- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dukungan Medis Dalam Medan Laga, Jadikan Pengabdian Mulia


TS
mr.sirait
Dukungan Medis Dalam Medan Laga, Jadikan Pengabdian Mulia
SELAMAT DATANG AGAN-AGAN SEKALIAN
SEMOGA TULISAN KALI INI BERMANFAAT DAN MENAMBAH WAWASAN
SEMOGA TULISAN KALI INI BERMANFAAT DAN MENAMBAH WAWASAN

Quote:
Beberapa waktu lalu ndonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Kongres Medis Militer Internasional ke-41 untuk pertama kalinya. Acara yang diikuti 77 negara ini dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention pada tanggal 17-22 Mei 2015 lalu.
Menurut Ketua Komite Medik dan juga anggota panel ahli dokter presiden Brigjen TNI Terawan AP (kebetulan beliau satu gereja dengan saya), pada dasarnya militer Indonesia sudah mempunyai prestasi dunia dan kemampuan prajurit medis yang sangat baik. Menurut dr. Terawan, kemampuan medis militer Indonesia sangat unggul dalam organisasi dan kesiapan prajurit. Oleh karena itu sering diundang PBB untuk forum komunikasi.
Spoiler for Direktorat Kesehatan:
Direktorat Kesehatan Angkatan Darat atau (Ditkesad) merupakan salah satu cabang teknis TNI AD yang bertugas membina kesehatan prajurit, PNS TNI AD, beserta keluarganya secara terus-menerus dan berkesinambungan agar dapat dicapai kondisi sehat fisik, jiwa, dan sosial yang berpengaruh terhadap kesiapan prajurit.


Di tingkat Pusat dan Daerah terdapat Satuan Kesehatan yang operasionalnya dikendalikan oleh masing-masing pimpinannya seperti Kesehatan Kostrad, Kesehatan Kopassus, Kesehatan Kodam, di masing-masing Kesdam juga terdapat rumah sakit sesuai tingkatan mulai dari rumah sakit Tingkat II, III dan IV serta berbagai poliklinik induk, poliklinik pembantu dan pusat kesehatan yang juga terbuka untuk umum / kalangan sipil.
Spoiler for Dalam Kesatuan:
Untuk satuan kesehatan lapangan di tiap Batalyon Infanteri terdapat satu Peleton Kesehatan dilengkapi seorang dokter yonif sebagai Perwira Staf Dan Yonif. Batalyon Kesehatan (Yonkes) mempunyai kemampuan untuk menggelar Rumah Sakit Lapangan yang mampu memberikan pelayanan medis Spesialistik dengan kamar operasi dan fasilitas perawatan untuk 50 tempat tidur.

Lembaga Pendidikan untuk membentuk personel Kesad adalah Pusat Pendidikan Kesehatan yang berada di bawah kendali Kodiklatad (Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat), sebagai tempat untuk menghasilkan personel la pangan dengan berbagai kemampuan khususnya di bidang kesehatan lapangan, sedangkan di beberapa lemdik, sudah dilengkapi dengan fasilitas
Spoiler for Pembentukan:
Kesehatan TNI Angkatan Darat berdiri, tumbuh dan berkembang bersama dengan perjuangan kemerdekaan RI. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) secara resmi dibentuk 5 Oktober 1945 maka pada tanggal 26 Oktober 1945 diangkatlah Jenderal Mayor Dr Suhardo Kerto Husodo sebagai Kepala Bagian Kesehatan TKR. Tanggal 26 Oktober 1945 ini secara resmi dinyatakan sebagai "Hari Jadi Kesehatan TNI-AD" dengan keputusan Men/Pangad no Kep/716/VI/1967 tanggal 17 Juni 1967. Bagian Kesehatan TKR ini kemudian menjadi Dinas Kesehatan Tentara atau lazim disebut DKT.
Awal tahun 1946 Badan Kesehatan Tingkat Pusat dinamakan Inspektorat Kesehatan Tentara dengan inspekturnya dijabat oleh Dr Wirasmo Partaningrat di tingkat daerah dinamakan Dinas Kesehatan Divisi
Berdasarkan SK Kasad No kep/4/I/1979 tanggal 10 Januari 1979 Puskesad dan Jankesad dilebur menjadi Jawatan Kesehatan TNI-AD (Jankesad). Berdasarkan keputusan Kasad No SKEP/5Januari 1985 tanggal 20 Januari 1985 ditetapkan penggunaan Mono Corp CKM (Corp Kesehatan Militer) sebagai pengganti CDM, CDG, CDH dan CDK. Dalam rangka reorganisasi berdasarkan keputusan Kasad no Kep/30/V1985 tanggal 27 Mei 1985 Jankesad berubah menjadi Ditkesad
Spoiler for Peran serta:
Peranan dalam operasi militer sudah berjalan sejak sebelum dan pada masa awal berdirinya Kesad. Kesad tidak pernah absen memenuhi panggilan suci dengan penuh rasa kemanusiaan dan terus menerus untuk memberikan dukungan kesehatan secara optimal baik dalam rangka operasi militer penumpasan pemberontakan, berbagai operasi tempur di dalam negeri seperto operasi Trikora, Operasi Dwikora dan Operasi Pemberantasan GPK di daerah Aceh, Irian Jaya, Timor Timur bahkan dalam tugas internasional keikutsertaan Kesad dalam memberikan dukungan kesehatan diwujudkan melalui pengiriman tim kesehatan Kontingen Garuda ke Mesir, Kongo, Vietnam, Timur Tengah, Kamboja dan Batalyon Kesehatan ke Bosnia. Saat ini beberapa anggota Kesad juga ikut dalam Kontingen Garuda XX (Ki Zeni) yang bertugas di Kongo.


Dalam tugas kemanusiaan yang merupakan bukti kepedulian Kesad terhadap masalah kesehatan yang dihadapi rakyat diwujudkan dalam bentuk peran serta dalam operasi bhakti seperti pengobatan massal, operasi bibir sumbing, operasi ktarak dan khitanan massal di berbagai pelosok nusantara. Patut pula dicatat berbagai kegiatan yang dilaksanakan Kesad, antara lain ikut serta meringankan penderitaan korban yang terlibat dalam konflik SARA di Maluku, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Aceh maupun korban akibat bencana alam.
Spoiler for Kisah Nyata Seorang Prajurit Medis Wanita:
Untuk pertama kalinya, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Markas Besar TNI di garis perbatasan negara Indonesia-Malaysia, di Kalimantan, pada periode penugasan 2013, melibatkan tentara wanita dari Korps Wanita TNI AD.
Selama ini seluruh personel satuan tugas di bawah komando panglima TNI itu adalah laki-laki, dengan struktur organisasi ada di bawah Komando Daerah Militer yang dimaksud. Tidak pernah perempuan personel TNI dari matra manapun dimasukkan ke dalam daftar personel yang ditempatkan pada satuan tugas ini, untuk urusan apapun.
Sekarang beda, karena salah satu di antara perempuan personel TNI AD itu adalah seorang dokter tentara, Letnan Dua CKM (K) dr Dita Yulia Bintari (28), yang dalam ksehariannya bertugas di Batalion Infantri 403/Wirasada Pratista, Komando Daerah Militer IV Diponegoro, Jawa Tengah.
Dokter Dita, begitu dia biasa disapa sejawat dan masyarakat, salah satu dari tiga perwira personel Kowad yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan di sepanjang wilayah perbatasan. Bicara layanan kesehatan, akses untuk hal mendasar ini memang amat sangat sulit bagi masyarakat perbatasan negara.

"Sebagai seorang wanita prajurit, saya harus siap menjalankan tugas di manapun dan ini tugas pertama kali yang saya jalani di wilayah perbatasan sejak lulus pendidikan militer," ungkap Dita.
Bertugas di tapal batas negara, kata dia, semula mengharuskan dia telaten berurusan dengan masyarakat yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan. Namun kemudian hal itu menjadi sesuatu yang dia jiwai sepenuh hati.
"Mulai dari Pos Temajuk Kompi C batalion, hingga Pos Klawik Kompi A," kata dia. Antara pos paling barat dan timur perbatasan Kalimantan Barat-Sarawak (Malaysia) itu tercatat ada 39 pos yang harus diemban para tentara yang melayani kesehatan itu.
Jaraknya? Jangan dibilang, bisa dilihat di peta yang menggambarkan betapa panjang garis perbatasan negara yang harus mereka kawal. Belum lagi kontur bergunung-gunung, pepohonan lebat atau perdu yang lentur untuk ditebas, sungai-sungai, dan lain sebagainya. Belum lagi serangan "armada nyamuk" sebagai misal.
SEGITU SAJA YANG BISA SAYA BAGIKAN SIANG HARI INI, SEMOGA MENAMBAH WAWASAN. MOHON MAAF BILA ADA KESALAHAN, ATAU REPOST DAN SALAH KAMAR 
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
JANGAN
TAPI SAYA TIDAK MENOLAK 
Sumber:
Wikipedia
Antara

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA

JANGAN


Sumber:
Wikipedia
Antara
Spoiler for Bonus: Medis Hati:



0
2.9K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan