Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat 392.000 hektar (ha) sawah di Pulau Jawa telah dipanen selama September 2015. Sedangkan secara nasional, total panen 694.000 ha. Untuk 392.000 ha sawah yang dipanen bulan September, beras yang dihasilkan 1,12 juta ton.
"Di Pulau Jawa, bulan September itu masih ada panen sekitar 392.000 hektar. Dikalikan produktivitas 5 ton/ha maka ada hasil panen 2 juta ton gabah kering panen. Dihitung nenjadi beras ada 1,12 juta ton beras. Total luas panen padi nasional pada bulan September ada sekitar 694.000 ha," jelas Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kementan, Hasil Sembirin ditemui dalam Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXV di Jakabaring Sport Center (JSC), Palembang, Sabtu (17/10/2015).
Hasil menyebut Jawa Timur luas panen seluas 91.652 hektar, Jawa Barat seluas 151.992 hektar, Jateng seluas 107.343 hektar, Yogyakarta seluas 4.081. Bila ditotal, sawah siap panen di Pulau Jawa 392.000 ha.
"Sebenarnya itu wajar kalau melihat di bulan Agustus memang banyak yang panen. Sampai september juga ternyata masih banyak," jelasnya.
Meski lahan panen cukup besar, Indonesia masih dibayang-bayangi dampak el-nino. El-nino yang memicu hawa panas berdampak terhadap kekeringan pada lahan pertanian.
Bila musim kering terus berlanjut, ada potensi gangguan produksi padi. Meski demikian, Hasil menyebut beberapa daerah sudah mulai turun hujan deras.
"Hujan di mana dulu. Minggu lalu saya pulang dari Aceh hujan sampai banjir. Produksinya mencapai 2,4 juta ton. Luas tanam di Aceh naik hampir 400.000 hektar. Saya ke Aceh Besar, ada luas baku tanam 617 hektar dan IP (Indeks Pertanaman) naik dari 1 menjadi 2," ujarnya.
Selain itu, Hasil memberi contoh daerah yang baru saja dikunjungi Wakil Presiden Jusuf Kalla di Desa Palu, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir Sumsel. Wapres JK, kata Hasil, melihat langsung tanam kedua di daerah itu. Sebelumnya, petani setempat hanya menanam padi sekali setiap tahun.
"Artinya, ada tambahan luas tanam baru. Ini murni tambah tanam. Dulu-dulunya petani di daerah itu nggak pernah tanam lagi. Potensinya di kabupaten itu hanya 46.000 ha lahan padi sawah dengan IP 1 yang bisa ditingkatkan menjadi IP 2. Tinggal bagaimana kita bisa menyediakan air. Kalau kita bisa masukkan air saja, itu bisa meningkatkan IP," ucapnya.
Selain soal padi, Hasil juga menjawab kritik Wapres terkait meningkatnya impor gandum.
"Kritik Wapres memang betul. Impor gandum kita per tahun sudah mencapai 7 juta ton. Luas pertanaman gandum tidak bertambah. Pasuruan, Banjarnegara, dan Malino, itu luas gandum tidak bertambah. Pasuruan dulu 300-500 ha nggak nanem lagi," terangnya.
Detik.com