Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Stealth.InvaderAvatar border
TS
Stealth.Invader
[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?
Gan, ane nemu artikel tentang teori mengenai terjadinya metastasis pada kanker, ternyata selama ini metastasis itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.. atau dengan kata lain.. masih dalam bentuk hipotesis... atau bahkan sebuah fiksi ilmiah yg telah menakutkan jutaan orang, baik si pasien kanker sendiri, maupun orang-orang yg dicintainya. Terlepas atas benar atau tidaknya informasi ini, silahkan agan menilai sendiri... Ane coba share dimari untuk saling bertukar pikiran mengenai gagasan yang disampaikan pada artikel ini, langsung aja berikut silahkan disimak:

*** WARNING ***
BIG DATA + LONG TEXT AHEAD, SIAPKAN MENTAL DAN PIKIRAN UNTUK MEMPROSES
------------------------------------
DATA DARI TULISAN INI MEMERLUKAN SARAN MEDIS PROFESIONAL, TIDAK UNTUK DIKONSUMSI MENTAH-MENTAH


[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?

Quote:


Quote:


Teori dari terjadinya metastasis menjelaskan bahwa sel-sel kanker berpindah dari tumor primer, bergerak melalui aliran darah dan sistem getah bening, dan secara acak menempel pada organ lain, dimana mereka menyebabkan pertumbuhan kanker sekunder. Proses tersebut dipercaya tidak dapat dikontrol, terjadi dengan mutasi, “keganasan”, dan sel-sel jahat tersebut berprilaku sesuai kehendak mereka sendiri, tanpa mempedulikan urutan normal dan kecerdasan tubuh.

Sudut pandang sejarah secara singkat
Pada abad ke-tujuhbelas dan ke-delapanbelas, infeksi dan tumor telah dianggap sebagai “suatu hal yang abnormal” yang mana, jika tidak dengan cepat dikeluarkan atau dikuras dari tubuh, dapat menumpuk, menjadi “ganas”, dan menyebabkan kematian jika sampai menyebar ke tempat lain pada tubuh. Ketika kanker dan infeksi telah diketahui menyebar dari satu organ ke organ lainnya, hal tersebut dinamakan “metastasis”. Terapi medis seperti pengirisan, peluruhan, pelepuhan, perdarahan, dan peracunan dilakukan sebagai usaha untuk membersihkan zat yang dianggap “mematikan”.

Pada abad ke-sembilanbelas, mikro organisme juga dimasukan kedalam katalog dari “suatu hal yang abnormal”, dan teori germ Pasteur dari Louis Pasteur menjadi alasan yang umum yang mendukung teori metastasis. Pada abad ke-duapuluh, sesuatu yang dianggap mutan, jahat, sel-sel kanker kemudian ditambahkan kedalam daftar, bergabung dengan bakteri, fungi, dan virus sebagai agen penyebab terjadinya penyakit.

Selama berabad-abad, “material abnormal” tersebut telah diberikan nama yang berbeda, dijadikan dasar teori, namun, sebenarnya masih tetap sama.

Dalam ilmu kedokteran masa kini, baik secara allopathic maupun naturopathic, hingga kini masih menganggap sel-sel kanker dan mikroba bertindak berlawanan dengan tubuh kita dan bahwa organisme kita tidak memiliki kendali pada proses tersebut. Hingga saat ini, tubuh manusia dipercaya sedang berperang dengan pasukan jahat yang mencoba menyakiti dan menghancurkannya. Aksioma paling dasar dimana teori medis bersandar, sesungguhnya masih tetap berakar dalam ketakutan dan takhayul jaman kuno, mengabaikan kecerdasan kreatif dan penuh kasih yang meliputi alam dan tubuh manusia.

Quote:


Teori Metastasis Sehubungan Dengan Penemuan Dr. Hamer
Otak Biologis
Teori dari metastasis secara keseluruhan menyangkal bahwa fungsi dari setiap sel pada tubuh adalah dikontrol melalui otak; melainkan, menganggap setiap sel sebagai mahluk berakal yang melakukan hal sesukanya.

Penelitian medis yang berabad lamanya telah mengkonfirmasi bahwa otak adalah “coordinating bio-electrical center” (pusat koordinasi bio-listrik) yang mengatur proses biokimia tubuh, termasuk “patologis” perubahan pada organ dan jaringan. Bahkan “penyakit menular” tidak dapat berkembang ketika saraf ke organ yang terkena terputus (Robert H. Walker: Functional Process of Disease, 1951), membuktikan bahwa aksi yang dilakukan oleh mikroba bahkan juga diatur oleh otak.

Berdasarkan pada fakta ilmiah bahwa fungsi otak sebagai pusat kontrol biologis dari tubuh, Dr. Hamer menemukan bahwa psikis/jiwa sebagai komponen ketiga yang berinteraksi secara bersamaan dengan otak dan sel-sel didalam tubuh.
[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?

Melalui analisis dari hasil pemindaian otak pasien-pasiennya, Dr. Hamer menemukan bahwa sebuah “guncangan konflik” (DHS), terjadi tidak hanya pada jiwa, namun secara bersamaan berdampak pada area di otak yang berhubungan secara biologis pada konflik tertentu. Saat ketika sel-sel otak mencatat DHS, informasinya secara langsung dikirimkan ke organ yang berkaitan, dan pada saat ini, sebuah Significant Biological Special Program (Program khusus biologis yang sangat bermakna) diaktifkan untuk menuntun organisme, baik pada level psikologis maupun fisik selama proses krisis tersebut. Karenanya, setiap kanker atau pertumbuhan tumor merupakan sebuah respon biologis yang penuh arti untuk situasi konflik yang sangat spesifik. Pada pemindaian otak, pengaruh dari setiap konflik terlihat sebagai sekumpulan cincin-cincin konsentrik yang terlihat jelas dan tajam.

Dengan membandingkan puluhan ribu hasil pemindaian otak pasien-pasiennya dengan catatan medis dan sejarah perjalan hidup mereka, Dr. Hamer telah mampu mengenali lokasi yang tapat pada otak darimana setiap Special Biological Program (SBS) dikoordinasikan. Hasil dari penelitiannya yang cemerlang ini adalah terciptanya “Skema Ilmiah German New Medicine”.

Tegas didukung oleh ilmu embriologi, penemuan Dr. Hamer memberikan bukti ilmiah bahwa hubungan yang ditengahi oleh otak antara jiwa dan tubuh ini inheren atau berlaku pada setiap organisme. Maka dari itulah semua spesies menanggapi “konflik ketakutan pada kematian” dengan kanker paru-paru, hingga “konflik eksistensi” (perasaan seperti ikan keluar dari air) dengan kanker ginjal, atau “konflik kekhawatiran dengan sarang/rumah/lingkungan keluarga” (mamalia dan manusia) dengan kanker payudara.

Alasan mengapa semua mahluk merespon konflik sejenis dengan organ yang sama pula adalah bahwa, entah ikan, reptil, mamalia, atau manusia, semua organ dari semua spesies dapat ditelusuri asalnya, yaitu salah satu dari tiga lapisan germ embrio yang berkembang selama periode pertama dari tahapan embrionik. Tepatnya, paru-paru atau jantung atau tulang dari setiap organisme hidup adalah terbentuk dari lapisan germ yang sama dan karena itu juga tentunya dari jenis jaringan yang sama. Hal ini juga menegaskan, dari sudut pandang biologis kita semua memang berasal dari sumber yang sama!

Karena hubungan interkoneksi kita yang dalam dengan semua mahluk, kita berbicara dalam GNM sebagai konflik biologis daripada konflik psikologis.

Sel-sel kanker tidak melewati ambang batas jaringan
Dalam perjalanan penelitian ini, Dr. Hamer juga menemukan bahwa cara bagaimana pusat kontrol otak individu diatur dalam otak juga mengikuti indahnya tatanan alam. Lokasi-lokasi dari relai-relai otak memperlihatkan bahwa semua jaringan yang diturunkan dari lapisan germ yang sama dikontrol dari area yang sama pada otak (lihat diagram).

[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?

Semua organ dan jaringan yang diturunkan dari endodermal dikontrol dari batang otak; semua jaringan mesodermal dikontrol melalui otak kecil atau otak tua (cerebellum atau cerebral medulla); semua jaringan ectodermal dikontrol melalui otak besar atau otak baru (cerebrum). Pada level organ kita tidak dapat dengan mudah menyadari struktur ini, karena organ dari jenis jaringan yang sama tidak selalu dikelompokan bersama pada tubuh, dan sering terletak berjauhan, contohnya, organ rektum (dubur) dan laring (pangkal tenggorokan). Namun pada otak, relai otak dari jenis jaringan yang sama diposisikan berdampingan, dalam urutan yang sempurna.

Maka dari itu, setiap penyakit selalu melibatkan relai otak yang sangat spesifik yang mengontrol organ atau jaringan yang juga berhubungan dengan konflik tertentu. Dalam keadaan apapun tidak akan bisa sel-sel kanker tersebut ber-“metastasis” ke organ atau jaringan lain yang dikendalikan oleh relai otak yang berlaianan atau yang tidak terkena, dan tidak juga dapat sel-sel kanker tersebut “menyebar” ke jenis jaringan yang sama yang diturunkan dari lapisan germ yang berbeda. Sel-sel kanker, aktifitas dari mikroba-mikroba, dan gejala penyakit lainnya adalah sepenuhnya terikat dengan organ atau jaringan tertentu yang mana telah diaktifkan oleh Significant Biological Special Program (SBS) oleh otak.

Hukum Biologis Ketiga menawarkan, untuk yang pertama kalinya dalam ilmu kedokteran, sebuah sistem terpercaya dan andal yang memungkinkan untuk sebuah pengelompokan dari semua penyakit berdasarkan pada jenis jaringan mereka. Mengenai kanker, “Ontogenetic System of Tumors” menunjukan bahwa kanker juga berkembang:

1. Dalam fase konflik-aktif pada organ-organ yang dikontrol oleh otak-tua, yang mana dalam hal tumor memiliki makna biologis karena meningkatkan fungsi organ untuk memfasilitasi penyelesaian konflik; atau,

2. Sebuah kanker berkembang dalam fase penyembuhan pada organ-organ yang dikontrol oleh cerebrum atau otak-baru (otak besar), dimana tumor tersebut merupakan hasil dari penyembuhan alami dan proses penggantian setelah konflik yang berkaitan telah diselesaikan.

Dengan cara yang begitu baik, inilah intisari dari penemuan Dr. Hamer, kanker selalu menjadi bagian dari proses biologis yang bermakna, dan oleh karena itu tidak lagi dianggap sebagai “penyakit”, apalagi “penyakit ganas”.


Masuk akalkah terjadinya kanker sekunder menurut pandangan GNM
German New Medicine tidak menyangkal adanya kanker sekunder dan seterusnya. Tapi, seperti yang kita pahami sekarang, kanker sekunder bukanlah disebabkan karena “penyebaran” sel-sel kanker, namun merupakan hasil dari guncangan konflik yang terjadi bersamaan maupun guncangan konflik baru, yang melibatkan organ yang secara biologis terhubung dengan konflik terkait. Hal ini berlaku tanpa pengecualian, dalam setiap kasus terjadinya kanker.

Berdasarkan pada National Cancer Institute, kanker-kanker yang paling sering ber-“metastasis” adalah yang “menyebar” ke paru-paru, hati, tulang-tulang, kelenjar-kelenjar getah bening, atau otak. Mengingat penemuan Dr. Hamer, sudah nampak jelas mengapa bisa terjadi demikian.

Kanker paru secara biologis terkait dengan “konflik ketakutan pada kematian”. Sebagai kanker sekunder, kanker paru kebanyakan terjadi karena guncangan diagnosis atau prognosis yang ditafsirkan sebagai vonis mati.

[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?

Gambar dari CT otak tersebut memperlihatkan HH (Hamer Focus (dalam bahasa Jerman: Hamerscher Herd®)) pada relai otak yang mengendalikan paru-paru. Saat ketika guncangan takut-mati berdampak pada otak, sel-sel alveoli ada paru yang bertugas untuk memproses oksigen, secara langsung mulai membelah diri, karena dalam sudut pandang biologis kepanikan akan kematian disamakan dengan tidak bisa bernafas. Tujuan biologis dari proliferasi sel - dari kanker paru – adalah untuk menambah kapasitas dari paru-paru sehingga individu tersebut berada dalam posisi yang lebih baik untuk berhadapan dengan keadaan panik karena takut-mati.

Mengingat bahwa setiap hari ribuan pasien kanker secara harfiah takut mati oleh kejutan diagnosis kanker atau prognosis negatif ("Anda punya waktu tiga bulan lagi untuk hidup"), tidakkah mengherankan jika kanker paru-paru dituduh menjadi "Pembunuh Nomer 1"?

Berdasarkan interaksi biologis antara jiwa-otak-organ, merokok bukan penyebab dari kanker paru, kecuali menghisap rokok dihubungkan dengan sebuah guncangan takut-mati (“Itu akan membunuh mu!”). Hal tersebut adalah sifat biologis dari “penyakit” yang menjelaskan mengapa kanker paru kini menjadi kanker yang paling sering terjadi. Ini juga menjelaskan ketidaksesuaian dari bertambahnya kasus kanker paru meskipun ditandai dengan menurunnya jumlah perokok. Racun yang terkandung dalam asap rokok, melainkan, dapat menyebabkan fase penyembuhan menjadi jauh lebih sulit, khususnya ketika proses penyembuhan terletak di jalur pernafasan.

Para binatang, seperti peliharaan kita, jarang terkena kanker paru, itu bukan karena mereka tidak merokok tapi karena mereka tidak peduli dengan diagnosis. Nancy Zimmermann, direktur dukungan medis di Banfield, dari Pet Hospital, salah satu praktik kedokteran hewan terbesar di dunia: “Sangat penting untuk dicatat bahwa tidak ada hubungan mutlak antara merokok dan kanker pada hewan peliharaan.” (National and Oregon Health and Wellness Information and Medical News, January 19, 2009). – lihat juga Teori-Karsinogen.

[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?

Memiliki banyak kanker bisa juga dikarenakan oleh DHS yang memiliki lebih dari satu aspek. Jika seorang pria, contohnya, secara tiba-tiba kehilangan pekerjaannya, dia secara bersamaan mengalami “konflik mati kelaparan” (“Sekarang aku tidak tahu lagi bagaimana menghidupi diri sendiri”) dan sebuah “konflik eksistensi” (“hidup saya dipertaruhkan”). Setiap konflik berdampak pada relai otak yang berkaitan dengan konflik dan dalam kasus ini dua Program Biologis Khusus akan diaktifkan. Jika aktifitas konflik intense, sebuah tumor hati dan tumor ginjal akan terbentuk selama fase stres konflik-aktif. Setelah konflik berhasil diselesaikan (contohnya, mendapatkan pekerjaan baru) kedua tumor akan berlanjut ke ­proses penyembuhan alami.

Kanker tulang adalah, berdasarkan pada penemuan dari Dr. Hamer, dihubungkan dengan “konflik devaluasi diri”, yang mana biasa dirasakan oleh pasien-pasien kanker karena merasa dirinya “sudah tidak berarti lagi”.

Selama fase konflik-aktif, tulang atau sendi yang paling dekat dengan dimana seseorang merasa “tidak berguna”, “sakit”, atau “tidak memadai” menghasilkan hilangnya jaringan tulang (disebut "kanker tulang osteolitik"). Hal ini menjelaskan mengapa setelah mengetahui diagnosis bahwa dirinya mengalami kanker prostat para pria juga membentuk kanker tulang di panggul atau tulang belakang pinggang mereka, yang terdekat dengan prostat (60% dari semua "metastasis tulang" pada pria adalah terkait dengan prostat). Demikian pula dengan wanita yang menderita kehilangan diri atau merasa dirinya sudah tidak berguna, biasanya membentuk kanker tulang pada rusuk atau tulang dada (70% dari semua “metastasis tulang” pada wanita terkait dengan kanker payudara).

Mengingat terjadinya devaluasi diri secara psikis dan seksual yang sering dirasakan oleh pria ketika berurusan dengan kanker prostat, dan wanita sering menderita ketika menghadapi kehilangan dari payudara, sudah terlihat jelas mengapa guncangan konflik yang berakibat pada tulang pada area tersebut sangat sering terjadi. Hal yang sama berlaku pada perkembangan dari lymphoma atau limfoma/getah bening (biasanya pada kelenjar getah bening aksilaris sebagai hasil dari "devaluasi diri karena payudara" atau di daerah panggul sehubungan dengan kanker prostat).

Teori metastasis yang berkontradiksi satu-lawan-satu dengan penelitian Dr. Hamer
Teori medis sekarang menyatakan bahwa sel-sel yang ber-metastasis adalah merupakan jenis yang sama seperti yang berasal dari tumor aslinya, dengan kata lain, jika sebuah kanker muncul pada payudara dan ber-metastasis ke tulang, sel-sel kanker pada tulang dipercaya berasal dari sel-sel kanker payudara. Tapi, pada tahun 2006, Dr. Vincent Giguere, seorang peneliti kanker di McGill University Heal Centre di Montreal, menyatakan hal sebaliknya: “Sel-sel kanker payudara, sebagai contoh, lebih sering berpindah ke tulang. Hal ini cukup sebuah prestasi, karena mereka pertama-tama harus berubah wujud dari sel-sel payudara menjadi sel tulang’, kata Dr. Giguere, ‘Dirinya dan teman-teman koleganya mencoba untuk mencari tahu mengapa mereka (sel-sel kanker) melakukan hal itu.’” (Globa & Mail, 28 Nopember 2006).

Berdasarkan penelitian dari Dr. Hamer, tak ada satupun dari dua teori metastasis dapat dibuktikan secara ilmiah, karena kedua teori mengasumsikan bahwa kanker berasal dari tubuh, dimana sel-sel sehat menurut dugaan bermutasi – semua terjadi secara tiba-tiba dan tanpa disertai dengan alasan – menjadi sel-sel “ganas”. Konsep ini gagal dalam memahami bahwa kanker-kanker, seperti semua proses tubuh, adalah dikendalikan melalui otak dan bahwa semua kanker nyatanya berasal dari psikis atau jiwa! Dari sudut pandang pemahaman baru ini tentang alam dan asal muasal kanker, kanker sekunder bukan merupakan hasil dari sel-sel kanker yang menyebar melalui darah dan sistem limfa ke organ-organ lainnya, karena dalam keadaan apapun tidak dimungkinkan sel-sel kanker tersebut untuk melampaui sistem biologis yang sudah mapan ini. Teori metastasis standar (selain dari kontradiksi mereka yang memalukan) juga sepenuhnya mengabaikan hubungan histologis setiap kanker ke salah satu dari tiga lapisan germ embrio.

Mari kita lihat, sebagai contoh, pada kanker payudara intra-duktal dan kanker tulang:
[SHARE] Apakah Kanker Benar-Benar Bisa Ber-METASTASIS ?
Lapisan saluran susu ectodermal, termasuk tumor intra-duktal, adalah dikendalikan melalui cerebral cortex dimana tulang-tulang, yang diturunkan dari mesoderm, dikendalikan melalui cerebral medulla. Sebuah kanker payudara intra-duktal adalah berhubungan dengan sebuah “konflik perceraian” dan berkembang secara eksklusif selama fase penyembuhan, dimana kanker tulang selalu menjadi sebuah pertanda adanya aktifitas konflik “devaluasi diri”.

Oleh sebab itu, jika kanker tulang merupakan kanker sekunder setelah kanker payudara, kanker tulang hanya bisa disebabkan oleh sebuah “konflik devaluasi diri”, dialami pada saat ketika kanker payudara telah masuk ke fase penyembuhan!

Apa yang menyebabkan konsep dari “kanker payudaya menyebar ke tulang” menjadi semakin tidak rasional adalah apa yang disebut dengan “osteoclastic metastasis” (sebuah kanker primer, seperti misalnya kanker payudaya atau kanker prostat, yang telah “menyebar ke tulang-tulang”) berdasarkan definisinya bukanlah pertumbuhan tumor melainkan kebalikannnya, yaitu hilangnya jaringan tulang. Bagaimana sel-sel kanker payudara bisa disangka membuat lubang yang “bersifat kanker” pada tulang tanpa keterlibatan otak didalamnya, yang hingga kini belum dijelaskan.

Berlanjut ke post #1
Diubah oleh Stealth.Invader 10-05-2016 03:19
0
17.3K
192
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan