- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut


TS
baratayudha17
[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut
Quote:
Original Posted By Baratayudha17...
![[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/pontianak/foto/bank/images/uang-nyasar-ke-rekening-1_20151109_195100.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Suparman mendadak ingin tahu peraturan tentang ilmu perbankan setelah menerima uang transfer nyasar sebesar Rp 5 miliar. Alasannya, dia khawatir tersangkut masalah pidana dan harus berakhir di penjara. "Jangan-jangan itu hasil pencucian uang, karena itu saya minta salah transfer ini diselidiki,"kata lelaki 51 tahun itu, Selasa, 10 November 2015.
Menurut Suparman, dia telah membeli buku tentang aturan perbankan untuk menambah wawasannya. Buku itu dibeli di Pontianak seharga Rp 190 ribu. Isinya tentang Undang-Undang Perbankan. "Kelalaian dari pihak bank pun ada sanksinya, ada ancaman denda Rp 5 miliar hingga Rp 100 miliar," kata bapak tiga anak ini, mengutip isi buku yang dia baca.
Suparman mengatakan, sebagai nasabah, dia merasa dirugikan karena manajemen bank BNI tidak transparan. Bank juga telah memblokir rekeningnya atas kesalahan yang tidak pernah dia buat.
Suparman adalah warga Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Dia menerima uang transfer Rp 5 miliar yang tidak jelas dari mana asalnya. Dia sempat menarik uang itu sebesar Rp 2,2 miliar tapi belakangan BNI meminta uang itu dikembalikan.
Crottt dimarih...
![[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/pontianak/foto/bank/images/sms-uang-nyasar_20151109_195731.jpg)
TEMPO.CO, Pontianak - Suparman, nasabah BNI yang mendapat transfer nyasar sebanyak Rp 5 miliar, mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang perbankan. Karena itu dia tidak percaya ketika mendapat pesan singkat yang memberitahukan ada uang transfer sebesar Rp 5 milir yang masuk rekeningnya. "Saya hanya masyarakat awam, bukan siapa-siapa," kata Suparman, Selasa, 10 November 2015.
Pria yang tinggal di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, tersebut hanya memiliki usaha tempat permainan biliar. Menurut Suparman, dari usahanya itu dia bisa menghidupi keluarganya. "Di sini tidak terlalu banyak tempat hiburan," kata bapak tiga anak itu.
Meski tempat usahanya cukup ramai, tapi dia tidak pernah membayangkan memiliki uang sampai miliaran rupiah. Karena itu dia terheran-heran dengan pemberitahuan lewat pesan singkat itu. "Saya cerita ke istri. Dia juga bingung," ujarnya.
Menurut Suparman, terakhir kali dia mengecek saldo tabungan jumlahnya hanya Rp 218 ribu. Setelah mendapat pesan singkat itu dia iseng-iseng mengecek saldo. Ternyata benar, dalam rekeningnya ada uang masuk sebesar Rp 5 miliar. "Tidak tahu uang dari mana," katanya.
Tanpa pikir panjang Suparman mengambil uang itu dalam beberapa kali penarikan. Total dia sudah mengambil sebesar Rp 2,2 miliar selama dua hari berturut-turut. Namun pada hari berikutnya sisa uang dalam rekening hilang sama sekali.
Manajemen Bank BNI 46 kemudian memberi tahu Suparman jika uang yang masuk ke rekeningnya itu salah kirim. Suparman juga diminta mengembalikan seluruh uang yang sudah ditarik. Namun jumlahnya kurang Rp 5,5 juta karena sudah dibelanjakan.Pihak bank meminta Suparman membuat surat pernyataan untuk mencicil uang yang sudah dibelanjakan itu. “Masalahnya sudah clear, namun belakangan saya takut dipidana gara-gara di rekening saya pernah terkirim uang Rp 5 miliar," katanya.
Menurut Suparman, anaknya tiga orang masih kecil-kecil. Anak yang sulung berusia 10 tahun, tengah duduk di kelas V sekolah dasar. Anak kedua berusia 5 tahun dan yang bungsu baru dua bulan. Dia tidak ingin mereka menderita akibat kesalahan yang tidak pernah dia buat.
Belakangan, Suparman menuduh BNI tidak transparan dalam menjelaskan kasus salah transfer tersebut. "Saya ingin orang yang salah transfer juga membuat pernyataan yang sama seperti saya," katanya. Dia curiga uang yang masuk ke rekeningnya itu adalah hasil kejahatan pencucian uang. "Saya mau diusut, karena itu saya ke polisi," ujarnya.
Crottt dimarih...
![[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/pontianak/foto/bank/images/uang-nyasar-ke-rekening-1_20151109_195100.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Suparman mendadak ingin tahu peraturan tentang ilmu perbankan setelah menerima uang transfer nyasar sebesar Rp 5 miliar. Alasannya, dia khawatir tersangkut masalah pidana dan harus berakhir di penjara. "Jangan-jangan itu hasil pencucian uang, karena itu saya minta salah transfer ini diselidiki,"kata lelaki 51 tahun itu, Selasa, 10 November 2015.
Menurut Suparman, dia telah membeli buku tentang aturan perbankan untuk menambah wawasannya. Buku itu dibeli di Pontianak seharga Rp 190 ribu. Isinya tentang Undang-Undang Perbankan. "Kelalaian dari pihak bank pun ada sanksinya, ada ancaman denda Rp 5 miliar hingga Rp 100 miliar," kata bapak tiga anak ini, mengutip isi buku yang dia baca.
Suparman mengatakan, sebagai nasabah, dia merasa dirugikan karena manajemen bank BNI tidak transparan. Bank juga telah memblokir rekeningnya atas kesalahan yang tidak pernah dia buat.
Suparman adalah warga Desa Hilir Kantor, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Dia menerima uang transfer Rp 5 miliar yang tidak jelas dari mana asalnya. Dia sempat menarik uang itu sebesar Rp 2,2 miliar tapi belakangan BNI meminta uang itu dikembalikan.
Crottt dimarih...

![[TEKOR] - Ketiban Transfer Nyasar Rp 5 M, Suparman Minta Duit Diusut](https://dl.kaskus.id/cdn-2.tstatic.net/pontianak/foto/bank/images/sms-uang-nyasar_20151109_195731.jpg)
TEMPO.CO, Pontianak - Suparman, nasabah BNI yang mendapat transfer nyasar sebanyak Rp 5 miliar, mengaku tidak memiliki pengetahuan tentang perbankan. Karena itu dia tidak percaya ketika mendapat pesan singkat yang memberitahukan ada uang transfer sebesar Rp 5 milir yang masuk rekeningnya. "Saya hanya masyarakat awam, bukan siapa-siapa," kata Suparman, Selasa, 10 November 2015.
Pria yang tinggal di Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, tersebut hanya memiliki usaha tempat permainan biliar. Menurut Suparman, dari usahanya itu dia bisa menghidupi keluarganya. "Di sini tidak terlalu banyak tempat hiburan," kata bapak tiga anak itu.
Meski tempat usahanya cukup ramai, tapi dia tidak pernah membayangkan memiliki uang sampai miliaran rupiah. Karena itu dia terheran-heran dengan pemberitahuan lewat pesan singkat itu. "Saya cerita ke istri. Dia juga bingung," ujarnya.
Menurut Suparman, terakhir kali dia mengecek saldo tabungan jumlahnya hanya Rp 218 ribu. Setelah mendapat pesan singkat itu dia iseng-iseng mengecek saldo. Ternyata benar, dalam rekeningnya ada uang masuk sebesar Rp 5 miliar. "Tidak tahu uang dari mana," katanya.
Tanpa pikir panjang Suparman mengambil uang itu dalam beberapa kali penarikan. Total dia sudah mengambil sebesar Rp 2,2 miliar selama dua hari berturut-turut. Namun pada hari berikutnya sisa uang dalam rekening hilang sama sekali.
Manajemen Bank BNI 46 kemudian memberi tahu Suparman jika uang yang masuk ke rekeningnya itu salah kirim. Suparman juga diminta mengembalikan seluruh uang yang sudah ditarik. Namun jumlahnya kurang Rp 5,5 juta karena sudah dibelanjakan.Pihak bank meminta Suparman membuat surat pernyataan untuk mencicil uang yang sudah dibelanjakan itu. “Masalahnya sudah clear, namun belakangan saya takut dipidana gara-gara di rekening saya pernah terkirim uang Rp 5 miliar," katanya.
Menurut Suparman, anaknya tiga orang masih kecil-kecil. Anak yang sulung berusia 10 tahun, tengah duduk di kelas V sekolah dasar. Anak kedua berusia 5 tahun dan yang bungsu baru dua bulan. Dia tidak ingin mereka menderita akibat kesalahan yang tidak pernah dia buat.
Belakangan, Suparman menuduh BNI tidak transparan dalam menjelaskan kasus salah transfer tersebut. "Saya ingin orang yang salah transfer juga membuat pernyataan yang sama seperti saya," katanya. Dia curiga uang yang masuk ke rekeningnya itu adalah hasil kejahatan pencucian uang. "Saya mau diusut, karena itu saya ke polisi," ujarnya.
Crottt dimarih...

Insyaf abis ditagih, mlh tekor 190ribu beli Kitab Perbankan

Giliran kemaren lsg diembat, giliran diminta balik, minta diusut, kelakuan....

Diubah oleh baratayudha17 11-11-2015 01:37


tien212700 memberi reputasi
1
10.9K
Kutip
89
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan