- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kenali Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri


TS
kurniadihusengo
Kenali Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri
Kita kerap menekankan perkembangan salah satu bagian otak saja pada anak, entah itu otak kiri maupun otak kanan. Padahal, dua sisi otak tersebut sama penting untuk dikembangkan.
Pertiwi cepat menegur ketika melihat putrinya, Alika, menerima hadiah dari neneknya dengan tangan kiri.
Pertiwi mengingatkan pada bocah berusia 3 tahun tersebut bahwa tidak baik menerima atau mengambil sesuatu dengan tangan kiri. Alika menurut saja. Segera ia menarik tangan kirinya dan mengulurkan tangan kanannya.
Adegan tersebut sering kita temui, ketika orangtua mengingatkan anak mereka untuk selalu menggunakan "tangan manis" - julukan bagi tangan kanan - dan melarang penggunaan tangan kiri. Padahal, kedua tangan ini sama manisnya dan sama baiknya untuk digunakan.
Pada saat orangtua melarang menggunakan tangan kiri, mereka telah menghambat fungsi otak kanan, sehingga kemampuan imajinasi, ide-ide, dan kreativitas anak kurang berkembang, "ujar Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), M.Si., staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.
Lebih rinci Dr. Soedjatmiko menjelaskan tentang peran kedua bagian otak kita. Otak kiri berperan untuk hal-hal yang sifatnya sistematis, rinci, teratur, dan rapi. Sementara itu, otak kanan berperan untuk hal-hal terkait imajinasi, kreativitas, dan ide-ide.
Ciri-ciri anak yang otak kirinya dominan adalah anak cenderung serba teratur, bicaranya tertata, tulisannya rapi, tapi tidak punya ide, tidak ada kreativitas, tidak ada sense of humor, padahal semua itu dibutuhkan, karena inovasi butuh ide-ide yang tidak lazim.
Fabiola P. Setiawan, M.Psi., Psi., psikolog dari Fabiola Consulting, menyampaikan uraian senada
Fungsi otak kiri adalah mengontrol bagian tubuh sebelah kanan, berpikir secara berurutan, fokus pada teks, menganalisis rincian, proses berpikir yang logis, analitis, linier, dan bertindak rasional.
Sementara itu, fungsi otak kanan adalah mengontrol bagian tubuh sebelah kiri, bersifat simultan, fokus pada konteks, melihat secara keseluruhan dan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna.
Menurut Fabiola, kecerdasan dari otak kiri terlihat dalam bentuk kemampuan yang menonjol dalam melakukan analisis, mampu berpikir secara mendetail dengan cepat, serta mempunyai kemampuan yang baik di bidang bahasa dan numerik.
Kecerdasan otak kanan terlihat dalam bentuk kemampuan dalam melakukan proses imajinasi dan daya khayal yang tinggi, menunjukkan kreativitas yang menonjol serta lebih mengandalkan perasaan. Kecerdasan otak kanan biasanya terlihat di bidang seni dan musik, serta intuisi dan emosi yang lebih peka.
Fabiola mengakui bahwa orangtua saat ini lebih banyak memberikan stimulasi pada salah satu bagian otak. Misalnya, orangtua hanya mementingkan perkembangan otak kiri anak mereka. Padahal, seorang anak dapat saja menunjukkan kemampuan yang menonjol pada bagian otak kanan. Dalam hal ini, orangtua yang kurang peka dapat memberikan stimulasi yang kurang optimal sehingga menghambat anak menampilkan potensi terbaik.
Fabiola mengingatkan bahwa hal ini perlu disikapi dengan bijak oleh orangtua. Contoh, dalam mempelajari matematika, kedua bagian otak sebenarnya dapat bekerja sama. Otak kiri bertugas mengolah soal-soal yang termasuk dalam aljabar, sedangkan otak kanan mengolah materi yang berkaitan dengan geometri dan aritmatika, yang lebih membutuhkan kemampuan visual spasial.
Dr. Soedjatmiko memaparkan bahwa perkembangan otak yang pesat terjadi sejak dalam kandungan sampai 2 tahun pertama.
Di masa ini, jumlah sel, cabang-cabang sel, hubungan antara cabang-cabang sel bertambah banyak, hingga selubung meilin bertambah tebal dan fungsinya semakin bagus. Begitu juga dengan kemampuan hubungan antarsel yang semakin optimal. Inilah masa paling penting dalam perkembangan otak seseorang. Karena itu, nutrisi dan stimulasi harus cukup.
Setelah melewati masa itu, tinggal pengembangan fungsi saja. Jumlah sel, cabang-cabangnya, dan selubung meilinnya tidak bertambah lagi. Namun demikian, tetap lakukan stimulasi dan berikan nutrisi yang cukup dan perlindungan bagi anak.
Untuk mengembangkan kemampuan anak, nutrisi dan stimulasi harus cukup sejak dalam kandungan, terutama pada 1.000 hari pertama dalam kehidupannya. Karena itu, gunakan tangan kanan dan tangan kiri sama banyaknya dan sama serunya. Berikan kebebasan anak untuk mengembangkan ide-idenya, supaya otak kanan dan otak kiri sama-sama berkembang.
Fabiola mencatat 3 faktor utama yang memengaruhi perkembangan otak anak, yaitu genetik, nutrisi, dan simulasi dari lingkungan.
Ketiga faktor ini saling mempengaruhi sejak dalam kandungan sampai anak lahir dan tumbuh berkembang. Tentunya faktor genetik dan nutrisi sangat berpengaruh di masa kandungan dalam membentuk fisik otak.
Selain itu, stimulasi sangat berperan dalam menentukan arah perkembangan anak berkaitan dengan penerapan fungsi sel otak dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi tersebut harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga seterusnya, sesuai usia anak. Stimulasi ini yang akan diproses oleh otak dan dikoordinasikan dengan anggota tubuh yang lain.
Ibarat komputer, otak adalah CPU-nya. Dalam hal kecerdasan, otak memang berperan penting, tapi ia harus didukung oleh semua komponen tubuh dan anggota gerak lain. Agar CPU bagus, bahannya harus bagus dan nutrisi harus cukup sejak dalam kandungan.
Otak juga harus terus dirangsang supaya fungsi-fungsinya berkembang, yaitu dengan stimulasi yang dilandasi kasih sayang dan kegembiraan, bukan karena dipaksa.
Cara terbaik menstimulasi anak dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan kedua bagian otak dengan cara yang menyenangkan sehingga tidak membuat anak merasa tertekan.
Contoh kegiatan yang mampu merangsang kedua bagian otak anak adalah story telling, kemudian anak diminta membayangkan suatu tempat yang ada dalam cerita dan menceritakannya kembali sesuai bahasa anak. Dapat juga anak diminta untuk menggambarkannya.
Memang, kemampuan otak bisa saja hanya dominan pada salah satu bagian. Hal ini bisa terjadi karena bawaan, bisa pula karena stimulasi dari orangtua yang hanya fokus pada satu sisi otak.
Anak yang memiliki potensi dominan otak kiri akan lebih mudah dan menunjukkan minat pada bidang-bidang yang terkait dengan analisis dan logika sehingga akan memilih untuk lebih aktif pada bidang tersebut.
Sedangkan anak-anak yang memiliki potensi otak yang dominan kanan akan lebih menonjol pada bidang yang terkait dengan seni dan kreativitas, sehingga akan memilih kegiatan yang terkait dengan kemampuan tersebut.
Itulah sebabnya, sangat penting bagi orangtua memahami potensi anak, apakah yang lebih dominan pada bagian otak kiri atau otak kanan. Jika lebih dominan otak kanan, berikan stimulasi lebih banyak pada area kreasi dan aktivitas yang sesuai dengan bakat seninya.
Namun, jangan lupa untuk tetap mengembangkan otak kirinya, salah satunya dengan menstimulasi dan mengajak anak mengerjakan materi yang membutuhkan analisa.
Sebaliknya, jika potensi anak dominan pada otak kiri, maka berikan stimulasi yang lebih mengarah pada aktivitas yang berhubungan dengan bahasa dan numerikal.
Orangtua tetap dapat mengembangkan otak kanan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan imajinasi dan kreativitas. Misalnya, bermusik atau menggambar, sesuai dengan minat anak.
Jika diarahkan dan diberikan kesempatan luas, maka kelak profesi anak pun akan sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
Misalnya, pelukis atau pemusik bagi anak dengan potensi otak dominan kanan, dan akuntan untuk anak dengan potensi otak dominan kiri
Namun, sering kali terjadi kesalahan ketika orangtua memaksakan jurusan pendidikan, profesi atau aktivitas tertentu yang tidak sesuai dengan minat dan potensi anak.Intinya, jika ingin kecerdasan anak bervariasi, kedua otaknya harus dirangsang supaya kemampuannya seimbang. Kalau tidak, kemampuan anak akan sangat terbatas.
Sebaiknya kedua bagian otak tetap dikembangkan dan digunakan karena dapat saling melengkapi dan membuat kemampuan anak semakin sempurna.
- Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), M.Si -
- Fabiola P. Setiawan, M.Psi., Psi -
Pertiwi cepat menegur ketika melihat putrinya, Alika, menerima hadiah dari neneknya dengan tangan kiri.
Pertiwi mengingatkan pada bocah berusia 3 tahun tersebut bahwa tidak baik menerima atau mengambil sesuatu dengan tangan kiri. Alika menurut saja. Segera ia menarik tangan kirinya dan mengulurkan tangan kanannya.
Adegan tersebut sering kita temui, ketika orangtua mengingatkan anak mereka untuk selalu menggunakan "tangan manis" - julukan bagi tangan kanan - dan melarang penggunaan tangan kiri. Padahal, kedua tangan ini sama manisnya dan sama baiknya untuk digunakan.
Pada saat orangtua melarang menggunakan tangan kiri, mereka telah menghambat fungsi otak kanan, sehingga kemampuan imajinasi, ide-ide, dan kreativitas anak kurang berkembang, "ujar Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), M.Si., staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM.
Lebih rinci Dr. Soedjatmiko menjelaskan tentang peran kedua bagian otak kita. Otak kiri berperan untuk hal-hal yang sifatnya sistematis, rinci, teratur, dan rapi. Sementara itu, otak kanan berperan untuk hal-hal terkait imajinasi, kreativitas, dan ide-ide.
Ciri-ciri anak yang otak kirinya dominan adalah anak cenderung serba teratur, bicaranya tertata, tulisannya rapi, tapi tidak punya ide, tidak ada kreativitas, tidak ada sense of humor, padahal semua itu dibutuhkan, karena inovasi butuh ide-ide yang tidak lazim.
Fabiola P. Setiawan, M.Psi., Psi., psikolog dari Fabiola Consulting, menyampaikan uraian senada
Fungsi otak kiri adalah mengontrol bagian tubuh sebelah kanan, berpikir secara berurutan, fokus pada teks, menganalisis rincian, proses berpikir yang logis, analitis, linier, dan bertindak rasional.
Sementara itu, fungsi otak kanan adalah mengontrol bagian tubuh sebelah kiri, bersifat simultan, fokus pada konteks, melihat secara keseluruhan dan berfungsi dalam hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna.
Menurut Fabiola, kecerdasan dari otak kiri terlihat dalam bentuk kemampuan yang menonjol dalam melakukan analisis, mampu berpikir secara mendetail dengan cepat, serta mempunyai kemampuan yang baik di bidang bahasa dan numerik.
Kecerdasan otak kanan terlihat dalam bentuk kemampuan dalam melakukan proses imajinasi dan daya khayal yang tinggi, menunjukkan kreativitas yang menonjol serta lebih mengandalkan perasaan. Kecerdasan otak kanan biasanya terlihat di bidang seni dan musik, serta intuisi dan emosi yang lebih peka.
Fabiola mengakui bahwa orangtua saat ini lebih banyak memberikan stimulasi pada salah satu bagian otak. Misalnya, orangtua hanya mementingkan perkembangan otak kiri anak mereka. Padahal, seorang anak dapat saja menunjukkan kemampuan yang menonjol pada bagian otak kanan. Dalam hal ini, orangtua yang kurang peka dapat memberikan stimulasi yang kurang optimal sehingga menghambat anak menampilkan potensi terbaik.
Fabiola mengingatkan bahwa hal ini perlu disikapi dengan bijak oleh orangtua. Contoh, dalam mempelajari matematika, kedua bagian otak sebenarnya dapat bekerja sama. Otak kiri bertugas mengolah soal-soal yang termasuk dalam aljabar, sedangkan otak kanan mengolah materi yang berkaitan dengan geometri dan aritmatika, yang lebih membutuhkan kemampuan visual spasial.
Dr. Soedjatmiko memaparkan bahwa perkembangan otak yang pesat terjadi sejak dalam kandungan sampai 2 tahun pertama.
Di masa ini, jumlah sel, cabang-cabang sel, hubungan antara cabang-cabang sel bertambah banyak, hingga selubung meilin bertambah tebal dan fungsinya semakin bagus. Begitu juga dengan kemampuan hubungan antarsel yang semakin optimal. Inilah masa paling penting dalam perkembangan otak seseorang. Karena itu, nutrisi dan stimulasi harus cukup.
Setelah melewati masa itu, tinggal pengembangan fungsi saja. Jumlah sel, cabang-cabangnya, dan selubung meilinnya tidak bertambah lagi. Namun demikian, tetap lakukan stimulasi dan berikan nutrisi yang cukup dan perlindungan bagi anak.
Untuk mengembangkan kemampuan anak, nutrisi dan stimulasi harus cukup sejak dalam kandungan, terutama pada 1.000 hari pertama dalam kehidupannya. Karena itu, gunakan tangan kanan dan tangan kiri sama banyaknya dan sama serunya. Berikan kebebasan anak untuk mengembangkan ide-idenya, supaya otak kanan dan otak kiri sama-sama berkembang.
Fabiola mencatat 3 faktor utama yang memengaruhi perkembangan otak anak, yaitu genetik, nutrisi, dan simulasi dari lingkungan.
Ketiga faktor ini saling mempengaruhi sejak dalam kandungan sampai anak lahir dan tumbuh berkembang. Tentunya faktor genetik dan nutrisi sangat berpengaruh di masa kandungan dalam membentuk fisik otak.
Selain itu, stimulasi sangat berperan dalam menentukan arah perkembangan anak berkaitan dengan penerapan fungsi sel otak dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi tersebut harus dilakukan sejak dalam kandungan hingga seterusnya, sesuai usia anak. Stimulasi ini yang akan diproses oleh otak dan dikoordinasikan dengan anggota tubuh yang lain.
Ibarat komputer, otak adalah CPU-nya. Dalam hal kecerdasan, otak memang berperan penting, tapi ia harus didukung oleh semua komponen tubuh dan anggota gerak lain. Agar CPU bagus, bahannya harus bagus dan nutrisi harus cukup sejak dalam kandungan.
Otak juga harus terus dirangsang supaya fungsi-fungsinya berkembang, yaitu dengan stimulasi yang dilandasi kasih sayang dan kegembiraan, bukan karena dipaksa.
Cara terbaik menstimulasi anak dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang mampu mengembangkan kedua bagian otak dengan cara yang menyenangkan sehingga tidak membuat anak merasa tertekan.
Contoh kegiatan yang mampu merangsang kedua bagian otak anak adalah story telling, kemudian anak diminta membayangkan suatu tempat yang ada dalam cerita dan menceritakannya kembali sesuai bahasa anak. Dapat juga anak diminta untuk menggambarkannya.
Memang, kemampuan otak bisa saja hanya dominan pada salah satu bagian. Hal ini bisa terjadi karena bawaan, bisa pula karena stimulasi dari orangtua yang hanya fokus pada satu sisi otak.
Anak yang memiliki potensi dominan otak kiri akan lebih mudah dan menunjukkan minat pada bidang-bidang yang terkait dengan analisis dan logika sehingga akan memilih untuk lebih aktif pada bidang tersebut.
Sedangkan anak-anak yang memiliki potensi otak yang dominan kanan akan lebih menonjol pada bidang yang terkait dengan seni dan kreativitas, sehingga akan memilih kegiatan yang terkait dengan kemampuan tersebut.
Itulah sebabnya, sangat penting bagi orangtua memahami potensi anak, apakah yang lebih dominan pada bagian otak kiri atau otak kanan. Jika lebih dominan otak kanan, berikan stimulasi lebih banyak pada area kreasi dan aktivitas yang sesuai dengan bakat seninya.
Namun, jangan lupa untuk tetap mengembangkan otak kirinya, salah satunya dengan menstimulasi dan mengajak anak mengerjakan materi yang membutuhkan analisa.
Sebaliknya, jika potensi anak dominan pada otak kiri, maka berikan stimulasi yang lebih mengarah pada aktivitas yang berhubungan dengan bahasa dan numerikal.
Orangtua tetap dapat mengembangkan otak kanan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan imajinasi dan kreativitas. Misalnya, bermusik atau menggambar, sesuai dengan minat anak.
Jika diarahkan dan diberikan kesempatan luas, maka kelak profesi anak pun akan sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
Misalnya, pelukis atau pemusik bagi anak dengan potensi otak dominan kanan, dan akuntan untuk anak dengan potensi otak dominan kiri
Namun, sering kali terjadi kesalahan ketika orangtua memaksakan jurusan pendidikan, profesi atau aktivitas tertentu yang tidak sesuai dengan minat dan potensi anak.Intinya, jika ingin kecerdasan anak bervariasi, kedua otaknya harus dirangsang supaya kemampuannya seimbang. Kalau tidak, kemampuan anak akan sangat terbatas.
Sebaiknya kedua bagian otak tetap dikembangkan dan digunakan karena dapat saling melengkapi dan membuat kemampuan anak semakin sempurna.
- Dr. Soedjatmiko, Sp.A (K), M.Si -
- Fabiola P. Setiawan, M.Psi., Psi -
0
2.7K
16
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan