Kaskus

Entertainment

saubi1234Avatar border
TS
saubi1234
Jakarta adalah INDONESIA
Jakarta menjadi begitu penting sebagai tolok
ukur Indonesia. Siaga satu saat Piala
Presiden digelar bisa ditafsir: inilah status
Indonesia. Jakarta adalah segalanya. Kabut
asap yang tak masuk Jakarta bukan hal
penting.
Jakarta adalah INDONESIA
“Jakarta siaga satu!” demikian tulis
berbagai media mengutip kalimat yang
dilontarkan berulang kali oleh pihak
keamanan ibukota. Kapolda DKI Jakarta
jelas menegaskan dan mengingatkan bahwa
partai final Piala Presiden pada 18 Oktober
2015 itu adalah sebuah laga yang luar biasa
sekaligus sangat penting sehingga perlu
dipastikan tidak terusik sesuatu apa baik
dari pihak luar maupun dalam.
Jakarta adalah ibukota negara, wajar jika ia
menjadi tolok ukur situasi di republik. Saat
ibukota diserbu banjir yang bahkan mampu
membuat Presiden merana merasakannya,
bursa saham nasional jelas terpengaruh,
semua stasiun tv menyiarkan kejadian ini
dari waktu ke waktu. Saat terjadi tawuran
antas SMA di Jakarta, sontak para pengamat
pendidikan menyatakan bahwa generasi
muda kita cenderung gemar melakukan aksi
kekerasan. SEOLAH TAK PEDULI KALAU DI TIAP DAERAH KALIMANTAN DAN SUMATERA BANYAK ANAK DARI TK SAMPAI SMA , MAHASISWA MELAKUKAN KEGIATAN BAKTI SOSIAL, misalnya.
Beberapa orang sering menyebut secara
berseloroh bahwa “Indonesia adalah
Jakarta, Pulau Jawa dan sisanya.” Hal yang
jelas benar adanya. Situasi bahwa apa yang
terjadi di Jakarta adalah masalah nasional
dan seluruh Nusantara wajib
mengetahuinya adalah bukti shahih bahwa
Indonesia sebenarnya memang bukanlah
Sabang sampai Merauke.
Jakarta adalah INDONESIA
Hooligans sepakbola ada dimana-mana, juga
di Indonesia

Lalu Jakarta dibuat seolah mencekam,
kedatangan ribuan Bobotoh—sebutan bagi
para pendukung klub Persib Bandung—ke
Jakarta untuk mendukung tim
kesayangannya diantisipasi dengan sangat
luar biasa. Di satu sisi bisa dianggap
lumrah, karena perseteruan panjang
mereka dengan Jakmania—pendukung
Persija—memang cukup paling sering
diberitakan oleh media-media nasional
ketimbang perseteruan antar supporter
yang lain. Semakin terasa wajar karena
bahkan di Eropa sekalipun, kerusuhan
antar pendukung Sepakbola memang rawan
meninggalkan jejak pengrusakan atau
bahkan kematian.
Kemana aparat keamanan?
Namun jika coba melihat lebih besar
tentang peristiwa besar ini, pantas jika
banyak yang bertanya “Kemana saja aparat
keamanan selama ini?” Setiap musim
kompetisi, Persib selalu harus bertandang 1
kali di Jakarta dan Persija 1 kali bertandang
ke Bandung. Sejak tahun 2002, Kepolisian
Daerah kedua belah kota selalu menyatakan
tak mampu memberikan jaminan keamanan
bagi pada pendukung yang akan datang
bertamu. Bahkan tak jarang pertemuan
kedua tim harus dilakukan di kota lain
yang bisa saja berjarak 1000an kilometer
hanya karena alasan keamanan.
Sudah lama Bobotoh bercita-cita
membirukan kembali Jakarta, hal yang
pernah mereka lakukan di awal era Liga
Indonesia. Sebaliknya sudah lama pula para
Jakmania bertekad kembali ke Bandung dan
menaklukkan Persib di kandang mereka.
Pihak keamanan pun saya yakin sudah tahu
permasalahan ini, lalu kenapa pengamanan
dan pengawalan panjang baru diberikan
sekarang pada para Bobotoh? Kemana saja
mereka selama ini? Persija bahkan sering
gagal main di kandang karena alasan yang
sama…keamanan! Kini aparat kepolisian
dengan tegas membuktikan, bahwa jika
mereka mau apapun bisa saja mereka
amankan.
Konon Kepolisian Jakarta sampai
menurunkan 30.000 personilnya untuk
hajatan puncak Piala Presiden ini. Angka
yang mungkin sesuai dengan potensi
kekacauan yang memang bisa saja terjadi.
Jumlah ini tentu akan berbanding lurus
dengan jumlah biaya yang dikeluarkan.
Tapi lalu jika kita coba melihat kejadian ini
secara lebih global, mengapa harus
mengeluarkan rupiah yang sangat besar
hanya untuk sebuah pertandingan
Sepakbola?
Kabut asap masalah biasa?
Tapi kita juga melihat realitanya, bahwa
Sumatera dan Kalimantan jauh sebelum 18
Oktober dan bahkan sampai saat saya
menulis tulisan ini masih tersiksa oleh asap
kebakaran hutan yang tak juga kunjung
ditemukan cara pemecahannya.
Masyarakat Riau masih terus berasap paru-
parunya, juga Jambi bahkan Palembang
yang sampai harus mengungsikan klub
kebanggaan mereka Sriwijaya FC ke Solo
pada semifinal Piala Presiden. Hanya agar
para pemain bisa bernafas dengan
sempurna sepanjang 90 menit permainan.
Belum lagi mereka yang bermukim di
Kalimantan, yang tak bosan berteriak
mengecam lambatnya penanganan negara
terhadap nasib mereka yang semakin
berasap.
Jakarta adalah INDONESIA
Sementara kabut asap yang menyengsarakan tidak siaga,
Sebuah pertandingan Sepakbola yang berada
jauh diluar penglihatan FIFA, dengan juara
yang tidak akan berlaga kemana-mana
mendapatkan atensi dahsyat dari negara.
Memberikannya label Siaga 1 dan antisipasi
keamanan yang luar biasa. Lalu kemana
negara pada masalah lain di negeri ini?
Lupakan soal korupsi yang memang butuh
proses pembuktian, lihat saja Sumatra dan
Kalimantan yang terus meringis terkena
asap. Masalah yang sama seperti
bertemunya Persija & Persib yang terjadi
setiap tahun, kebakaran hutan pun adalah
ritual tahunan di kedua pulau besar di
wilayah Republik Indonesia itu.
“Asap tidak masuk Jakarta, jadi tak usah
ribut kepingin jadi masalah nasional
apalagi berstatus Siaga Satu lha!” ujar
seorang teman di grup whatsapp kampus
saya. Bisa jadi ia benar adanya, harus
menjadi Jakarta dulu untuk bisa jadi
masalah nasional.
Diubah oleh saubi1234 25-10-2015 11:30
0
4.3K
62
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan