POJOKJABAR.com, CIBINONG–Rencana PT Sirkuitindo menyelenggarakan ajang MotoGP di Sirkuit Sentul pada 2017 mendatang, terancam gagal. Hal itu lantaran sampai sekarang Pemkab Bogor belum mengesahkan perubahan site plan sirkuit bertaraf internasional tersebut.

Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan (DTRP) Kabupaten Bogor, Joko Pitoyo mengatakan, proses pengesahan site plan terhambat karena MoU antara PT Tridaya dan PT Sirkuitindo belum tuntas.

”Empat bulan lalu, berkas yang masuk baru permohonan bantuan perizinan ke bupati,” ujarnya.

Berkas yang masuk, kata Joko, hanya berisi permohonan PT Sirkuitindo untuk mengadakan event balapan kelas dunia tersebut di Sirkuit Sentul.

”Dalam permohonan bantuan perizinan kepada bupati belum disertai berkas persyaratan untuk permohonan pengesahan site plan,” katanya.

Menurut dia jika MoU antara PT Tridaya dan PT Sirkuitindo sudah beres, site plan bisa dikerjakan dalam waktu satu bulan seperti yang diinginkan salah satu penyelenggara balap motor kelas dunia, Dorna, agar pihak Sentul menyampaikan site plan pada November 2015.

Sementara, Direktur Sirkuit Sentul Tinton Soeprapto mengaku telah menyiapkan beragam dokumen, termasuk izin dari pemerintah Indonesia.

“Laporan yang disiapkan untuk Dorna pertama letter of intent (LOI), kesiapan pemerintah Indonesia untuk mendukung juga sudah ada. Nanti tinggal lihat desainnya, dan direstui dengan Dorna. Setelah itu barulah dibuat kontrak pengakuan kesiapan Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, renovasi Sentul mutlak dilakukan agar Dorna menyetujui proposal Indonesia menggelar MotoGP.

”Agar renovasi menyambut MotoGP 2017 berjalan optimal, kegiatan di Sirkuit Sentul bakal dibatasi mulai 2016 mendatang,” tuturnya.

Pria yang juga mantan pembalap nasional itu menyatakan, pagelaran MotoGP di Sirkuit Sentul pada 2017, tidak hanya menguntungkan pihak Sirkuit Sentul semata sebagai pihak swasta, tetapi juga pemerintah.

“Kata Bapak Menteri Pariwisata juga bilang ini untung. Hari itu juga bisa menghasilkan Rp3 triliun, dari penyiaran, masukin iklan berapa detik dikalikan Rp10 juta juga bisa, tiket Rp120 ribu kali berapa gitu. Ini kan menguntungkan,” pungkasnya.