- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Siswi Magang di Bogor Dilecehkan Pejabat
TS
ellah3001
Siswi Magang di Bogor Dilecehkan Pejabat
Quote:
POJOKJABAR.com,BOGOR– Suasana Gedung DPRD Kota Bogor, Rabu (11/10/2015) siang gaduh. Sejumlah guru dari salah satu SMK di Kota Bogor mencak-mencak dan memaki salah satu oknum pejabat di lingkungan DPRD Kota Bogor.
Penyebabnya, sejumlah guru tidak terima jika anak didiknya yang tengah magang di gedung wakil rakyat itu diperlakukan tidak senonoh.
Perlakukan tidak senonoh itu dialami tiga siswi salah satu SMK swasta. Mereka adalah RM (17), AM (17), dan AD (16). Ketiganya magang di DPRD Kota Bogor sejak Senin (09/11/2015).
“ Siswi saya mengaku mendapat perlakukan yang tidak menyenangkan sejak hari pertama magang,” kata Windani, guru SMK.
Diduga, tindakan pelcehan ini dilakukan salah satu pejabat eselon III berinisial IS.
(adit)
sumber: Pojok Jabar Bogor
Pejabat model gini enaknya diapain ya?
Mod, sorry tadi ane salah nyimpen theread
UPDATE
Quote:
BOGOR-Kawasan gedung DPRD Kota Bogor tak lagi aman bagi kaum hawa. Tempat para wakil rakyat berkantor itu justru menjadi arena bagi predator seks melangsungkan aksi asusilanya. Kemarin, tiga siswi SMK menjadi korbannya. Ketiga gadis belia itu merupakan siswi SMK BI yang baru dua hari menjalani magang di DPRD Kota Bogor. Pelakunya tiada lain oknum PNS yang menjabat sebagai Kasubbag Tata Usaha Sekretariat DPRD, SS.
Secara bergantian, korban, RI (17), DW (17), dan DI (17) mengalami pelecehan berupa (maaf) diraba pada bagian paha, dipeluk bagian pinggul dan badan. Kepada Radar Bogor, DW, siswi Kelas 11 SMK Bina Informatika, menuturkan pengalaman pahitnya selama magang di gedung dewan, dua hari kemarin. Senin (9/11), sekitar pukul 07.30 pagi, ia bersama kedua rekannya, DI dan RI tiba di gedung DPRD untuk menjalani magang atau praktik kerja industri (Prakerin) bersama. Ketiganya pun langsung menemui oknum SS di ruang Tata Usaha untuk absensi.
Usai berbincang sejenak, SS meminta ketiganya ikut ke lantai tiga gedung, di sebuah ruangan yang menjadi tempat istirahat para siswa magang. Saat itu, masih sekitar pukul 08:00, dan ketiganya pun menurut saja.
Setibanya di ruangan atas, ketiga siswi dipersilakan duduk di kursi. Tiba-tiba, SS memaksa duduk di antara mereka sembari mengajak bercanda. Saat itulah, DW mengaku mengalami pelecehan yakni diraba di bagian paha oleh SS. Sambil berbincang, aksi SS terus berlanjut. Ia sempat memeluk pinggul DW dan RI. Sementara saat berdiri, SS memeluk tubuh DI dari samping. Masih dari penuturan DW, oknum tersebut bertanya berbagai hal kepada mereka. Termasuk masalah pacar, latar belakang sekolah dan orang tua. Setelah beberapa menit ''menggoda'' para belia, SS turun ke ruangannya di lantai satu gedung dewan.
Menurut DW, mulai pagi hingga siang, tak terhitung berapa kali SS datang ke atas menemui mereka. Selain menemui ketiganya, SS juga memeriksa siswa magang lain yang kerap nongkrong di lantai tiga gedung dewan.
Hingga sekitar pukul 13.00 WIB, atau jam makan siang, SS sengaja datang menemui ketiga korban. Tak berbeda dengan kejadian pagi harinya, SS kembali memaksa duduk di antara ketiga siswi ini dan kembali melancarkan aksinya memegang paha DW.
"Dari hari Senin sih, kalau (pelecehan) ke saya. Misalnya kalau ngobrol, megang paha. Kalau misalnya ke yang lain, sama DI sering banget dirangkul pas berdiri gitu sambil nanya dari sekolah mana. Kalau sama RI suka dipegang pinggulnya," ujar DW.
Disebutkan DW, pelaku juga sering bertanya masalah pacar kepada mereka. SS bahkan menyebut hanya akan memberi nilai 79 bagi siswi magang yang sudah memiliki pacar. Sementara yang masih jomblo (belum punya pacar) diberi nilai tinggi yakni 90."Alasan bapak itu nanya pacar, katanya kalau diajak happy-happy takut nanti pacar kami marah-marah," lanjut DW lagi.
Selama dua hari atau Senin dan Selasa (9-10/11), ketiganya sering mendapat perlakuan tak menyenangkan dari SS. Sehingga ketiganya pun mengalami trauma dan tidak mau kembali magang di lokasi yang sama. "Terganggu banget makanya ketakutan. Ketakutan banget, masih trauma," ujar DW. "Kalau ngobrol apa-apa, tidak tahu gimana harus dekat-dekat gitu. Itu yang bikin risih," ujarnya lagi. Sementara RI (17) juga mengaku dipegang pinggulnya saat berada di lantai tiga gedung yang berlokasi di Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah, Kota Bogor itu. "Bapak itu mah pengennya duduk berdekatan terus sama kami. Alasannya dia meluk kami katanya dia lagi stress. Apaan coba maksudnya dia ngomong begitu sama kami," ucapnya.
Atas pelecehan yang dialami anak didiknya, Wakil Kepala SMK Bina Informatika Windani Martakusuma sempat mencak-mencak di gedung dewan. Ia meminta pertanggung jawaban oknum bersangkutan.
"Laporan pelecehan seksual ini kami terima Selasa sore. Dan kami langsung respon mendatangi DPRD pada Rabu pagi. Parahnya, pelecehan yang mereka alami pada Senin, mulai pagi sampai sore sesuai penjelasan anak-anak. Kalau frekuensinya berapa kali saya tidak begitu jelas, " ujarnya.
Menurut Windani, anak didiknya sampai mengalami traumatik yang cukup berat. Mereka ketakutan dan hanya bisa menangis di kamar mandi sekolah. Karenanya, ia mendesak DPRD Kota Bogor bertindak tegas atas pelecehan yang dilakukan oknum pejabat di lingkungan dewan tersebut.
Terpisah, Kasubbag TU DPRD Kota Bogor SS mengakui duduk berdampingan dengan ketiga siswi tersebut, di lantai tiga gedung DPRD. Namun dia mengaku hal itu terpaksa karena tak mampu menyediakan sarana kepada para peserta magang.
"Itu sebenarnya gini, tiga ini anak kan baru. Baru hari Senin masuk. Saya kan tidak bisa menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Jadi terkesan rapat-rapatan duduknya di lantai tiga. Coba bapak cek ke atas," jelasnya, ditemui Radar Bogor di halaman Gedung Dewan.
Disinggung tudingan atas dirinya memeluk dan meraba, dan memegang paga siswi SMK itu, SS membantahnya. Dia mengaku hanya sekadar menyandarkan kertas di atas badan siswi itu untuk tandatangan.
"Tidak benar lah itu. Kebetulan saya tandatangan, tapi dia mengelak. Itu juga banyakan, bukan berdua. Bersepuluh ada, termasuk yang lain ada. Namanya anak-anak, ada-ada saja yang dibercandain. Kalau unsur berduaan itu tidak ada," katanya.
SS juga membantah tudingan memegang pinggul siswi. "Masak saya dibilang pegang pinggul, tidak masuk akal atuh," jawabnya sambil memeragakan orang yang bersandar sambil meregangkan tangan.
Ditanya ajakan happy-happy kepada tiga siswa ini, SS mengaku tidak tahu. Sementara terkait pertanyaan pacar kepada ketiga siswi, SS mengakuinya. "Nanti kalau punya pacar pengalamannya kan sudah ada, takut menganggu juga kan," katanya.Meski membantah semua tudingan ketiga siswi itu, namun SS mengaku sudah minta maaf kepada ketiganya. Dia juga mengaku sudah klarifikasi kepada Wakil Ketua Komisi A Najamuddin dan guru pembimbing ketiga siswi tersebut.
"Secara pribadi saya juga sudah minta maaf, yang bersangkutan sudah tidak apa-apa. Pak Najamuddin juga sudah memberikan maaf sekaligus warning kepada saya, agar jangan diulang lagi. Saya juga sudah klarifikasi kepada guru pembimbingnya," jelasnya.
Soal kasus ini, Kasat Reskrim Polres Bogor Kota AKP Hendrawan AN mengaku belum menerima laporan resmi. Namun polisi telah datang ke sekolah bersangkutan untuk menanyakan perihal kebenaran peristiwa tersebut.(ral/c)
Sumber : Radar Bogor Kamis 12 November 2015
Diubah oleh ellah3001 12-11-2015 11:27
0
5K
Kutip
41
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan