http://www.smh.com.au/world/disaster...25-gkhu22.html


Bangkok:
Seorang ilmuwan konservasi menjelaskan bahwa kabut asap yang menutupi Asia Tenggara adalah salah satu bencana buatan manusia terburuk dengan dampak pada 40 juta orang.

Eric Meijaard seorang asociate professor di Universitas Queensland memperingatkan bahwa level karbon monoxida dan ozon level tanah sudah di luar batas. "Bukan cuma terjadi penderitaan manusia dimana ratusan orang sudah jatuh sakit dan tewas, bencana ini juga akan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar."

Minggu lalu asap sudah mencapai Thailand selatan dengan level polusi mencapai rekor. "Ini adalah krisis" kata Halam Jemarican ketua Departemen Lingkungan Thailand Selatan. Asap juga mencekik Brunei dan mencapai beberapa area di Kamboja, Filipina dan Vietnam,


Menurut World Resources Institute, kebakaran yang berpusat di Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah sudah menyebabkan emisi karbon yang melebihi seluruh Amerika Serikat (penyebab emisi karbon kedua sedunia) dari 26 dalam 44 hari sejak September.

Hari Sabtu, Indonesia mengatakan akan menyiapkan kapal perang sebagai langkah terakhir untuk mengungsikan anak2 dan orang lain yg menderita sakit pernafasan.

Profesor Meijaard mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah gagal melihat seriusnya masalah.

"Beberapa helikopter dan pembom air, suply masker yg tidak cukup, dan beberapa kanal yg digali adalah yg terbaik yg bisa dilakukan pemerintah ?". Dia bertanya kenapa Indonesia tidak mengirimkan satu juta tentara ? "Kenapa aksi pemerintah sangat tak becus dan tak fokus ?"

Dia juga mengatakan bahwa bencana ini harus dinamakan sesuai apa adanya: kejahatan lingkungan terbesar abad 21.

"Kebocoran minyak Deepwater Horizon milik BP di tahun 2010 adalah hal kecil dibanding kebakaran Indonesia 2015" katanya. "Dan aku bilang itu kejahatan bukan bencana karena biarpun membakar lahan masih legal di Indonesia, membahayakan jutaan orang, menghancurkan hutan dan binatang, membahaykan seluruh lingkungan dunia adalah kejahatan"

Profesor Meijaard mengatakan perlunya mem-ban api, perbaikan pemadam kebakaran, dan larangan pengembangan lahan gambut dan de-investasi dari tanaman produksi di sana.

"Jika pemerintah Indonesia peduli akan rakyatnya sendiri, ekonomi, dan lingkungan maka mereka harus bertindak lebih banyak"