- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Prestasi PKS] Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga


TS
hadji.lulungan
[Prestasi PKS] Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga
Quote:
Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga
JUM'AT, 06 NOVEMBER 2015 | 09:47 WIB
![[Prestasi PKS] Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2014/08/26/id_318833/318833_620.jpg)
Danau Agathis Universitas Indonesia tercemar sampah plastik dari masyarakat Depok, Jabar, 26 Agustus 2014. Danau seluas 42.111 meter persegi itu dipenuhi sampah plastik dari Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok -Luka baret di tangan kanan Dudung Saepudin, 43 tahun, warga Jalan Raden Samin RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok masih membekas. Luka yang sudah mengering dan berwarna coklat kehitaman itu lantaran dia harus mengorek gundukan sampah yang saban hari menjejali drainase di depan rumahnya.
Musim hujan, bagi Dudung menjadi berkah yang sudah ditunggu, sekaligus mendatangkan musibah. Soalnya, sampah yang menutupi drainase selebar satu meter di rumahnya, menyumbat aliran air. Walhasil, setiap hujan air yang berwarna hitam pekat menyelinap masuk ke dalam rumahnya. "Setiap hari harus diangkat sampah ini. Bila tidak meluap kemana-mana," kata Dudung, Rabu 5 November 2015.
Ia mengatakan sampah ini kiriman dari warga yang membuang sampah di drainase dan kali yang berada di Tanah Baru. Ia mengeluh telah merasakan mengangkat sampah di drainase depan rumahnya sejak lima tahun lalu. Bahkan, kata dia, pernah dalam sehari dikumpulkan lima mobil colt tumpukan sampah yang dia buang sendiri.
Menurut Dudung, warga di sekitar rumahnya di RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji sudah enggan membersihkan sampah. Soalnya, mereka merasa bahwa sampah yang ada di drainase ini berasal dari warga lain. Bahkan, mobil sampah RT dan RW sudah tidak lagi mau membuang sampah, yang sudah di pinggiran di jalan. Sebabnya, mobil sampah tersebut tidak dibayar untuk mengambil sampah yang berasal dari drainase.
"Mobil sampah kami hanya mengambil sampah warga yang membayar," ucapnya.
Bila mengandalkan mobil sampah pemerintah, kata dia, tidak bisa datang setiap hari. Bahkan, pernah dalam seminggu hanya datang satu kali untuk mengangkat sampah disini. "Bisanya datang bisa dua sampai tiga kali dalam sepekan. Tapi, sekarang sudah sebulan belum diangkat," ucap pria yang memiliki bengkel las ini.
Menurut Dudung, kesadaran warga sangat kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, warga juga sudah tidak mau lagi kerja bakti membersihkan drainase. "Susah kalau mereka tidak merasakan seperti saya yang di depan rumahnya jadi tempat sampah. Makanya buang sampah sembarangan," ucapnya.
Ocah Cahyati, 41 tahun, seorang warga menuturkan tumpakan sampah sudah lama terjadi. Warga memang jarang mau membersihkan sampah di drainase Jalan Raden Sanim. "Mereka tidak peduli karena setiap hari terus bertambah," ucapnya.
Sekarang pun RT dan RW setempat tidak mau bertindak untuk mengerahkan warganya kerja bakti. Ia menduga jalan ini menjadi jalur alternatif Depok ke Jakarta, sehingga banyak warga yang saat kerja membawa sampah dan dibuang di drainase tersebut. "Ini jalur alternatif, jadi banyak pengendara yang sekalian membuang sampah," ucapnya.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kusumo mengatakan secara kewenangan sampah yang berasal dari drainase bukan berada di pihaknya. Hanya saja DKP bakal membantu untuk mengangkut sampah itu. "Yang harus mengangkut sebenarnya kewenangan Dinas Bimasda (Bina Marga dan Sumber Daya Air)," ucapnya.
Kusumo mengaku telah mendatangi lokasi itu dan melihat banyak tumpukan sampah di pinggir jalan. Bahkan, tim buru sergap sampah pernah menangkap warga di RW11 Kelurahan Beji, yang membuang sampah sembarangan. Menurutnya, kesadaran warga dan kepedulian RT dan RW setempat yang bisa menyelesaikan masalah sampah. "Memang banyak sampah di Jalan itu. Kalau kewenangan kami sebenarnya mengangkut sampah yang di TPS," ujarnya.
Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bimasda Dea Akhmadin mengatakan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Beji sudah mengirim surat ke pihaknya untuk mengangkut sampah di Jalan Raden Sanim. Bahkan, kata dia, tidak hanya drainase di lokasi itu yang banyak tumpukan sampah. Hampir di seluruh drainase yang berada di 11 kecamatan di Depok, dijejali sampah. "Sampah ini ada di semua drainase. Hari ini kami turunkan satu tim ke Jalan Raden Sanim," ujarnya.
Tahun ini ada tujuh proyek pengerjaan rehabilitasi drainase yang berada di Cimanggis, Tapos, Pancoranmas dan Sawangan. Drainase di lokasi tersebut badannya sudah rusak dan harus diperbaiki. Selain itu, banyak sampah yang menutupinya. "Yang harus diubah mindset warga. Sebab setiap hari kami bersihkan dan selalu ada lagi sampah di drainase, sungai maupun situ di Depok," ujarnya.
1. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran Drainase di Pasar Musi dan sekitarnya Rp 549.843.000
2. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Aii Penataan Saluran Air Menuju Sungai Ciliwung dan Saluran Air Perindustrian Crossing Melalui Jl. RTM RW.18 Kel. Tugu Rp811.808.000
3. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Perbaikan Saluran Drainase Jl. H. Icang RW 03 crossing ke Kali Laya - Pasar Pal Kel. Tugu Rp299.909.000
4. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Brimob Kelapa Dua Kel. Tugu Rp500.000.000
5. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Jl. Barokah RW 10 Kel. Tugu (Lanjutan) Rp500.000.000
6. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Sekitar Lembah Mawar Kel. Depok Jaya (Lanjutan) 336.228.000
7. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran RW 04 - RW 06 Kel. Pasir Putih Rp600.000.000
IMAM_HAMDI
JUM'AT, 06 NOVEMBER 2015 | 09:47 WIB
![[Prestasi PKS] Di Depok, Drainase Jadi Tong Sampah Warga](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2014/08/26/id_318833/318833_620.jpg)
Danau Agathis Universitas Indonesia tercemar sampah plastik dari masyarakat Depok, Jabar, 26 Agustus 2014. Danau seluas 42.111 meter persegi itu dipenuhi sampah plastik dari Pasar Kemiri Muka, Beji, Depok. TEMPO/Ilham Tirta
TEMPO.CO, Depok -Luka baret di tangan kanan Dudung Saepudin, 43 tahun, warga Jalan Raden Samin RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji, Depok masih membekas. Luka yang sudah mengering dan berwarna coklat kehitaman itu lantaran dia harus mengorek gundukan sampah yang saban hari menjejali drainase di depan rumahnya.
Musim hujan, bagi Dudung menjadi berkah yang sudah ditunggu, sekaligus mendatangkan musibah. Soalnya, sampah yang menutupi drainase selebar satu meter di rumahnya, menyumbat aliran air. Walhasil, setiap hujan air yang berwarna hitam pekat menyelinap masuk ke dalam rumahnya. "Setiap hari harus diangkat sampah ini. Bila tidak meluap kemana-mana," kata Dudung, Rabu 5 November 2015.
Ia mengatakan sampah ini kiriman dari warga yang membuang sampah di drainase dan kali yang berada di Tanah Baru. Ia mengeluh telah merasakan mengangkat sampah di drainase depan rumahnya sejak lima tahun lalu. Bahkan, kata dia, pernah dalam sehari dikumpulkan lima mobil colt tumpukan sampah yang dia buang sendiri.
Menurut Dudung, warga di sekitar rumahnya di RT1 RW 10 Kelurahan/Kecamatan Beji sudah enggan membersihkan sampah. Soalnya, mereka merasa bahwa sampah yang ada di drainase ini berasal dari warga lain. Bahkan, mobil sampah RT dan RW sudah tidak lagi mau membuang sampah, yang sudah di pinggiran di jalan. Sebabnya, mobil sampah tersebut tidak dibayar untuk mengambil sampah yang berasal dari drainase.
"Mobil sampah kami hanya mengambil sampah warga yang membayar," ucapnya.
Bila mengandalkan mobil sampah pemerintah, kata dia, tidak bisa datang setiap hari. Bahkan, pernah dalam seminggu hanya datang satu kali untuk mengangkat sampah disini. "Bisanya datang bisa dua sampai tiga kali dalam sepekan. Tapi, sekarang sudah sebulan belum diangkat," ucap pria yang memiliki bengkel las ini.
Menurut Dudung, kesadaran warga sangat kurang untuk tidak membuang sampah sembarangan. Bahkan, warga juga sudah tidak mau lagi kerja bakti membersihkan drainase. "Susah kalau mereka tidak merasakan seperti saya yang di depan rumahnya jadi tempat sampah. Makanya buang sampah sembarangan," ucapnya.
Ocah Cahyati, 41 tahun, seorang warga menuturkan tumpakan sampah sudah lama terjadi. Warga memang jarang mau membersihkan sampah di drainase Jalan Raden Sanim. "Mereka tidak peduli karena setiap hari terus bertambah," ucapnya.
Sekarang pun RT dan RW setempat tidak mau bertindak untuk mengerahkan warganya kerja bakti. Ia menduga jalan ini menjadi jalur alternatif Depok ke Jakarta, sehingga banyak warga yang saat kerja membawa sampah dan dibuang di drainase tersebut. "Ini jalur alternatif, jadi banyak pengendara yang sekalian membuang sampah," ucapnya.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kusumo mengatakan secara kewenangan sampah yang berasal dari drainase bukan berada di pihaknya. Hanya saja DKP bakal membantu untuk mengangkut sampah itu. "Yang harus mengangkut sebenarnya kewenangan Dinas Bimasda (Bina Marga dan Sumber Daya Air)," ucapnya.
Kusumo mengaku telah mendatangi lokasi itu dan melihat banyak tumpukan sampah di pinggir jalan. Bahkan, tim buru sergap sampah pernah menangkap warga di RW11 Kelurahan Beji, yang membuang sampah sembarangan. Menurutnya, kesadaran warga dan kepedulian RT dan RW setempat yang bisa menyelesaikan masalah sampah. "Memang banyak sampah di Jalan itu. Kalau kewenangan kami sebenarnya mengangkut sampah yang di TPS," ujarnya.
Kepala Seksi Sumber Daya Air Dinas Bimasda Dea Akhmadin mengatakan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Beji sudah mengirim surat ke pihaknya untuk mengangkut sampah di Jalan Raden Sanim. Bahkan, kata dia, tidak hanya drainase di lokasi itu yang banyak tumpukan sampah. Hampir di seluruh drainase yang berada di 11 kecamatan di Depok, dijejali sampah. "Sampah ini ada di semua drainase. Hari ini kami turunkan satu tim ke Jalan Raden Sanim," ujarnya.
Tahun ini ada tujuh proyek pengerjaan rehabilitasi drainase yang berada di Cimanggis, Tapos, Pancoranmas dan Sawangan. Drainase di lokasi tersebut badannya sudah rusak dan harus diperbaiki. Selain itu, banyak sampah yang menutupinya. "Yang harus diubah mindset warga. Sebab setiap hari kami bersihkan dan selalu ada lagi sampah di drainase, sungai maupun situ di Depok," ujarnya.
1. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran Drainase di Pasar Musi dan sekitarnya Rp 549.843.000
2. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Aii Penataan Saluran Air Menuju Sungai Ciliwung dan Saluran Air Perindustrian Crossing Melalui Jl. RTM RW.18 Kel. Tugu Rp811.808.000
3. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Perbaikan Saluran Drainase Jl. H. Icang RW 03 crossing ke Kali Laya - Pasar Pal Kel. Tugu Rp299.909.000
4. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Brimob Kelapa Dua Kel. Tugu Rp500.000.000
5. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Jl. Barokah RW 10 Kel. Tugu (Lanjutan) Rp500.000.000
6. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Drainase Sekitar Lembah Mawar Kel. Depok Jaya (Lanjutan) 336.228.000
7. Penataan Sistem Drainase Kota Bidang Sumber Daya Air Penataan Saluran RW 04 - RW 06 Kel. Pasir Putih Rp600.000.000
IMAM_HAMDI
http://metro.tempo.co/read/news/2015...g-sampah-warga
BTW sekarang ane bebas mengecam PKS berhubung PKS sudah bukan partai islam



0
17.6K
Kutip
198
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan