- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Waspada! Materai Palsu Harga Murah Beredar di Jakarta


TS
ibnutiangfei
Waspada! Materai Palsu Harga Murah Beredar di Jakarta

Quote:
Quote:

Waduh...ada-ada saja cara orang mencari duit. Tidak hanya uang saja yang dipalsukan, kini materai-pun juga ikut dipalsukan. Dengan iming-iming harga murah, materai palsu ini banyak tersedia di warung-warung dan tempat fotocopi. Jadi buat gansis, hati2 ya jangan sampai tertipu. Serta biar lebih aman, beli materai di kantor pos saja. Berikut berita materai palsunya gansis:
Quote:
Polisi Bongkar Percetakan Materai Palsu
Quote:

Petugas menunjukan lembaran materai palsu saat ungkap kasus pemalsuan materai di Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, 4 November 2015. (Antara/Rivan Awal Lingga)
Quote:
Subdit Industri dan Perdagangan (Indag) Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, membekuk tersangka berinisial RR, lantaran memproduksi materai palsu senilai Rp 6.000 serta diedarkan ke tengah masyarakat di Jakarta dan sekitarnya. Sementara, otak pelaku dan pengedarnya berinisial RO masih buron.
Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto mengatakan, tersangka mencetak materai palsu senilai Rp 6.000 itu di sebuah percetakan Jalan Kalibaru Barat dan Jalan Kalibaru Timur, Senen, Jakarta Pusat.
"Tersangka RR telah membuat dan mencetak materai yang diduga palsu dengan menggunakan pelat alumunium cetakan materai. Saat ini, sudah kurang lebih sebanyak 10.000 lembar dicetak. Satu lembar berisi 50 materai," ujar Agung, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (4/11).
Dikatakan Agung, satu materai senilai Rp 6.000 itu dibanderol dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 2.000.
"Jadi tersangka RR ini, telah melakukan kegiatan meniru atau memalsukan, mencetak materai Rp 6.000 yang diduga palsu dengan menggunakan alat berupa pelat alumunium cetakan materai dan mesin cetak. Padahal, yang bersangkutan bukan pejabat yang berwenang membuat," ungkapnya.
Ia menyampaikan, lembaga yang berwenang mencetak materai adalah Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).
"Peruri kemudian menyebarkannya melalui Pos Indonesia. Dari Pos Indonesia ke minimarket dan toko-toko lainnya. Sementara, pelaku tidak berani jual ke minimarket. Modusnya, disebar ke tempat-tempat fotokopi dan warung-warung kecil," katanya.
Penyidik, tambahnya, masih mencari satu orang pelaku berinisial RO yang memesan materai kepada RR serta menyediakan bahan baku serta alat pembuat materai.
"Tersangka dijerat Pasal 13 Undang-undang RI Nomor 13/1985 tentang Bea Materai dan Pasal 253 Ayat (1) dan Pasal 257 KUHP, Pasal 263 Ayat (1) serta Pasal 264 ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara," tandasnya.
Selain membekuk RR, polisi juga menyita 254 lembar materai (per lembar berisi 50) Rp6.000 diduga palsu, dua telepon genggam, 12 lembar plat alumunium cetakan materai, dan satu unit mesin cetak. Sumber
Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marlianto mengatakan, tersangka mencetak materai palsu senilai Rp 6.000 itu di sebuah percetakan Jalan Kalibaru Barat dan Jalan Kalibaru Timur, Senen, Jakarta Pusat.
"Tersangka RR telah membuat dan mencetak materai yang diduga palsu dengan menggunakan pelat alumunium cetakan materai. Saat ini, sudah kurang lebih sebanyak 10.000 lembar dicetak. Satu lembar berisi 50 materai," ujar Agung, di Mapolda Metro Jaya, Rabu (4/11).
Dikatakan Agung, satu materai senilai Rp 6.000 itu dibanderol dengan harga Rp 1.000 sampai Rp 2.000.
"Jadi tersangka RR ini, telah melakukan kegiatan meniru atau memalsukan, mencetak materai Rp 6.000 yang diduga palsu dengan menggunakan alat berupa pelat alumunium cetakan materai dan mesin cetak. Padahal, yang bersangkutan bukan pejabat yang berwenang membuat," ungkapnya.
Ia menyampaikan, lembaga yang berwenang mencetak materai adalah Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).
"Peruri kemudian menyebarkannya melalui Pos Indonesia. Dari Pos Indonesia ke minimarket dan toko-toko lainnya. Sementara, pelaku tidak berani jual ke minimarket. Modusnya, disebar ke tempat-tempat fotokopi dan warung-warung kecil," katanya.
Penyidik, tambahnya, masih mencari satu orang pelaku berinisial RO yang memesan materai kepada RR serta menyediakan bahan baku serta alat pembuat materai.
"Tersangka dijerat Pasal 13 Undang-undang RI Nomor 13/1985 tentang Bea Materai dan Pasal 253 Ayat (1) dan Pasal 257 KUHP, Pasal 263 Ayat (1) serta Pasal 264 ayat 1 KUHP, dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara," tandasnya.
Selain membekuk RR, polisi juga menyita 254 lembar materai (per lembar berisi 50) Rp6.000 diduga palsu, dua telepon genggam, 12 lembar plat alumunium cetakan materai, dan satu unit mesin cetak. Sumber
Quote:
Polisi Tangkap Pembuat Materai Palsu di Senen
Quote:

Polisi menunjukkan materai palsu buatan RR. Sumber Gambar wartakota.tribunnews.com
Quote:
Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya lewat Subdirektorat Industri dan Perdagangan berhasil menangkap RR, pelaku pemalsuan materai asal Kalibaru, Senen, Jakarta Pusat.
Pemalsuan ini membuat negara rugi miliaran rupiah. "Kerugian negara gara-gara aksi ini mencapai Rp 3 miliar," ujar Kepala Subdirektorat I Industri dan Perdagangan Polda Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto, Rabu, 4 Oktober 2015.
Berdasarkan pengakuan RR, ia mampu membuat materai palsu dengan menggunakan alat cetak khusus berupa pelat aluminium. "Saya sudah mencetak materai palsu sekitar 10 ribu buah," katanya. Materai ini, menurut dia, dijual lewat warung-warung kecil dan tempat percetakan.
Mesin pembuat materai yang dimiliki RR, menurut Agung, bukan berasal dari dirinya, melainkan dari pihak lain. "Ada tersangka lain, RO, yang menyediakan bahan baku DNA alat pembuat materai," ujarnya. Saat ini polisi sudah menetapkan RO dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dari tangan RR, polisi menyita 245 lembar berisi 50 materai bernilai Rp 6.000 yang diduga palsu. "Materai ini dijual Rp 1.000-2.000 per buahnya. Dijual di daerah Jakarta seolah-olah materai itu asli dan tak dipalsukan," kata Agung.
RR sendiri sehari-hari bekerja sebagai pegawai percetakan. Namun, tanpa sepengetahuan atasannya, ia memalsukan materai di kantornya. "Dari sekali order, saya bisa dapat Rp 5-7 juta," ujarnya.
Ia mengaku sudah beroperasi sejak tiga bulan lalu. Aksi ini membuatnya dijerat dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. Sumber
Pemalsuan ini membuat negara rugi miliaran rupiah. "Kerugian negara gara-gara aksi ini mencapai Rp 3 miliar," ujar Kepala Subdirektorat I Industri dan Perdagangan Polda Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto, Rabu, 4 Oktober 2015.
Berdasarkan pengakuan RR, ia mampu membuat materai palsu dengan menggunakan alat cetak khusus berupa pelat aluminium. "Saya sudah mencetak materai palsu sekitar 10 ribu buah," katanya. Materai ini, menurut dia, dijual lewat warung-warung kecil dan tempat percetakan.
Mesin pembuat materai yang dimiliki RR, menurut Agung, bukan berasal dari dirinya, melainkan dari pihak lain. "Ada tersangka lain, RO, yang menyediakan bahan baku DNA alat pembuat materai," ujarnya. Saat ini polisi sudah menetapkan RO dalam daftar pencarian orang (DPO).
Dari tangan RR, polisi menyita 245 lembar berisi 50 materai bernilai Rp 6.000 yang diduga palsu. "Materai ini dijual Rp 1.000-2.000 per buahnya. Dijual di daerah Jakarta seolah-olah materai itu asli dan tak dipalsukan," kata Agung.
RR sendiri sehari-hari bekerja sebagai pegawai percetakan. Namun, tanpa sepengetahuan atasannya, ia memalsukan materai di kantornya. "Dari sekali order, saya bisa dapat Rp 5-7 juta," ujarnya.
Ia mengaku sudah beroperasi sejak tiga bulan lalu. Aksi ini membuatnya dijerat dengan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. Sumber
Quote:
Awas Beredar Materai Palsu, Begini Cara Membedakannya dengan Yang Asli
Quote:

Quote:
Polda Metro Jaya menyita 10 ribu lembar materai Rp 6 ribu palsu dari sebuah tempat percetakan di Jl Kalibaru Barat, Senen, Jakarta Pusat. Polisi menengarai, sudah ada materai palsu yang beredar di masyarakat.
"Hasil cetakan tersangka RR ini memang sangat mirip dengan yang asli, dan Peruri pun mengakui kualitas cetakan tersangka ini mirip kalau dilihat secara kasat mata," kata Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marliabto kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Salah satu cara untuk mengetahui keaslian materai adalah dengan menggunakan lampu UV. Secara umum, materai terbitan PT Peruri diproses melalui 4 tahapan.
"Berdasar keterangan PT Peruri proses cetak yang asli itu melalui 4 tahapan, yaitu cetak bagian dasar, cetakan kedua intaglio, ketiga cetakan utama untuk timbulkan efek kalau diraba agak kasar, hologram dan nomor seri di materai dan terakhir perforasi batas 1 materai dan lainnya itu kalau yang asli ada bulatan, oval dan bintang," paparnya.
Pada materai asli, kertasnya menggunakan kertas UV dull atau tidak memendar sinar UV dan memiliki serat kasat mata yang berwarna biru serta jingga yang dapat memendar di bawah sinar UV. Kemudian hologram berwarna perak yang memiliki gambar Garuda Pancasila, logo kementerian keuangan dan teks 'PAJAK' berulang.
Selain itu, materai asli mempunyai cetakan dasar berwarna kuning yang memendar hijau, cetakan utama berwarna ungu yang memiliki efek rabaan karena dicetak dengan teknik intaglio. Di samping itu, pada cetakan mempunyai motif rosette blok yang dapat berubah warna apabila dilihat dengan sudut pandang yang berbeda yaitu magenta to green.
"Cetakan blok ini juga dapat dideteksi dengan alat pendeteksi elektronik," imbuhnya. Pada cetakan terdapat mikro teks "DITJEN PAJAK" rapi dan terbaca jelas.
Kemudian, pada perforasi dan nomor seri, materai asli memiliki lubang perforasi rapi berbentuk bulat, oval dan lintang serta memiliki nomor seri dengan 17 digit berwarna hitam.
Sementara materai palsu pada kertasnya memendar di bawah UV, serat kasat mata berwarna biru dan jingga ditiru dengan cara dicetak offset. Kemudian hologram dengan gambar garuda, logo kementerian keuangan dan teka "PAJAK" tidak jelas.
Kemudian, cetakan dasar utama, kertasnya berwarna kuning dengan warna pemendaran di bawah sinar UV yang berbeda. Cetakan utamanya berwarna ungu ditiru dengan teknik cetak offset dan efek rabaan ditiru dengan cara emborse.
Sementara motif rosette blok tidak memikiki efek perubahan warna dan tidak bisa terdeteksi dengan alat pendeteksi elektronik. Di samping itu mikro eks "DITJEN PAJAK" tidak jelas, lubang perforasi tidak rapi.
"Perbedaan harga, yang asli jelas Rp 6 ribu dan yang palsu dijual Rp 1.000 sampai Rp 2.000. Secara umum dijual di luar kantor pos, yang ditunjuk pemerintah dalam UU itu kantor pos dan kantor telekomunikasi," terangnya. Sumber
"Hasil cetakan tersangka RR ini memang sangat mirip dengan yang asli, dan Peruri pun mengakui kualitas cetakan tersangka ini mirip kalau dilihat secara kasat mata," kata Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Agung Marliabto kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Salah satu cara untuk mengetahui keaslian materai adalah dengan menggunakan lampu UV. Secara umum, materai terbitan PT Peruri diproses melalui 4 tahapan.
"Berdasar keterangan PT Peruri proses cetak yang asli itu melalui 4 tahapan, yaitu cetak bagian dasar, cetakan kedua intaglio, ketiga cetakan utama untuk timbulkan efek kalau diraba agak kasar, hologram dan nomor seri di materai dan terakhir perforasi batas 1 materai dan lainnya itu kalau yang asli ada bulatan, oval dan bintang," paparnya.
Pada materai asli, kertasnya menggunakan kertas UV dull atau tidak memendar sinar UV dan memiliki serat kasat mata yang berwarna biru serta jingga yang dapat memendar di bawah sinar UV. Kemudian hologram berwarna perak yang memiliki gambar Garuda Pancasila, logo kementerian keuangan dan teks 'PAJAK' berulang.
Selain itu, materai asli mempunyai cetakan dasar berwarna kuning yang memendar hijau, cetakan utama berwarna ungu yang memiliki efek rabaan karena dicetak dengan teknik intaglio. Di samping itu, pada cetakan mempunyai motif rosette blok yang dapat berubah warna apabila dilihat dengan sudut pandang yang berbeda yaitu magenta to green.
"Cetakan blok ini juga dapat dideteksi dengan alat pendeteksi elektronik," imbuhnya. Pada cetakan terdapat mikro teks "DITJEN PAJAK" rapi dan terbaca jelas.
Kemudian, pada perforasi dan nomor seri, materai asli memiliki lubang perforasi rapi berbentuk bulat, oval dan lintang serta memiliki nomor seri dengan 17 digit berwarna hitam.
Sementara materai palsu pada kertasnya memendar di bawah UV, serat kasat mata berwarna biru dan jingga ditiru dengan cara dicetak offset. Kemudian hologram dengan gambar garuda, logo kementerian keuangan dan teka "PAJAK" tidak jelas.
Kemudian, cetakan dasar utama, kertasnya berwarna kuning dengan warna pemendaran di bawah sinar UV yang berbeda. Cetakan utamanya berwarna ungu ditiru dengan teknik cetak offset dan efek rabaan ditiru dengan cara emborse.
Sementara motif rosette blok tidak memikiki efek perubahan warna dan tidak bisa terdeteksi dengan alat pendeteksi elektronik. Di samping itu mikro eks "DITJEN PAJAK" tidak jelas, lubang perforasi tidak rapi.
"Perbedaan harga, yang asli jelas Rp 6 ribu dan yang palsu dijual Rp 1.000 sampai Rp 2.000. Secara umum dijual di luar kantor pos, yang ditunjuk pemerintah dalam UU itu kantor pos dan kantor telekomunikasi," terangnya. Sumber
Quote:
Awas Meterai Palsu, Ini Cara Membedakan!
Quote:
Sebuah poster sosialisasi desain meterai 2014 yang baru, terpasang di kantor Pajak Pratama Tangerang Timur, Tangerang, Banten, Jumat (22/8). (Antara/Lucky R)
Quote:
Penangkapan RR, pemalsu meterai asal Kalibaru, Senen, Jakarta Pusat, oleh Polda Metro Jaya pada Oktober lalu, menunjukkan pemalsuan meterai mulai marak. Warga diminta berhati-hati membedakan meterai asli dan palsu.
Meterai yang dipalsukan adalah meterai seharga Rp 6.000. Meterai palsu ini sendiri dijual Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per buahnya.
Kepala Subdit Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto mengungkapkan perbedaan meterai asli dan palsu. Berikut perbedaannya:
1. Pada meterai ASLI, kertas yang digunakan adalah UV dull yang tidak berpendar di bawah sinar ultraviolet. Hologram akan terlihat jelas dan rapi, berupa lambang Garuda Pancasila, logo Kementerian Keuangan serta teks pajak berukuran kecil.
2. Meterai PALSU, kertas memendar di bawah UV, gambar utama pada kertas tidak terasa kasar.
3. Meterai ASLI, cetakan dasar berwarna hijau kekuning-kuningan yang memendar hijau. Dalam meterai juga ada mikro teks "DITJEN PAJAK" yang rapi dan terbaca jelas. Cetakan meterai palsu memiliki cetakan utama berwarna ungu ditiru dengan teknik offset dan efek rabaan ditiru dengan cara di-emboss. Motif teks Direktorat Jenderal Pajak juga tak jelas.
4. Meterai ASLI, perforasi atau pelubangan terlihat sangat rapi, lubang meterai berbentuk bulat, oval, dan bintang.
5. Meterai PALSU, lubang perforasi tak rapi, nomor seri dari meterai palsu juga tidak memiliki nomor seri 17 digit berwarna hitam seperti meterai asli.
Saran lainnya, belilah meterai di tempat tepercaya: Kantor Pos, perusahaan telekomunikasi, dan minimarket. Sumber
Meterai yang dipalsukan adalah meterai seharga Rp 6.000. Meterai palsu ini sendiri dijual Rp 1.000 hingga Rp 2.000 per buahnya.
Kepala Subdit Industri dan Perdagangan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Agung Marlianto mengungkapkan perbedaan meterai asli dan palsu. Berikut perbedaannya:
1. Pada meterai ASLI, kertas yang digunakan adalah UV dull yang tidak berpendar di bawah sinar ultraviolet. Hologram akan terlihat jelas dan rapi, berupa lambang Garuda Pancasila, logo Kementerian Keuangan serta teks pajak berukuran kecil.
2. Meterai PALSU, kertas memendar di bawah UV, gambar utama pada kertas tidak terasa kasar.
3. Meterai ASLI, cetakan dasar berwarna hijau kekuning-kuningan yang memendar hijau. Dalam meterai juga ada mikro teks "DITJEN PAJAK" yang rapi dan terbaca jelas. Cetakan meterai palsu memiliki cetakan utama berwarna ungu ditiru dengan teknik offset dan efek rabaan ditiru dengan cara di-emboss. Motif teks Direktorat Jenderal Pajak juga tak jelas.
4. Meterai ASLI, perforasi atau pelubangan terlihat sangat rapi, lubang meterai berbentuk bulat, oval, dan bintang.
5. Meterai PALSU, lubang perforasi tak rapi, nomor seri dari meterai palsu juga tidak memiliki nomor seri 17 digit berwarna hitam seperti meterai asli.
Saran lainnya, belilah meterai di tempat tepercaya: Kantor Pos, perusahaan telekomunikasi, dan minimarket. Sumber
Quote:
Bagi gansis yang berdomisili di Jakarta harus senantiasa waspada ya. Semoga info ini bisa bermanfaat. Terimakasih

Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
[Sungguh Terlalu!!!] Bencana Asap Dijadikan Bahan Lelucon Anak Muda
Ketika Rossi Jadi Sniper yang Menembak Jatuh Marquez
[Sungguh Terlalu!!!] Lahan Bekas Kebakaran Hutan Sudah Ditanami Sawit
Berbagai Macam Makanan yang Gagal untuk Perayaan Halloween
Penampakan Orang-orang Dunia Nyata ke Dalam Dunia The Simpsons
[Kenalin Nih] Mbah Supri, Kakek yang Jago Main Sepatu Roda Ekstrem di Jalanan Jogja
Demi Nge-tes Lem Super, Seorang Produser TV Rela Tergantung Di Bawah Balon Udara
Seperti Inilah Karya Unik Sandro Giordano, Fotografer Spesialis Pose Terjungkal
Meme Pelesetan Nama yang Bikin Ane Ngakak
Ketika Bule Membayar Jajanan dengan Uang Dolar
Polisi yang Melakukan Pungli, Enaknya Diberi Hukuman Apa ya?
[Mantabz Gan!] Beginilah Aksi Nekat KoPK, Demi Trotoar Tanpa Sepeda Motor
Beginilah Wujud Kanaba, Mesin Laundry dan Pengering Buatan Asli Orang Bantul
Inilah Dia, Tingkatan Barang-Barang KW yang Perlu Kita Ketahui
[Mantabz Dah] Beginilah Wujud Mobil Tenaga Surya Karya Mahasiswa ITS
Seniman ini Membuat Potret Wajah dari Lakban Packing
Inilah Seni Melukis yang Menjadikan Mata Sebagai Kanvasnya
Inilah Dia, Persahabatan Langka Antara Iguana dan Marmoset
Demi Sang Anak, Lelaki ini Menciptakan Jungkitan 'Terpanjang' di Dunia
Kisah Unik Dibalik Pembuatan Gembok Cinta Malioboro
Berbagai Permainan Unik dan Aneh yang Pernah Dibuat dalam Bentuk Papan Permainan
[Mantabz Banget Dah] Inilah Dia, Penjahat Paling Bodoh dan Konyol
[Keren] Coffee Shop Bertemakan Laboratorium Kimia Ada di Turki
Pasangan Online Berantem Gara-Gara Wajah di Foto Tak Sesuai dengan Aslinya
[Keren Gansis] Seni Memahat Di Ujung Pensil Karya Salavat Fidai
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Ketika Rossi Jadi Sniper yang Menembak Jatuh Marquez
[Sungguh Terlalu!!!] Lahan Bekas Kebakaran Hutan Sudah Ditanami Sawit
Berbagai Macam Makanan yang Gagal untuk Perayaan Halloween
Penampakan Orang-orang Dunia Nyata ke Dalam Dunia The Simpsons
[Kenalin Nih] Mbah Supri, Kakek yang Jago Main Sepatu Roda Ekstrem di Jalanan Jogja
Demi Nge-tes Lem Super, Seorang Produser TV Rela Tergantung Di Bawah Balon Udara
Seperti Inilah Karya Unik Sandro Giordano, Fotografer Spesialis Pose Terjungkal
Meme Pelesetan Nama yang Bikin Ane Ngakak
Ketika Bule Membayar Jajanan dengan Uang Dolar
Polisi yang Melakukan Pungli, Enaknya Diberi Hukuman Apa ya?
[Mantabz Gan!] Beginilah Aksi Nekat KoPK, Demi Trotoar Tanpa Sepeda Motor
Beginilah Wujud Kanaba, Mesin Laundry dan Pengering Buatan Asli Orang Bantul
Inilah Dia, Tingkatan Barang-Barang KW yang Perlu Kita Ketahui
[Mantabz Dah] Beginilah Wujud Mobil Tenaga Surya Karya Mahasiswa ITS
Seniman ini Membuat Potret Wajah dari Lakban Packing
Inilah Seni Melukis yang Menjadikan Mata Sebagai Kanvasnya
Inilah Dia, Persahabatan Langka Antara Iguana dan Marmoset
Demi Sang Anak, Lelaki ini Menciptakan Jungkitan 'Terpanjang' di Dunia
Kisah Unik Dibalik Pembuatan Gembok Cinta Malioboro
Berbagai Permainan Unik dan Aneh yang Pernah Dibuat dalam Bentuk Papan Permainan
[Mantabz Banget Dah] Inilah Dia, Penjahat Paling Bodoh dan Konyol
[Keren] Coffee Shop Bertemakan Laboratorium Kimia Ada di Turki
Pasangan Online Berantem Gara-Gara Wajah di Foto Tak Sesuai dengan Aslinya
[Keren Gansis] Seni Memahat Di Ujung Pensil Karya Salavat Fidai
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
Diubah oleh ibnutiangfei 04-11-2015 20:28


nona212 memberi reputasi
1
5.8K
Kutip
53
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan