- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Waduh, Anak SD di Bogor Bully Temannya Pake Gear sama Penggaris Besi !
TS
ellah3001
Waduh, Anak SD di Bogor Bully Temannya Pake Gear sama Penggaris Besi !
Quote:
BOGOR–Aksi bullying kembali mencoreng dunia pendidikan Kota Bogor. Kali ini menimpa ZK (12), siswa kelas 6 A SDN Panaragan 3 Kota Bogor. Riza (42), orangtua ZK, mengaku anaknya dikeroyok sepuluh siswa SDN Panaragan 2, sepulang sekolah.
Riza menjelaskan kronologis bullying yang menimpa putranya itu. Semua bermula dari aksi dorong-dorongan antara anak SDN Panaragan 2 dengan SDN Panaragan 3, di musala SDN Panaragan 3, Senin (2/11) lalu. Emosi kedua kubu ini tersulut hingga akhirnya saling pukul. Insiden ini pun berlanjut kepada tawuran dua sekolah yang letaknya berdampingan ini keesokan harinya, Selasa (3/11) hingga Sabtu (7/11), ketika jam pulang sekolah.
“Anak saya diserang sama sepuluh anak ketika pulang sekolah oleh anak SDN Panaragan 2. Anak saya korban, dia tidak salah, karena dia memakai atribut SDN Panaragan 3,” urai Riza.
Aksi tawuran ini, kata Riza, terulang tiga kali dalam satu pekan yaitu di kawasan Jalan Selakopi, dekat SMA Rimba, dan masih di area SDN Panaragan 3. Dan selama tiga kali itu pula, ZK dikeroyok sejumlah anak dari SDN Panaragan 2 ketika jam pulang sekolah pukul 13.00 WIB. ZK sempat enggan memberitahukan apa yang dialaminya. Namun sedari Rabu (4/11), ZK mengeluhkan sakit di bagian perut.
“Saya tanya, dia bilang gak kenapa-kenapa. Saya tidak curiga. Setiap harinya, anak saya pulang, ucapkan assalamualaikum, ganti baju, terus makan. Tapi hari Rabu minggu lalu, anak saya bilang tidak mau ke sekolah. Saya aneh sebab anak saya selalu semangat bangun pagi ke sekolah. Nah, Minggu (8/11) kemarin baru dia mau buka mulut,” beber Riza.
Kepada sang Ayah, ZK mengaku dikeroyok oleh sepuluh hingga belasan anak. Pipi sebelah kanannya dipukul, badannya diinjak, dan kepalanya diduga mengalami cidera. Tak hanya fisik, psikis ZK juga terkena dampak. “Dia jadi trauma dan merasa tidak nyaman pergi sekolah,” ungkap Riza.
Selain ZK, ada lagi korban tawuran lainnya. Bahkan ada murid yang terluka hingga harus mendapat delapan jahitan di bagian kepala. “Karena mereka berkelahinya memakai senjata, ada yang pakai gir, penggaris besi, dan benda lainnya,” kata Riza.
Akhirnya, kemarin Riza mendatangi sekolah yang berlokasi di Jalan Veteran, Bogor Tengah, untuk melaporkan sekaligus menanyakan mengapa tidak ada tindakan dari pihak guru. Tapi sebelumnya, salah satu orangtua murid yang juga menjadi korban juga sudah melaporkan kasus ini Senin pekan lalu. Tapi, kata Riza, tanggapan dari sekolah kurang bagus dan kurang cepat sehingga tawuran tersebut terus berlanjut.
“Saya tanya kepada pihak sekolah kenapa ini dibiarkan dan bagaimana solusinya. Informasi dari kepala sekolah baru terima laporan dari orangtua murid hari Sabtu. Sementara, ada ibu orangtua murid korban yang mengatakan sudah melaporkan kejadian ini dari hari Senin juga, tapi tidak ditanggapi. Saya bingung, ini pengawasannya seperti apa. Pendidikan kita harus diperbaiki,” kesalnya.
Akan tetapi, ada kesepakatan dari beberapa pihak yang intinya permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan dan kesepakatan bersama. Pihak sekolah pun berjanji hal seperti ini tidak akan terjadi lagi.
“Jaminan ini yang saya pegang. Semoga tidak terjadi lagi,” harap Riza.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Edgar Suratman memastikan persoalan ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Ada kesepakatan dari orangtua korban maupun pelaku dengan pihak sekolah untuk mengintensifkan dan meningkatkan lagi pembinaan di sekolah dan rumah.
“Kesepakatannya, anak pelaku bullying itu akan diskorsing selama tiga hari. Selama tiga hari itu menjadi kesempatan orangtua untuk membina,” kata Edgar.
Menurut Edgar, ke depan memang diperlukan pemetaan permasalahan di sekolah atau di rumah. Komunikasi kedua belah pihak ini pun harus lebih aktif lagi agar peluang resistensi terhadap penyimpangan perilaku anak terdeteksi dini. “Kalau kasus ini tidak terdeteksi. Ini jadi pembelajaran penting buat kita semua,” ujarnya.
Di lain hal, Disdik akan memberikan teguran kepada sekolah terkait atas kejadian ini. Edgar juga meminta Kepala SDN Panaragan 3 untuk lebih mengintensifkan pembinaan dan pengawasan murid.
“Imbauan ini juga berlaku untuk semua sekolah di Kota Bogor,” tegasnya.
Edgar menambahkan, saat ini kondisi SDN Panaragan 2 dan SDN Panaragan 3 dipimpin satu kepala sekolah. Hal inilah yang ditengarai menyebabkan manajemen sekolah kurang berjalan dengan baik. Untuk itu, Disdik Kota Bogor akan segera mengisi posisi kekosongan yang ada agar tidak ada lagi kepala sekolah berstatus plt.
“Kenapa tidak sesegera, karena kepala sekolah itu tidak boleh diisi sembarang, harus diseleksi dulu, harus dididik dulu. Insya Allah akan diisi yang kosong-kosong untuk plt-plt yang ada,” tandasnya. (izo/c)
Sumber : Radar Bogor (Selasa,10 Oktober 2015)
0
7.1K
Kutip
50
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan