- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kunjungi Sekolah Aman Asap, Jokowi: "Wah Terasa Beda ya! Yang Tadi Lebih Seger"


TS
blueship9
Kunjungi Sekolah Aman Asap, Jokowi: "Wah Terasa Beda ya! Yang Tadi Lebih Seger"

Quote:
Jambi, HanTer - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi sekolah aman asap, SDN 181 Kelurahan Lebak, Bandung, Kecamatan Jelutung, dalam kunjungannya kerjanya di Jambi, Jumat (30/10).
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Setiba di SD yang menjadi percontohan sekolah aman asap itu, Presiden Jokowi langsung masuk ke ruangan kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dan bertanya kepada siswa bagaimana kondisi udaranya, siswa pun kompak menjawab `dingin`.
Bahkan Presiden Jokowi bolak balikmembandingkan langsung antara ruang kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dengan yang belum dipasangi alat.
"Wah terasa beda ya, yang tadi lebih seger udaranya", kata Presiden saat pindah ke ruang kelas yang tidak dipasangi perangkat `sekolah aman asap` itu.
Kunjungan Presiden ini merupakan tindaklanjut dari dari kunjungan Mendikbud Anies Baswedan ke Jambi yang dilakukan tiga hari sebelumnya, Selasa (27/10).
Saat kunjungan Mendikbud beberapa waktu lalu, sekolah itu belum dipasangi perangkat sekolah aman asap. Para siswa pun masih belajar di ruangan menggunakan masker.
"Oleh karena itu, kita putuskan agar alat itu dipasang dan diterapkan di sini sebagai sekolah aman asap," kata Anies Baswedan.
Anies memberi nama sekolah tersebut sebagai `sekolah aman asap` karena dengan perangkat teknologi yang sederhana itu mampu mengurangi secara signifikan kepekatan asap dalam ruangan.
"Caranya dengan memasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ruangan, memasang kipas `exhauster` untuk mengeluarkan udara kotor, dan memasang sistem aerasi pada akuarium yang ditaruh di dalam ruangan," katanya.
Anies juga menjelaskan bahwa pemasangan alat ini akan sangat membantu proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak asap.
"Uji coba sebelumnya sudah kami lakukan di salah satu sekolah di Padang, hasilnya dari yang semula ISPU di luar kelas sebesar 228, ternyata di ruang kelas turun menjadi 78 yang merupakan zona aman untuk anak-anak. Oleh karena itu sekarang kita terapkan di sini dan Pak Presiden sendiri langsung membuktikannya", kata Anies menjelaskan.
Menurut penemu perangkat teknologi pengaman asap ini, Profesor Zaely Nurachman mengatakan, dakron atau kain kasa yang biasa digunakan untuk saringan aerasi akuarium itu berguna untuk menangkap partikel-partikel asap yang terbang di udara, sehingga udara yang melewati kain kasa tersebut sudah dalam keadaan bersih.
"Syaratnya, kapasnya harus dibasahi agar pastikel-partikel yang melewati pori-pori kain kasa tertangkap air dan menempel pada kasa," kata Guru Besar Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sementara kipas "exhauster" atau kipas yang biasa digunakan untuk "exhaust" kamar mandi gunanya untuk mengusir udara dari ruangan kelas ke luar.
Begitu juga dengan akuarium yang ada aerasinya, berguna untuk menangkap partikel-partikel mineral yang masih masuk ke dalam ruangan kelas.
"Tapi jangan lupa, akuariumnya harus diisi oleh tumbuhan ganggang yang biasa kita dapatkan di kolam-kolam. Ganggang juga berguna untuk menyerap CO2 dan memprodukai oksigen dalam ruangan. Oleh karena itu akuarium perlu dipasang lampu ultraviolet agar fotosintesis terjadi. Disamping itu akuarium juga kalau bisa kita taruh tanaman-tanaman berdaun lebar, agar fotosintesis semakin banyak," kata Prof Zaely menjelaskan.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Setiba di SD yang menjadi percontohan sekolah aman asap itu, Presiden Jokowi langsung masuk ke ruangan kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dan bertanya kepada siswa bagaimana kondisi udaranya, siswa pun kompak menjawab `dingin`.
Bahkan Presiden Jokowi bolak balikmembandingkan langsung antara ruang kelas yang dipasangi perangkat sekolah aman asap dengan yang belum dipasangi alat.
"Wah terasa beda ya, yang tadi lebih seger udaranya", kata Presiden saat pindah ke ruang kelas yang tidak dipasangi perangkat `sekolah aman asap` itu.
Kunjungan Presiden ini merupakan tindaklanjut dari dari kunjungan Mendikbud Anies Baswedan ke Jambi yang dilakukan tiga hari sebelumnya, Selasa (27/10).
Saat kunjungan Mendikbud beberapa waktu lalu, sekolah itu belum dipasangi perangkat sekolah aman asap. Para siswa pun masih belajar di ruangan menggunakan masker.
"Oleh karena itu, kita putuskan agar alat itu dipasang dan diterapkan di sini sebagai sekolah aman asap," kata Anies Baswedan.
Anies memberi nama sekolah tersebut sebagai `sekolah aman asap` karena dengan perangkat teknologi yang sederhana itu mampu mengurangi secara signifikan kepekatan asap dalam ruangan.
"Caranya dengan memasang kasa dakron pada setiap lubang ventilasi ruangan, memasang kipas `exhauster` untuk mengeluarkan udara kotor, dan memasang sistem aerasi pada akuarium yang ditaruh di dalam ruangan," katanya.
Anies juga menjelaskan bahwa pemasangan alat ini akan sangat membantu proses pembelajaran di sekolah-sekolah yang terdampak asap.
"Uji coba sebelumnya sudah kami lakukan di salah satu sekolah di Padang, hasilnya dari yang semula ISPU di luar kelas sebesar 228, ternyata di ruang kelas turun menjadi 78 yang merupakan zona aman untuk anak-anak. Oleh karena itu sekarang kita terapkan di sini dan Pak Presiden sendiri langsung membuktikannya", kata Anies menjelaskan.
Menurut penemu perangkat teknologi pengaman asap ini, Profesor Zaely Nurachman mengatakan, dakron atau kain kasa yang biasa digunakan untuk saringan aerasi akuarium itu berguna untuk menangkap partikel-partikel asap yang terbang di udara, sehingga udara yang melewati kain kasa tersebut sudah dalam keadaan bersih.
"Syaratnya, kapasnya harus dibasahi agar pastikel-partikel yang melewati pori-pori kain kasa tertangkap air dan menempel pada kasa," kata Guru Besar Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Sementara kipas "exhauster" atau kipas yang biasa digunakan untuk "exhaust" kamar mandi gunanya untuk mengusir udara dari ruangan kelas ke luar.
Begitu juga dengan akuarium yang ada aerasinya, berguna untuk menangkap partikel-partikel mineral yang masih masuk ke dalam ruangan kelas.
"Tapi jangan lupa, akuariumnya harus diisi oleh tumbuhan ganggang yang biasa kita dapatkan di kolam-kolam. Ganggang juga berguna untuk menyerap CO2 dan memprodukai oksigen dalam ruangan. Oleh karena itu akuarium perlu dipasang lampu ultraviolet agar fotosintesis terjadi. Disamping itu akuarium juga kalau bisa kita taruh tanaman-tanaman berdaun lebar, agar fotosintesis semakin banyak," kata Prof Zaely menjelaskan.
http://nasional.harianterbit.com/nas...Terasa-Beda-Ya
Semoga asap segera hilang dan alam kita kembali segar

0
2.3K
Kutip
21
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan