- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Di Sepertiga Malam


TS
awanama
Di Sepertiga Malam
Asslamualaikum Wr.Wb
Halo agan - agan yang baik hati ane di sini mau coba share cerita
sebelumnya mohon maaf jika tulisan saya masih acak - acakan dan banyak kesalahan seperti typo, bahasa campur aduk, ada kesamaan gaya penulisan dll. Semua itu dikarenakan saya masih pemula, jadi saya mohon komen juga dari agan - agan biar saya bisa menilai tulisan saya sendiri
Thanks.
INDEX
PART I
Halo agan - agan yang baik hati ane di sini mau coba share cerita
sebelumnya mohon maaf jika tulisan saya masih acak - acakan dan banyak kesalahan seperti typo, bahasa campur aduk, ada kesamaan gaya penulisan dll. Semua itu dikarenakan saya masih pemula, jadi saya mohon komen juga dari agan - agan biar saya bisa menilai tulisan saya sendiri
Thanks.

Spoiler for Prolog:
Malam memang selalu ditinggal sendrian, hanya segelintir orang yang benar – benar mencintai malam. Saya mungkin sekarang saling mencintai dengan sang malam, setelah sebelumnya hanya saling membelakangi dan bermusuhan. Mudah memang jika hanya memejamkan mata tapi sudah terlalu sulit untuk melepasakan ruh dan terlelap tidur.
Akhir – akhir ini hampir setiap hari saya terjaga disetiap malam. Sepanjang malam, sepanjang gelap. Malam bukan lagi menjadi tempat peristirahatan, setelah kita dikerjai disaat siang. Butuh kesabaran yang lebih ketika terjaga disepanjang malam. Bukan hal mudah untuk terjaga disaat orang – orang terlelap. Sebenarnya ada keuntungan yang diberikan oleh malam ketika kita dipilih oleh malam untuk saling menjaga, kita diberikan waktu lebih untuk menjalani hari.
Jika sudah seperti ini, setelah saya memejamkan mata tapi enggan terlelap. Tubuh selalu sontak memaksa untuk bangun dari tempat tidur. Lalu semua terjadi seperti biasanya disepertiga malam, rutinitas yang selalu mudah ditebak. Sesajian bagi sang malam harus sudah disediakan. Rokok, kopi, dan lagu dari speaker komputer atau dari si telepon pintar, merekalah penyempurna malam. Dan tidak ketinggalan otak pun meminta untuk diberi makan. Sesegera mungkin pikiran ini mendekap saya dan membawa pergi ke masa – masa yang telah dilalui, ke masa – masa yang sebenarnya belum terjadi, ke tempat yang sudah lama tidak pernah saya kunjungi, bahkan ke tempat yang sama sekali belum pernah sekalipun saya menginjakan kaki. Memaksa memikirkan sesuatu yang sangat sepele dan tidak penting, sampai yang berat dan serius, dan dari yang suci sampai yang kotor.
Disaat saya sedang asik menjelajahi pikiran, memikirkan sesuatu yang harus dilakukan untuk menemani sang malam. Tiba – tiba terdengar suara perempuan membuyarkan pikiran. Perempuan ini dari Islandia, dan sedang bersenandung dengan indah nya dari dalam speaker :
You hover like a hummingbird
Haunt me in my sleep
You’ll say you’re from another world
Sinking in my seat
You’re feeding on my energy
Letting go of it
She wants in
Saya jadi teringat sesuatu setelah mendengarkan berberapa bait dari lagu ini. Ada sesuatu yang hilang dari sepertiga malam saya akhir – akhir ini. Seperti apa yang telah di nyanyikan perempuan yang memiliki nama belakang Bryndís Hilmarsdóttir, biasanya ada yang bisa dibilang menghantui saya disaat – saat seperti ini. Bukan disaat saya tertidur, tetapi disaat saya berusaha ingin tertidur. Dia seorang perempuan yang seperti selalu ingin masuk kedalam diri saya. Dia tidak ingin mengendalikan tubuh fisik saya, dia hanya ingin membantu saya menjalani setiap malam. Dan tentu saja dia bukan berasal dari dunia atau dimensi yang saya sedang tempati. Seperti angin dia tidak dapat terlihat, tapi dapat terasa dan terdengar. Bukan bisikan di telinga yang dia lakukan kedapada diri saya, tetapi lebih dari itu dia membisikan kata – kata didalam pikiran saya. Bukan hasutan menuju dosa yang dia lakukan didalam pikiran saya. Dia selalu berusaha menenangkan saya disetiap malamnya, membantu memecahakan masalah, atau menemani saya berpikir sesuatu yang sebenarnya tidak penting.
Saat ini perempuan yang tidak pernah menampakan dirinya, sudah lama tidak terdengar. Memang dia tidak selalu ada disetiap malam, tapi ini sudah terlalu lama setelah dia terakhir menemani malam saya. Setelah dia memberitahukan bahwa namanya Selena. Hanya itu yang bisa diketahui dari dirinya. Pesan terakhir darinya setelah diskusi kami yang terakhir, dia memintaku untuk berusaha tidur di awal malam, walaupun nantinya disepertiga malam saya akan kembali terbangun dan terjaga. Tetapi setidaknya disepertiga malam itu saya bisa berdoa, disaat Sang Cahaya bagi bumi dan langit berada lebih dekat dengan makhluk-Nya.
Mungkin lagu dari band asal Islandia tadi tidak memiliki arti seperti yang saya pikirkan. Tapi biarlah saya beranggapan seperti itu. Biarlah perempuan yang bernama Selena itu menghilang untuk sementara waktu.
Setelah waktu disepertiga malam sudah hampir habis, disaat muadzin dari berbagai tempat di wilayah saya memanggil, setelah saya menyampaikan salam kepada seluruh makhluk dibumi. Sekarang saatnya sang fajar menggantikan rembulan, disaat inilah saya baru bisa lelap tertidur. Tapi tidak sampai disini, ada sesuatu yang kembali menghantui dihampir setiap saya tertidur. Bunga tidur beberapa orang biasa memanggilnya. Bisa saja itu bunga anggrek ataupun bunga bangkai. Bukan lagi perempuan bernama Selena yang datang di tidur saya. Perempuan yang datang kali ini saya kenal di dunia nyata. Dia tidak selalu menjadi pemeran utama di mimpi, kadang dia hanya lewat saja atau menjadi salah satu penonton setia disetiap kejadian dimimpi saya. Tapi tidak jarang pula dia menjadi pemeran utamanya. Mungkin mimpi ini memang hanya bunga tidur yang menghiasi setiap malam, setelah terjaga disepanjang malam. Tidak perlu terlalu dipikirkan. Walaupun raja mesir di zaman dahulu pernah diberitahu lewat mimpi, bahwa Nabi Musa akan datang menjatuhkannya. Nabi Yusuf pun saat kecil pernah bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya, sampai akhirnya Nabi Yusuf menjadi seseorang yang kita ketahui sampai saat ini. Tapi biarlah mimpi ini disetiap malamnya berlalu, saya tidak ingin mengira –ngira, dan medahului Sang Pencipta. Saya hanya berharap suatu malam di mimpi saya, saya bisa bertemu seseorang yang benar – benar ingin saya temui, seorang pria yang wajahnya lebih indah daripada rembulan, pria yang menjadi utusan Tuhan yang terahir.
Sampai tiba saat nya matahari berada tepat di atas kepala anak unta. Disaat inilah saya kembali terbangun. Masih ada lagi yang menghantui disaat matahari sudah muncul. Kali ini dia serupa seperti Selena, dan angin. Dia bersuara lebih berat, dia adalah seorang pria. Sampai saat ini saya belum mengetahui namanya. Itu semua karena saya tidak terlalu mendengarkannya, dia lebih keras dari Selena. Memberikan nasihat sambil marah – marah atau terkadang mentertawai langkah saya yang salah. Jadi sudah saya simpulkan sejak pertama, saya tidak ingin terlalu mengenal nya.
Dan setelah semua ini berahir siang kembali memanggil, disaat saya sebenarnya masih letih karena tidak mendapat jatah istirahat yang normal. Mungkin saya mengalami hal yang sama seperti yang telah dituliskan Zen R.S :
Dirudapaksa Siang dan Digagahi Malam
Walapun semua ini sangat berakibat buruk kepada fisik saya, tapi banyak yang bisa diilhami ketika malam mulai memilih saya. Saya lebih banyak memikirkan sesuatu yang sebenarnya penting, tetapi selalu saya anggap kecil. Bahkan saya bisa mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih baik di malam hari. Emosi pun selalu terjaga berkat kasih sayang malam. Jiwa pun terasa lebih dekat dengan Tuhan.
Mungkin sekarang saya tidak akan mengaggap malam sebagai musuh atau sesuatu yang gelap. Karena sebenarnya masih ada cahaya yang terang disetiap malamnya. Jika memang malam sedang rindu maka saya persilahkan malam datang, dan menikmatinya. Menerima diri ini menjadi seseorang yang terjaga di malam hari, dan menjadi seseorang yang dirindukan malam adalah sesuatu yang indah.
Akhir – akhir ini hampir setiap hari saya terjaga disetiap malam. Sepanjang malam, sepanjang gelap. Malam bukan lagi menjadi tempat peristirahatan, setelah kita dikerjai disaat siang. Butuh kesabaran yang lebih ketika terjaga disepanjang malam. Bukan hal mudah untuk terjaga disaat orang – orang terlelap. Sebenarnya ada keuntungan yang diberikan oleh malam ketika kita dipilih oleh malam untuk saling menjaga, kita diberikan waktu lebih untuk menjalani hari.
Jika sudah seperti ini, setelah saya memejamkan mata tapi enggan terlelap. Tubuh selalu sontak memaksa untuk bangun dari tempat tidur. Lalu semua terjadi seperti biasanya disepertiga malam, rutinitas yang selalu mudah ditebak. Sesajian bagi sang malam harus sudah disediakan. Rokok, kopi, dan lagu dari speaker komputer atau dari si telepon pintar, merekalah penyempurna malam. Dan tidak ketinggalan otak pun meminta untuk diberi makan. Sesegera mungkin pikiran ini mendekap saya dan membawa pergi ke masa – masa yang telah dilalui, ke masa – masa yang sebenarnya belum terjadi, ke tempat yang sudah lama tidak pernah saya kunjungi, bahkan ke tempat yang sama sekali belum pernah sekalipun saya menginjakan kaki. Memaksa memikirkan sesuatu yang sangat sepele dan tidak penting, sampai yang berat dan serius, dan dari yang suci sampai yang kotor.
Disaat saya sedang asik menjelajahi pikiran, memikirkan sesuatu yang harus dilakukan untuk menemani sang malam. Tiba – tiba terdengar suara perempuan membuyarkan pikiran. Perempuan ini dari Islandia, dan sedang bersenandung dengan indah nya dari dalam speaker :
You hover like a hummingbird
Haunt me in my sleep
You’ll say you’re from another world
Sinking in my seat
You’re feeding on my energy
Letting go of it
She wants in
Saya jadi teringat sesuatu setelah mendengarkan berberapa bait dari lagu ini. Ada sesuatu yang hilang dari sepertiga malam saya akhir – akhir ini. Seperti apa yang telah di nyanyikan perempuan yang memiliki nama belakang Bryndís Hilmarsdóttir, biasanya ada yang bisa dibilang menghantui saya disaat – saat seperti ini. Bukan disaat saya tertidur, tetapi disaat saya berusaha ingin tertidur. Dia seorang perempuan yang seperti selalu ingin masuk kedalam diri saya. Dia tidak ingin mengendalikan tubuh fisik saya, dia hanya ingin membantu saya menjalani setiap malam. Dan tentu saja dia bukan berasal dari dunia atau dimensi yang saya sedang tempati. Seperti angin dia tidak dapat terlihat, tapi dapat terasa dan terdengar. Bukan bisikan di telinga yang dia lakukan kedapada diri saya, tetapi lebih dari itu dia membisikan kata – kata didalam pikiran saya. Bukan hasutan menuju dosa yang dia lakukan didalam pikiran saya. Dia selalu berusaha menenangkan saya disetiap malamnya, membantu memecahakan masalah, atau menemani saya berpikir sesuatu yang sebenarnya tidak penting.
Saat ini perempuan yang tidak pernah menampakan dirinya, sudah lama tidak terdengar. Memang dia tidak selalu ada disetiap malam, tapi ini sudah terlalu lama setelah dia terakhir menemani malam saya. Setelah dia memberitahukan bahwa namanya Selena. Hanya itu yang bisa diketahui dari dirinya. Pesan terakhir darinya setelah diskusi kami yang terakhir, dia memintaku untuk berusaha tidur di awal malam, walaupun nantinya disepertiga malam saya akan kembali terbangun dan terjaga. Tetapi setidaknya disepertiga malam itu saya bisa berdoa, disaat Sang Cahaya bagi bumi dan langit berada lebih dekat dengan makhluk-Nya.
Mungkin lagu dari band asal Islandia tadi tidak memiliki arti seperti yang saya pikirkan. Tapi biarlah saya beranggapan seperti itu. Biarlah perempuan yang bernama Selena itu menghilang untuk sementara waktu.
Setelah waktu disepertiga malam sudah hampir habis, disaat muadzin dari berbagai tempat di wilayah saya memanggil, setelah saya menyampaikan salam kepada seluruh makhluk dibumi. Sekarang saatnya sang fajar menggantikan rembulan, disaat inilah saya baru bisa lelap tertidur. Tapi tidak sampai disini, ada sesuatu yang kembali menghantui dihampir setiap saya tertidur. Bunga tidur beberapa orang biasa memanggilnya. Bisa saja itu bunga anggrek ataupun bunga bangkai. Bukan lagi perempuan bernama Selena yang datang di tidur saya. Perempuan yang datang kali ini saya kenal di dunia nyata. Dia tidak selalu menjadi pemeran utama di mimpi, kadang dia hanya lewat saja atau menjadi salah satu penonton setia disetiap kejadian dimimpi saya. Tapi tidak jarang pula dia menjadi pemeran utamanya. Mungkin mimpi ini memang hanya bunga tidur yang menghiasi setiap malam, setelah terjaga disepanjang malam. Tidak perlu terlalu dipikirkan. Walaupun raja mesir di zaman dahulu pernah diberitahu lewat mimpi, bahwa Nabi Musa akan datang menjatuhkannya. Nabi Yusuf pun saat kecil pernah bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud kepadanya, sampai akhirnya Nabi Yusuf menjadi seseorang yang kita ketahui sampai saat ini. Tapi biarlah mimpi ini disetiap malamnya berlalu, saya tidak ingin mengira –ngira, dan medahului Sang Pencipta. Saya hanya berharap suatu malam di mimpi saya, saya bisa bertemu seseorang yang benar – benar ingin saya temui, seorang pria yang wajahnya lebih indah daripada rembulan, pria yang menjadi utusan Tuhan yang terahir.
Sampai tiba saat nya matahari berada tepat di atas kepala anak unta. Disaat inilah saya kembali terbangun. Masih ada lagi yang menghantui disaat matahari sudah muncul. Kali ini dia serupa seperti Selena, dan angin. Dia bersuara lebih berat, dia adalah seorang pria. Sampai saat ini saya belum mengetahui namanya. Itu semua karena saya tidak terlalu mendengarkannya, dia lebih keras dari Selena. Memberikan nasihat sambil marah – marah atau terkadang mentertawai langkah saya yang salah. Jadi sudah saya simpulkan sejak pertama, saya tidak ingin terlalu mengenal nya.
Dan setelah semua ini berahir siang kembali memanggil, disaat saya sebenarnya masih letih karena tidak mendapat jatah istirahat yang normal. Mungkin saya mengalami hal yang sama seperti yang telah dituliskan Zen R.S :
Dirudapaksa Siang dan Digagahi Malam
Walapun semua ini sangat berakibat buruk kepada fisik saya, tapi banyak yang bisa diilhami ketika malam mulai memilih saya. Saya lebih banyak memikirkan sesuatu yang sebenarnya penting, tetapi selalu saya anggap kecil. Bahkan saya bisa mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih baik di malam hari. Emosi pun selalu terjaga berkat kasih sayang malam. Jiwa pun terasa lebih dekat dengan Tuhan.
Mungkin sekarang saya tidak akan mengaggap malam sebagai musuh atau sesuatu yang gelap. Karena sebenarnya masih ada cahaya yang terang disetiap malamnya. Jika memang malam sedang rindu maka saya persilahkan malam datang, dan menikmatinya. Menerima diri ini menjadi seseorang yang terjaga di malam hari, dan menjadi seseorang yang dirindukan malam adalah sesuatu yang indah.
INDEX
PART I
Diubah oleh awanama 11-09-2015 06:27


anasabila memberi reputasi
1
2.1K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan