http://www.bloomberg.com/news/articl...imate-polluter



Kebakaran hutan telah menaikkan Indonesia ke tempat teratas ranking pembuat polusi terparah dunia, dengan emisi harian mengalahkan China selama 14 hari dalam 2 bulan terakhir.

Total emosi CO2 Indonesia termasuk dari pembangkit listrik, transportasi dan industri melebihi Amerika dalam 47 dari 74 hari sejak 28 Oktober menurut analisis Bloomber dari data yg diperoleh dari World Resources Institute (WRI) di Washington dan VU University di Amsterdam.

Asap kebakaran telah menimbulkan kemarahan diplomatik antara Indonesia dan tetangganya. Asap juga menjadi ancaman kesehatan manusia dan mengacaukan penerbangan. Kebakaran juga melepas gas rumah kaca ke atmosfer di saat 190 negara bersiap untuk menandatangani perjanjian untuk mengekang pemanasan global di Paris.

"Masalahnya adalah penggundulan hutan yang tak terkendali" kata Bill Hare ketua Climate Analytics di Postdam. "Jika kita tdak bisa mengontrol penggundulan hutan di sana, selanjutnya dimana ? Ini akan mejadi pesan bahwa negara dapat melakukan penggundulan hutan tanpa batas"

Kebakaran ini disebabkan pembebasan lahan untuk kelapa sawit dan tanaman kertas dan diperparah oleh El Nino.

Berdasarkan citra satelit yg dimulai tahun 1997, tahun 2015 adalah yg kedua terburuk dari kebakaran hutan di Indonesia kata Guido van der Werf, profesor ilmu bumi di BU University. Walau tidak melewati level 1997 yang merupakan tahun terburuk sebelum dimulainya pencitraan satelit.

Tanpa memasukkan penggundulan hutan, Indonesia sudah melepas 761 megaton CO2 setahun atau 2,1 megaton sehari.
Amerika melepas 15 dan China 29,3.

Emisi harian Indonesia dari kebakaran naik menjadi 61 megaton tanggal 14 Oktober. Nilai ini adalah 97 persen dari total emisi dunia hari itu.

Emisi harian Indonesia termasuk dari ekonominya adalah 22,5 megaton bulan September dan 23 ton bulan Oktober. Ini lebih besar dari rata2 di Amerika selama dua bulan walau masih lebih rendah dari China. Namun Indonesia melewati tanggal 8 September dan 23 Oktober.

"Secara singkat ini adalah bencana iklim" kata Nigel Sizer, direktur WRI. "Emisi dari kebakaran menambah 3 persen dari total gas rumah kaca aktivitas manusia selama setahun"

Van der Werd mengatakan dibutuhkan 100 tahun atau lebih untuk menanam pohon untuk menyerap CO2 yang dilepas kebakaran hutan. Untuk tanah gambut yang sudah dibakar, butuh waktu lebih lama lagi.