Tv nak
ane : udah makan malam belum pak?
bapak : udah pake ayam
ane berharap bapak ane emang beneran makan ayam bukan cuma makan tempe doang, tapi berbohong ke ane hanya agar terlihat makmur di tempat kerjanya padahal dia hidup prihatin
ane bertanya dan bicara muter muter, masih merasa malu untuk mengucapkan selamat hari ayah, karena ane nggak pernah mengatakan hal ini sebelumnya sampai akhirnya....


ane : selamat hari ayah ya Pak
Bapak : hari ayah kan tanggal 12 kemarin ya nak?
ane : iya pak, kemarin aku telp Bapak tapi katanya bapak lagi ke Bintaro

Dalam hati ane mbatin, Ya Tuhan, apakah setiap tahun Bapak selalu ingat bahwa tanggal 12 November adalah hari ayah, sedangkan ane baru ngeh sekarang, dan kemarin adalah pertama kali nya ane bilang "Selama hari ayah" kepada beliau, setelah 23 tahun dia menjadi seorang ayah

ane : kemarin pulang dari bintaro jam berapa pak?
bapak : lupa nak, pokoknya bapak pulang pagi
ane : paginya langsung kerja pak?
bapak : iya nak
ane : apa nggak capek pak habis lembur kok langsung kerja?
bapak : bapak sih nggak peduli capek nak, karena memang sedang banyak kebutuhan, emang sudah jadi tanggung jawab bapak kok

ane langsung menangis sejadi jadinya mendengar jawaban dari bapak

ane : istrirahat lah pak kalau memang capek, jangan kerja terlalu keras pak
bapak : yah mau gimana lagi pak, emang sudah menjadi tanggung jawab dan kewajiban Bapak. bapak harus kerja keras karena
memang banyak kebutuhan, rumah rusak perlu renovasi, adik mu juga butuh duit buat PKL

ane teringat saat lebaran kemarin ane di jemput Bapak di terminal saat pulang kampung, sudah setahun ane nggak ketemu Bapak, dan dia terlihat sudah makin tua, tubuhnya sudah makin kurus dan sepanjang ingatan ane Bapak tidak pernah bertubuh gemuk, karena tenaganya habis untuk bekerja keras, dan saat ane pulang di bonceng Bapak dengan sepeda motor ane melihat di rambutnya sudah tumbuh banyak uban

belakangan ini udara jakarta panas menyengat, ane yang cuma sebentar dan beberapa langkah ada di luar rasanya udah bikin lelah dan payah, ane bayangin gimana Bapak ane kerja keras menjadi tukang bagunan selama 30 tahun bekerja dengan susah payah lelah dan peluh keringan, bekerja dari pagi sampai malam setiap hari, dengan hasil yang nggak seberapa

ane : Bapak telah bekerja keras jungkir balik selama ini, tapi selama aku masih sekolah aku malah menghamburkan uang Bapak
hanya untuk kesenangan dan kesia-sia-an, maafin aku bapak ane nangis sejadi jadinya

Bapak : udah jangan nangis nak, itu sudah menjadi tanggung jawab Bapak, dan memang hidup seperti ini lah yang Tuhan gariskan
untuk Bapak, apa yang Bapak lakukan selama ini jauh lebih berat dari apa yang kamu bayangkan, tapi Bapak tidak pernah
mengeluh, Bapak ikhlas menjalani semua ini

ane : cuma bisa nangis mendengar pengakuan Bapak

Bapak : segala kerja keras bapak, bapak lalukan demi Ibu, kamu dan adik. selama ini Bapak jarang ada di rumah. Bapak selalu bekerja di tempat yang jauh, sebulan bapak merantau hanya seminggu bisa ada di rumah, Bapak pun tidak bisa melihat kamu dan adikmu tumbuh besar.

ane teringat waktu ane masih kecil, saat ane masih SD bapak bekerja segaia tukang kayu kepada tetangga kami, tapi saat ane kelas 6 SD, bos bapak ane meninggal, usahanya sempat berhenti, dan sejak saat itu Bapak ane bekerja sebagai tukang bangunan di di kota.
seringnya ikut teman temannya kerja di jakarta, bekerja dalam sebulan dan pulang hanya seminggu di rumah, Bahkan kadang beliau pergi lebih jauh lagi ke seberang pulang, ke palembang ke kalimantan dalam waktu hingga berbulan bulan lamanya. itu semua beliau lakukan demi kami sekeluarga.

bapak : bapak nggak berharap atau menuntut apa apa dari kamu dan adik kamu nak, Bapak cuma bisa berharap kalian bisa jadi orang
yang yang benar dan bisa ber karya, itu doa bapak buat kalian, Bapak cuma berharap nanti kalau bapak sudah pensiun bapak
tidak harus bekerja di tempat yang jauh, Bapak mau bertani dan beternak di kampung dan semoga kalia bisa menjadi tempat
Bapak dan ibu bergantung saat kami tua dan tidak bisa bekerja lagi

ane : jika anak dibesarkan dengan hasil yang halal insyaallah dia juga akan tumbuh menjadi orang yang baik pak

bapak : tentu saja kalia Bapak kasih makan dari hasil yang baik dan halal, dengan kerja keras dan keringat

diseberang sini ane merasa sangat bersalah dan tidak berguna, kemarin kemarin ame masih bisa menyisihkan sebagia gaji ane untuk ane kirim ke kampung, tapi sekarang saat krisis melanda, sudah beberapa bulan ane nggak bisa kirim uang, karena biaya hidup yang makin tinggi ane sangat bersyukur hidup di jakarta yang serba keras dan serba egois, ane masih bisa survive, mandiri dan berdiri diatas kaki ane sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain dan tidak harus berhutang.

ane menulis treat ini sambil menangis mengingat pembicaraan ane dan bapak yang paling intim selama hidup ane

tapi sebagai seorang anak, ane merasa belum bisa balas budi atas segala hal yang sudah Bapak ane berikan dan korbankan untuk ane. ane cuma bisa berharap bahwa saat Bapak sudah memasuki hari tua nanti, ane nggak mau melihat bapak ane masih bekerja keras seperti sekarang ini. ane ingin menjadi seorang anak yang bisa menjadi tempat orang tua ane bergantung dan bersandar

ane ingin melihat Bapak ane nanti menjadi seorang kakek yang menyibukkan dirinya untuk menggendong cucu, bukan bekerja keras mencangkul di sawah kelelahan dan kepayahan dengan hasil yang tidak seberapa.


Selamat hari ayah untuk Bapak ku Pak Risno.... 47 tahun
maafkan anak mu ini yang belum bisa memberi apa apa untukmu
terima kasih atas segala pengorbanan dan kerja kerasmu buat aku yang nggak berguna ini
bapak paling hebat di dunia, Panutanku, inspirasiku, guruku tentang kehidupan yang paling paling hebat
yang mengajariku bukan dengan kata kata, tapi dengan perbuatan yang nyata
I Love You Bapak ku