- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sering 'Sakit', Indonesia Bakal Ganti Nama dan Warna Bendera


TS
anwar04
Sering 'Sakit', Indonesia Bakal Ganti Nama dan Warna Bendera

Quote:
Gan, masih ingat wacana penggantian nama negara Indonesia oleh seorang ahli metafisika tahun lalu, gak?
Kalau bicara soal pergantian nama, ane jadi teringat kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang suka berganti nama kalau orang yang menyandang nama tersebut sering sakit-sakitan. Hmm, mirip dengan keadaan Indonesia yang suka sakit-sakitan, ya, gan?
70 tahun berlalu sejak proklamasi kemerdekaan. Dalam rentang waktu itu pula Indonesia sudah dipimpin oleh tujuh orang berkarakter unik. Ada yang otoriter, ada pula diktator, seniman, dll. Tapi, kok sampai saat ini belum ada gebrakan yang wah banged di negeri bernama INDONESIA, ya, gan?
Haruskah Indonesia berganti nama? Apa nama yang cocok, ya? Kalau diganti NUSANTARA sih ane kurang sreg. Kagak ada sesuatu yang cetar membahana kalo kata Syahroni mah
Kalau bicara soal pergantian nama, ane jadi teringat kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia yang suka berganti nama kalau orang yang menyandang nama tersebut sering sakit-sakitan. Hmm, mirip dengan keadaan Indonesia yang suka sakit-sakitan, ya, gan?
70 tahun berlalu sejak proklamasi kemerdekaan. Dalam rentang waktu itu pula Indonesia sudah dipimpin oleh tujuh orang berkarakter unik. Ada yang otoriter, ada pula diktator, seniman, dll. Tapi, kok sampai saat ini belum ada gebrakan yang wah banged di negeri bernama INDONESIA, ya, gan?
Haruskah Indonesia berganti nama? Apa nama yang cocok, ya? Kalau diganti NUSANTARA sih ane kurang sreg. Kagak ada sesuatu yang cetar membahana kalo kata Syahroni mah

Quote:
Siapa Pencetus Nama INDONESIA?

Wah, kalau dilihat dari catatan sejarah yang ane baca di www.wikipedia.orgnih, gan.. Yang ngasih nama Indonesia itu juga bukan kalangan pribumi tuh. Nih agan baca sendiri kutipan artikelnya, ya!
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Loganmenulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Wah, kalau dilihat dari catatan sejarah yang ane baca di www.wikipedia.orgnih, gan.. Yang ngasih nama Indonesia itu juga bukan kalangan pribumi tuh. Nih agan baca sendiri kutipan artikelnya, ya!
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dari Bahasa Inggris):
"...Penduduk Kepulauan Hindia atau
Kepulauan Melayu masing-masing akan
menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang
Malayunesia"".
Kepulauan Melayu masing-masing akan
menjadi "Orang Indunesia" atau "Orang
Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan Srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk Kepulauan Maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.
Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Loganmenulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan (diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
"Mr Earl menyarankan istilah
etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya
dan mendukung "Malayunesian".
Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia",
yang hanya sinonim yang lebih pendek
untuk Pulau-pulau Hindia
atau Kepulauan Hindia"
etnografi "Indunesian", tetapi menolaknya
dan mendukung "Malayunesian".
Saya lebih suka istilah geografis murni "Indonesia",
yang hanya sinonim yang lebih pendek
untuk Pulau-pulau Hindia
atau Kepulauan Hindia"
Ketika mengusulkan nama "Indonesia" agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama "Indonesia" dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.
Quote:
Ganti Nama = Ganti Bendera

Nampaknya bukan cuma nama saja yang harus diganti nih, gan. Lah, emang kenapa bray?
Coba agan ingat-ingat deh filosopi warna merah putih yang digaungkan sejak agan duduk di bangku sekolah dasar. Merah itu melambangkan KEBERANIAN, sedangkan Putih melambangkan KESUCIAN/ KETULUSAN.
Faktanya? Udah nggak ada lagi orang Indonesia atau pemimpin Indonesia yang memiliki keberanian anti mainstream, kan, gan? Rata-rata orang Indonesia akan mengikuti sesuatu yang sudah dianggap umum di masyarakat. Mereka nggak berani bersikap beda karena konsekuensinya itu bakalan jadi musuh bersama.
Fakta lainnya? Udah nggak ada lagi atau mungkin sangat jarang orang berhati tulus dan suci di negeri ini. Mereka tanpa rasa malu menjarah uang rakyat, membodohi rakyat, dsb (halah, macam politikus ajah bahasa ane, gan
).
Nih, salah satu negara tetangga dekatnya Indonesia ajah lagi bersiap untuk mengganti lambang benderanya, gan. Negara mana itu? Yup, New Zealandalias Selandia Baru sudah merilis empat desain bendera yang nantinya akan dipilih satu dari empat desain itu menjadi bendera resmi negara tersebut.

Nah, kalo Indonesia kira-kira cocoknya diganti jadi apa nih, gan? Apa bendera kuning polos dari kertas minyak ajah kali, ya?

Nampaknya bukan cuma nama saja yang harus diganti nih, gan. Lah, emang kenapa bray?
Coba agan ingat-ingat deh filosopi warna merah putih yang digaungkan sejak agan duduk di bangku sekolah dasar. Merah itu melambangkan KEBERANIAN, sedangkan Putih melambangkan KESUCIAN/ KETULUSAN.
Faktanya? Udah nggak ada lagi orang Indonesia atau pemimpin Indonesia yang memiliki keberanian anti mainstream, kan, gan? Rata-rata orang Indonesia akan mengikuti sesuatu yang sudah dianggap umum di masyarakat. Mereka nggak berani bersikap beda karena konsekuensinya itu bakalan jadi musuh bersama.
Fakta lainnya? Udah nggak ada lagi atau mungkin sangat jarang orang berhati tulus dan suci di negeri ini. Mereka tanpa rasa malu menjarah uang rakyat, membodohi rakyat, dsb (halah, macam politikus ajah bahasa ane, gan

Nih, salah satu negara tetangga dekatnya Indonesia ajah lagi bersiap untuk mengganti lambang benderanya, gan. Negara mana itu? Yup, New Zealandalias Selandia Baru sudah merilis empat desain bendera yang nantinya akan dipilih satu dari empat desain itu menjadi bendera resmi negara tersebut.

Nah, kalo Indonesia kira-kira cocoknya diganti jadi apa nih, gan? Apa bendera kuning polos dari kertas minyak ajah kali, ya?

Quote:
Sekian dulu tret ane, gan. Kalo agan setuju, jangan lupa rate, ya, gan! Trus HARAM hukumnya nimpuk TS pake
karena di tret ini TS cuma mau mengajak berdiskusi agan aganwati semua.
Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya! Komen agan sangat berarti buat menciptakan sebuah diskusi
So, ditunggu komen bermutunya, gan!
Sumurnya ane gali dari pemikiran ane sendiri
Jangan lupa ritual Kaskuser untuk
dan bagi
serta HINDARI pelemparan 

Jangan cuma jadi pembaca sunyi, ya! Komen agan sangat berarti buat menciptakan sebuah diskusi

So, ditunggu komen bermutunya, gan!
Sumurnya ane gali dari pemikiran ane sendiri

Jangan lupa ritual Kaskuser untuk



Diubah oleh anwar04 08-12-2015 18:57
0
53.1K
Kutip
248
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan