Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila Moeleok menyatakan bahwa sepuluh orang telah meninggal akibat menghirup asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sementara itu, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) telah mencapai ratusan ribu orang, dengan rincian: Kalimantan Tengah (52.213 kasus dari akhir September); Riau (65.232 kasus dari akhir September); Jambi (90.747 kasus dari Agustus); Sumatera Selatan (101.332 kasus dari 15 Agustus); Kalimantan Barat (43.477 kasus dari akhir September); dan Kalimantan Selatan (97.430 kasus dari akhir September).

Kemenkes memperkirakan kenaikan penderita ISPA sebanyak rata-rata 500 orang per minggu.

"Kami telah buat surat edaran ke pemerintah daerah agar membuka tempat pengungsian yang berfasilitas penjernih air dan penjernih udara untuk evakuasi korban yang rentan," kata Nila.

Nila mengatakan tempat pengungsian tersebut bisa dibuat di sarana olahraga seperti gedung olahraga ataupun kantor pemda. Ia mengimbau agar bayi, orang lanjut usia, maupun orang berpenyakit kronis segera dipindahkan ke rumah singgah tersebut.

"Kami tengah mengirimkan bantuan agar dibangun lagi lima tempat pengungsian di Palangkaraya sehingga total berjumlah 15 tempat pengungsian di Kalimantan Tengah. Ini tidak murah dan harus ada kerja sama antarkementerian," katanya.

Di sisi lain, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman B. Pulungan mengatakan anak-anak merupakan kelompok yang paling dirugikan akibat bencana asap. Oleh karena itu, ia menilai opsi evakuasi ke tempat pengungsian terdekat merupakan pilihan yang tepat.

"Ibu harus tetap menyusui dan jangan sampai ada yang merokok di dalamnya. Ruangan itu juga harus dilengkapi dengan pendingin ruangan dan penjernih udara," kata Aman.