Hello, gan! Sebelumnya ane ucapin Selamat Hari Sumpah Pemuda dan juga terima kasih sudah berkunjung ke tret ane

Hari ini, tepatnya 28 Oktober 2015 merupakan harinya anak muda Indonesia. Kenapa? Tepat 87 tahun silam, para pemuda dari berbagai provinsi tanah air berkumpul untuk menyerukan pergerakan menuju Indonesia satu lewat bahasa, wawasan nusantara, dan kesadaran berbangsa.

Tapi apakah pemuda sekarang masih sama? Yuk kita bahas di tekape, gan!

Alayers



Mulai dari yang memprihatinkan dulu deh, gan. Kalau dengar kata alay, pasti yang terbersit di benak agan sekalian itu seputar tulisan yang digaya-gayain samp3 5u54h buat dibaca. Belum lagi tampilan fisiknya yang cenderung beda ke arah berlebihan.

Tapi, bagaimanapun mereka adalah generasi muda penerus bangsa, gan. Saat ini mereka mungkin sedang terjatuh dan tak bisa bangkit lagi kayak butiran debu. Tapi nanti, kalau mereka udah kena hujan (baca: suatu peristiwa yang menyadarkan mereka), mereka akan kembali menyatu dengan tanah dan bisa bersosialisasi dengan wajar.

Pekerja Industri (Tidak) Kreatif



Mereka adalah para sineas muda yang kadang menghasilkan karya kontroversial. Berbau porno, sinetron nggak berkualitas, dll. Nah, mereka ini yang membuat pemuda disumpahin, gan. Tapi sebenarnya mereka tetap berusaha untuk berkarya dengan caranya. Namun jika kemampuannya itu digunakan untuk hal-hal yang menghadirkan nilai edukasi, pasti bakal menginspirasi banyak anak muda tuh. Sayangnya tayangan yang mengandung unsur edukasi kurang diminati. Faktor itu menjadi salah satu pertimbangan juga dong. Mereka pingin berkarya supaya dapurnya tetap menyala

Si Nakal



Miris kalau lihat tayangan berita akhir-akhir ini, gan. Berita seputar anak lebih banyak ke arah negatif (mungkin yang positif jarang diberitain karena fakor rating) kayak tawuran antar pelajar, pembunuhan siswa oleh temannya, tukang begal, dan beberapa berita lain termasuk kekerasaan terhadap anak. Apakah ini faktor tontonan, gan? Bisa jadi sih kalo menurut ane. Soalnya hampir tiap sinetron yang ditonton anak-anak itu mengandung unsur kekerasaan kayak perkelahian antar siswa karena berebutan cewek

Di mana peran orangtua? Harusnya, orangtua memegang peranan untuk mengontrol tayangan apa yang boleh dan tidak layak bagi anak mereka.

Perantau Mancanegara



Banyak banged pemuda Indonesia yang memilih berkarir di luar negeri, gan. Mulai dari bidang seni sampai teknik. Kenapa? Awalnya mungkin karena mereka kuliah di sana, lalu dapat kerjaan dengan gaji yang lumayan dan bahkan lebih dari cukup. Mereka ini kadang disumpahin dan dianggap pengkhianat bangsa. Tapi sekali lagi ini dilema, gan. Kalau mereka pulang kampung, mungkin bakal susah nyari kerja. Lah? Kenapa begitu? Iyak, gan, soalnya perusahaan bakal mikir dua kali buat mempekerjakan lulusan luar negeri. Masa iyak lulusan luar negeri mau digaji pake standar UMR atau UMK?

Maka dari itu, pilihan berkarir di luar negeri masih jadi opsi yang banyak dipilih. Belum lagi pemerintah Indonesia, gan. Kasus mobil listrik ajah sampe bikin warga Kaskus saling lempar cendol dan bata.

Sekian dulu tret ane, gan. Kalau menurut agan gimana? Mau jadi pemuda yang disumpahin nggak tuh?

Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya! Komen agan sangat berarti buat menciptakan sebuah diskusi
So, ditunggu komennya, gan!

Jangan lupa ritual Kaskuser untuk dan bagi serta HINDARI pelemparan