— Warga Perumahan Bukit Mas Bintaro, Denny (41), menjadi korban dari kesepakatan yang sebelumnya dilakukan antara Heru dan kelompok yang menamakan diri sebagai Warga Peduli Bukit Mas (WPBM).
Rumah Denny yang berada di daerah RT 01 RW 15, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ditutup tembok setinggi dua meter secara sepihak oleh WPBM, Minggu (1/11/2015).
Heru adalah pemilik rumah sebelum Denny. Denny membeli rumah tersebut dari Heru pada bulan Juni 2015 lalu.
"Pemilik tanah sebelum Pak Denny, Pak Heru, sempat bicara dengan WPBM bahwa untuk buka tembok harus ada kompensasi, begitu. Jadi, ini sebenarnya urusan antara Pak Heru dan WPBM. Pak Denny tidak tahu apa-apa, malah jadi korban," kata Ketua RW 15 M Lutfi Nahar kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2015) siang.
Lutfi menjelaskan, saat masih milik Heru, tanah di sana dibangun rumah yang menghadap ke Jalan Cakra Negara. Menurut WPBM, seharusnya, rumah di sana tidak boleh menghadap ke Jalan Cakra Negara, tetapi ke Jalan Mawar, yang sudah masuk kawasan perkampungan, tepat di belakang kawasan perumahan.
Jika menghadap ke Jalan Cakra Negara, rumah itu seakan-akan bagian dari Perumahan Bukit Mas Bintaro. WPBM memandang tanah milik Heru bukan bagian dari perumahan, melainkan sudah masuk kawasan perkampungan di Jalan Mawar tersebut. Dari sana, WPBM meminta ada kompensasi yang harus dibayar jika rumah tetap mau menghadap ke Jalan Cakra Negara.
Saat sudah selesai dibangun, rumah tersebut sempat ditutup tembok pada bulan Juni saat Heru resmi menjual rumahnya kepada Denny. Sudah ada mediasi saat itu antara Heru, Denny, dan perwakilan WPBM. WPBM pun sempat setuju untuk membongkar tembok di sana. Namun, WPBM kembali menutup bagian depan rumah itu dengan tembok pada hari Minggu lalu sehingga Denny tidak bisa beraktivitas dengan bebas.
1.
2.
3.
Quote:
Original Posted By jual...ketamine►kalo kata ane sih salah di heru
heru udah tahu masalah itu sebelum denny, makanya di jual ke denny
seller yg tidak jujur nich si heru
warga juga gak bener kalo kata ane
mentang2x kesenjangan sosial yg lebar, dijadikan alasan minta duit kompensasi cuma gegara hadap rumah nya aja
udah jelas jelas preman tuh warga disitu, mereka kompak pula
denny juga salah, mau aja beli rumah di perbatasan kek gitu
biasanya banyak masalah, terutama maling dan bersinggungan dgn warga kampung yg merasa kesenjangannya besar
Quote:
Original Posted By eqepe►
ya terserah emang .. mau ngadep jln kampung apa tembok komplek

Quote:
Original Posted By jual...ketamine►kalo kata ane sih salah di heru
heru udah tahu masalah itu sebelum denny, makanya di jual ke denny
seller yg tidak jujur nich si heru
warga juga gak bener kalo kata ane
mentang2x kesenjangan sosial yg lebar, dijadikan alasan minta duit kompensasi cuma gegara hadap rumah nya aja
udah jelas jelas preman tuh warga disitu, mereka kompak pula
denny juga salah, mau aja beli rumah di perbatasan kek gitu
biasanya banyak masalah, terutama maling dan bersinggungan dgn warga kampung yg merasa kesenjangannya besar
Quote:
Original Posted By eqepe►
ya terserah emang .. mau ngadep jln kampung apa tembok komplek

Quote:
Original Posted By blloewy►mestinya ngga harus kompensasi lah.
Bilang aja dia mesti ikut aturan warga PBM dimana ada iuran ini itu dll.
Dan mesti taat aturan bersama yg sudah disepakati oleh WPBM.
Jadi, ini win-2 solution lah.
Karena si Denny khan beli rumah dalam kondisi sudah jadi sementara si heru belum kelar urusin itu masalah rumah menghadap ke PBM.
Ngga perlu ribut panjang lah khan semua bisa diselesaikan dengan musyawarah...
Jangan sampai kedengeran Jojo ya apalagi kalau dia sampai belusukan kesana lho

Semoga cepat kelar dech kasian si Mas Denny nya beli rumah jadi ngga tenang
Sorry ini cuma pendapat Sotoy ane aja

Quote:
Original Posted By dikhandani►
Yah paling mungkin adalah si pak deni ini ndak berusaha bersosialisasi dengan warga sebelum maupun sesudah rumah dibangun. Ciri-ciri orang yang semau gue ceritanya dan aji mumpung
Quote:
Original Posted By similikityJGC20►
rumah denny harusnya akes jalannya melalui jalan kampung......... sedangkan rumahnya dia ngadep ke dalem komplek....... jadi seolah2 dia warga komplek padahal bukan........ warga ya keki lah, orang komplek bukan kok mau numpang akses komplek
Quote:
Original Posted By ViBrot►
gw rasa, penghuni komplek juga agak rese. Mungkin Heru dulunya udah ada deal sama penghuni komplek, nah, giliran penghuni komplek liat ada pemilik rumah yang baru, pikiran mereka "ada kesempatan baru nih.."
Tapi ya pastinya ga tau... gw bukan warga situ.
Quote:
Original Posted By antidistribusi3►
MUNGKIN JUGA BEGITU ......
TAPI JUGA BISA HERU GAK JUJUR JUGA PAS JUAL RUMAH.... BILANG GAK ADA MASALAH TAPI TERNYATA BERMASALAH SAMA PENDUDUK SEKITAR.....
KHAN BAGAIMANA PUN... KALAU HIDUP PASTI BERTETANGGA .... MASA ENAK SIH HIDUP DI LINGKUNGAN DENGAN TETANGGA / WARGA YANG MEMUSUHI KITA ......
MUDAH MUDAH AN CEPAT KELAR LAH BUAT SI DENI
Quote:
Original Posted By Crics►
begini agan...
kenapa warga komplek protes?
karena, beli rumah di komplek sama kampung harganya beda jauh
beli rumah di kampung harganya lebih murah karena
jalan dibangun oleh PEMDA, artinya itu jalan umum
sementara warga komplek, mereka membeli rumah plus jalannnya juga
karena jalanan di komplek bukan di bangun PEMDA tapi dibangun oleh DEVELOPER
ngerti bedanya kan, ya?
Makanya Denny harusnya bayar kompensasi ke warga, karena memakai jalan MILIK WARGA KOMPLEK
bukan milik PEMDA
lah si Denny ini maunya gratisan pakai fasilitas komplek
bagi warga komplek, jalan raya itu juga halamannya
makanya ada yang menganalogikan dengan agan punya halaman rumah luas, tapi tetangga agan bikin rumah menghadap halam rumah agan biar mobilnya bisa lewat di halaman rumah agan
gmn gak kesel??
Quote:
Original Posted By ersis1►warga komplek , sewaktu beli rumah , kan mereka juga "beli' berikut fasilitas , kenyamanan dan segala macam kemudahannya. Mangkanya harga cenderung lebih mahal dari di luar komplek.
Lha itu ada yang beli tanah diluar komplek , pingin ngerasain kenyamanan komplek. Wajar warga komplek keberatan.
pingin nyaman mana bisa gratiiiiiissss ?
Quote:
Original Posted By sirmalvinas►
sudah jelas di kasus ini rumah si deny yang dibeli dari heru itu menghadap jalan komplek, makanya ditembok warga. toh itu tembok juga berdiri di tanah komplek, bukan tanah si deny makanya ga boleh main bongkar karena bisa masuk penjara si deny.
kasus simpel begini deh:
ada pengembang beli tanah mau dibuat perumahan, kebetulan tanah itu berbatasan dengan perkampungan. setelah perumahan jadi dijual ke masyarakat, dan masyarakat beli dengan harga tinggi karena harga itu juga termasuk jalan dan fasum. eh tiba2 ada orang tolol bangun rumah yang menghadap ke fasilitas umum milik perumahan.
tanggapan warga pastinya: "ini orang bangun rumah menghadap perumahan seolah olah rumah dia juga bagian dari perumahan tersebut padahal bukan".
jika saya sebagai warga komplek situ juga pasti protes karena saya beli rumah disitu harganya udah termasuk fasum yang dijual pengembang. masa ada orang enak2 aja buat rumah dengan memanfaatkan akses dari fasum yang udah saya beli??
makanya warga menuntut jika si deny mau pake itu fasilitas akses jalan perumahan, ya bayar dong harganya seperti warga sono beli rumah yang sekalian sama biaya fasum nya.kalau ga mau bayar silahkan putar tuh rumah ke arah jalan kampung.
Quote:
Original Posted By -= D137ER =-►
kayaknya kurang pas analoginya mas ... jalanan itu fasum dan fasos dari komplek ... pemiliknya bukan warga ... tapi developer ... beda dengan halaman milik kita ...
di kasus ini ... seharusnya developer yang turun tangan ... tapi karena sudah bangkrut agak susah .... kecuali warga bikin yayasan atau paguyuban resmi seperti estate management yang memiliki dasar hukum dan auditable ... baru dah mereka punya hak penuh untuk meminta kompensasi ....
emang sebenarnya di kasus ini ... si denny gak bisa disalahkan sepenuhnya ... dia baru beli rumah itu dan kondisi rumahnya sudah seperti itu ... solusi terbaik mungkin ya ... kalau si denny mau tinggal disitu ... dia harus ikutin kemauan warga atau bikin pintu sendiri ke jalan kampung, gak bisa ngotot dengan warga .... tapi ... dia tetap mengajukan gugatan hukum kepada penjual ... wanprestasi atau penipuan atau cari pasal lain ... kan ada pengacaranya ...

Quote:
Original Posted By antisuap►
ya pemiliknya warga lah.
warga kalau beli di perumahan gitu ya pasti sudah termasuk harga jalan komplek sama fasum.
makanya harga rumah di perumahan pasti lebih mahal.
kalau developer mah kalau rumah udah laku semua.
semua tanggung jawab perawatan fasum, jalan. dll dilimpahkan ke warga. bukan tanggung jawab developer lagi
Quote:
Original Posted By yadigembil►
1. Deny itu warga baru yang buta akan lingkungan dan hanya tinggal make rumah itu karna semua udah diberesin si penjual (Heru)
2. Maslah cluster, komplek itu kan urusan sama developer, warga cluster beli rumah ke developer,.
3. Masalah bukannya udah selesai, tp malah ditembok lagi
4. Cukup meminta iuran warga RT/RW , bahkan RW setempat menyayangkan penembokan itu
5. Seandainya ada uang kompesasi, uang itu diberikan kesiapa, berapa besarnya dan akan digunain buat apa?
Quote:
Original Posted By -= D137ER =-►
sapa bilang? ada kantor estate management ... itu pengelola kompleks ...
kalau masalah perawatan fasum emang bisa diberikan ke warga ... tapi kepemilikan tidak .... coba cek taman atau playground yang ada di kompleks ... itu sertifikatnya atas nama siapa ...

walau kita beli rumah di kompleks dan dengan harga lebih mahal ... karena ada biaya membuat jalan dan fasum ... tapi itu bukan berarti kita pemiliknya .... karena jalan dan fasum itu termasuk infrastruktur yang biaya-nya
dibebankan ke harga kavling ... bukan
dijual ke pembeli rumah ...
Quote:
Original Posted By Crics►
mempersingkat saja sih maksudnya
karena harga rumah yang dibayarkan sudah include harga tetek bengek itu tadi
developernya bubar, maka segala sesuatunya ya udah diserahkan ke warga
toh selama ini yang "ngrumati" warga
persoalan si denny tertipu sama pemilik rumah sebelumnya "Heru" dan harusnya menuntut Heru sih urusan lain
tapi kenyataannya yg ngotot kan Deny VS warga
harusnya, harusnya lho ini.. Deny nggak marah2 ke warga dong, tapi marah2 ke Heru