- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ko ejaan 'oe' , sekarang jadi 'u' ya?


TS
seliselicious
Ko ejaan 'oe' , sekarang jadi 'u' ya?
Agan agawati tau ga kenapa ejaan lama seperti 'oe' yang dibaca 'u', sekarang ditulis lansung 'u' aja?
Mungkin agan aganwati waktu belajar Bahasa Indonesia di sekolah sering denger EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) kan?
Apa sih maksudnya EYD itu dan apa yang disempurnakan?
Yu langsung aja simak..
Nah ada yang bisa bantu ane, kalau ini ejaan apa?
Selamat hari sumpah pemuda
Mungkin agan aganwati waktu belajar Bahasa Indonesia di sekolah sering denger EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) kan?
Apa sih maksudnya EYD itu dan apa yang disempurnakan?
Yu langsung aja simak..
Quote:
Ternyata sebelum adanya EYD yang kita kenal sekarang, ada ejaan- ejaan yang dipakai di negara kita sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Soewandi, Ejaan Melindo, dan terakhir Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
- Ejaan Van Ophuijsen (1901)
Nah awalnya ejaan yang dipakai di Indonesia ini adalah Ejaan Van Ophuijsen gan. Ejaan ini merupakan ejaan Melayu dengan huruf Latin yang dirancang oleh van Ophuijsen yang dibantu oleh Engku Nawiwi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Nah dalam ejaan ini lah awal mulanya huruf 'j' yang dibaca 'y' (sajang, jang) , 'oe' dibaca 'u' (goeroe, itoe).
Spoiler for :
- Ejaan Soewandi (1947)
Ejaan ini adalah pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan Soewandi, oleh masyarakat diberi julukan ejaan Republik. Dalam ejaan ini yang diganti:
- Huruf 'oe' diganti dengan 'u' (guru, itu, umur)
- Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti anak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
- Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti kata depan di pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.
- Huruf 'oe' diganti dengan 'u' (guru, itu, umur)
- Ejaan Melindo (1959)
Pada akhir 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Tapi pada perkembangan politik tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan itu. Jadi ejaan ini ga jadi dipake.
- Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1972)
Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Dan pada 12 Oktober 1972 Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya, No.156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yaitu:
- Perubahan Huruf:
'dj' menjadi 'j' (djalan jadi jalan)
'j' jadi 'y' (jang jadi yang)
'nj' jadi 'ny' (bunji jadi bunyi)
'sj' jadi 'sy' (masjarakat jadi masyarakat)
'tj' jadi 'c' (tjukup jadi cukup)
'ch' jadi 'kh' (achir jadi akhir)
- Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.
f maaf, fakir
v valuta, universitas
z zeni, lezat
- Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai
a : b = p : q
Sinar-X
- Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
di- (awalan) di (kata depan)
ditulis di kampus
dibakar di rumah
dilempar di jalan
dipikirkan di sini
ketua ke kampus
kekasih ke luar negeri
kehendak ke atas
- Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2.
anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat
Sumber: Cermat Berbahasa Indonesia, Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
- Perubahan Huruf:
Spoiler for :

Nah ada yang bisa bantu ane, kalau ini ejaan apa?

Spoiler for :

Selamat hari sumpah pemuda


0
14.3K
Kutip
65
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan