- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
(HOT) INOVASI DALAM PENYEMBUHAN HIV AIDS


TS
davebekam
(HOT) INOVASI DALAM PENYEMBUHAN HIV AIDS
HIV di tetes aja....

Pertemuan dengan pengurus HIV di Pontianak
Bulan Agustus 2007 , saya di undang pengusaha Jagung untuk melihat kebun jagung di Kalimantan Barat, tepatnya saya sudah lupa, tetapi dari kota Pontianak harus naik perahu menyusuri sungai Kapuas, kurang lebih 1 jam perjalanan, kebun jagung yang di tanam dilahan gambut, saya diminta untuk memberikan saran bagaimana menangani kebun jagung yang ditanam dilahan gambut, dan kebun jagung tersebut dalam tahap ujicoba, sehingga tahapan nya masih panjang, saat berbincang-bincang dengan salah satu pengurus kebun, saya mendapat informasi tentang penderita HIV, sangat hati-hati perbincangan ini dikarenakan orang-orang yang menderita HIV punya hak untuk tidak di publikasikan, lalu saya sampaikan sedang membuat Jamu tetes yang bekerja cepat memperbaiki sel rusak, siapa tahu bisa membantu penderita HIV, sehingga di sepakati diatur pertemuan dengan salah seorang pengurus Pontianak plus di hotel tempat saya menginap.
Keesokan harinya saya bertemu dengan 2 orang pengurus Pontianak Plus, saya presentasikan jamu tetes sambil memperlihatkan proses pemulihan luka bakar, awalnya diskusi agak memanas, karena dianggap saya gegabah bilang bisa sembuhkan HIV ( ada salah paham mereka pikir saya penjual obat ), saya memang tidak punya pengalaman dan sama sekali tidak paham seluk beluk HIV, dari penangan sampai terapi apa yang di pakai, tapi saya sampaikan bahwa saya ingin membantu meringankan penderitaan mereka, tanpa bermaksud menjual produk, saya murni ingin mencoba membantu, bahkan saya siap menjadi orang tua asuh bagi anak yang saya bisa tolong, sekaligus menjadi donator Pontianak plus, sehingga akhirnya mereka bisa menangkap visi misi saya, dan mereka siap memfasilitasi untuk menolong mereka.
Saya kembali ke Gorontalo, dan beberapa hari kemudian saya mendapat telpon dari salah satu pengurus Pontianak plus, bahwa ada seorang anak umur 6 tahun, namanya Andi ( bukan nama sebenarnya ), yang menderita HIV positive, keluarganya membawa ke rumah singgah Pontianak Plus untuk melakukan pengobatan di Rumah Sakit rujukan, Andi ini tertular HIV dari ibu nya yang bekerja sebagai PSK, dan kedua orang tuanya baru meninggal karena HIV, keadaan Andi ini sangat lemah, bibir dan rongga mulutnya mengalami sariawan akut, sudah tidak bisa makan , kepalanya ada luka cukup besar, jari tengahnya juga mengalami luka dibagian kukunya, danCD4nya hanya tinggal 45, Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600. dengan CD4 hanya 45 kondisi Andi dalam keadaan sekarat, sehingga segera saya kirimkan beberapa botol sample untuk di gunakan, disarankan untuk minum jamu tetes sebanyak 5 - 10 tetes 3 kali ( tergantung keadaan pasien ) + di oleskan disemua lukanya.
PENJELASAN MENGENAI CD4
Terjadi pemulihan yang sangat cepat
Dalam 2 hari setelah aplikasi jamu tetes, saya dikabari kalau Andi sudah mulai bisa mengunyah dan menelan makanan, karena sariawan di bibir dan mulut mulai pulih, luka disekujur tubuhnya mulai mengering, dan saya kirim lagi beberapa botol jamu tetes untuk teman-teman penderita Odha ( sebutan penderita HIV ).
Satu bulan kemudian saya berkunjung ke Pontianak plus, mengunjungi Andi dan saya berphoto dengan Andi yang mulai ceria, Andi tidak bisa berbahasa Indonesia karena Andi terbiasa berbicara bahasa daerah khek ( bahasa daerah orang Tionghoa di Pontianak ). Saya juga membayar janji saya untuk membantu sedikit uang untuk operasional yayasan Pontianak Plus ( dalam hal ini operasional rumah singgah ) walau hanya berjalan beberapa bulan karena satu alas an yang akan saya jelaskan di artikel selanjutnya.

Bekas luka setelah 1 bulan aplikasi jamu tetes, sudah mulai pemulihan yang signifikan

9 bulan kemudian , bekas luka sudah di tumbuhi rambut

Luka di jari tengah yang sulit sembuh, setelah 1 bulan pengobatan terlihat luka mulai mengering, walau jari masih terlihat bengkak.

Luka sembuh 100% setelah 9 bulan kemudian

Hasil test laboratorium ( kiri 21 Nop 2007 ) CD4 45, test lab 10 September 2008 CD4 naik 559, hanya dalam 10 bulan saja, hasil yang luar biasa.
Hasil test laboratorium CD4 dijadikan acuan, bahwa ada harapan pengobatan HIV secara herbal ( di tahun 2008 belum ada produk herbal yang terbukti bisa mengobati HIV, tapi sekarang sudah sangat berkembang penemuan herbal untuk HIV ) ,selama ini pengobatan HIV memakai obat ARV yang merepotkan para penderita, karena harus tertib waktu, dan di minum seumur hidup, agar kesempatan hidup lebih lama.
PENGOBATAN HIV

1 tahun kemudian saat launching Jamu tetes di Hotel Borobudur Jakarta
Setelah 1 tahun Andi sudah sehat, saat di undang launching produk jamu tetes 4 Desember 2008 di Hotel Borobudur Jakarta, Andi jadi bintangnya, karena terbukti Andi sehat seperti anak-anak normal lainnya, dalam penerbangan Pontianak – Jakarta, Andi sangat ceria dan menjadi bintang diantara penumpang pesawat, penumpang sangat perhatian setelah mereka di ceritakan keadaan Andi sebelumnya, setelah acara Andi juga di ajak berwisata ke Dufan sampai puas.
Andi juga sempat saya bantu biaya untuk masuk sekolah SD umum di kampungnya, saat ini saya sudah tidak tahu keadaan nya, karena semenjak tahun 2009 akhir saya sudah kehilangan kontak, tetapi saya harap keadaan Andi selalu sehat ceria.
Model penelitian yang saya lakukan adalah model penelitian yang langsung menangani pasien / penderita, sebenarnya ini tidak bisa menjadi rujukan, karena seharusnya dilakukan penelitian klinis atau uji Farmatologi, tetapi apa daya saya tidak mampu membiayainya, biayanya bisa lebih dari Rp 1 Milyar untuk pengujian 1 macam penyakit saja, sehingga pilihan ini saya lakukan, sebagai formulator yang membuat formulasi jamu tetes, bahan yang saya pakai 100 % alami tanpa bahan kimia, sehingga ujicoba keliling yang saya lakukan semuanya berjalan aman lancar tanpa kendala dan tanpa efek samping, penderita juga banyak tertolong dengan penemuan jamu tetes ini.
Saya melakukan banyak percobaan di seluruh Indonesia, hampir semuanya memberikan banyak testimony, pemulihan berbagai macam penyakit ,dari yang ringan sampai penyakit berat, semuanya saya kerjakan sendirian, didampingi distributor produk bila kepentingan promosi, saya juga sibuk interaktif di Radio, bahkan di TV swasta, di tahun 2008 – 2009 jamu tetes, ya baru inovasi saya ( saya tidak menyangka saat ini sudah ada hampir 20 merk jamu tetes yang dipasarkan di Indonesia, dari kelas nasional sampai kualitas kabupaten ) semua punya keunggulan dan keunikan sendiri, hanya saya yang tidak bisa ikut menjual produk asli buatan saya sendiri di karenakan satu kondisi yang akan saya ceritakan di artikel selanjutnya…..
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Salam inovasi
David

Andi ( bukan nama sebenarnya ) usia 6 tahun penderita Odha setelah 1 bulan minum Jamu tetes
Pertemuan dengan pengurus HIV di Pontianak
Bulan Agustus 2007 , saya di undang pengusaha Jagung untuk melihat kebun jagung di Kalimantan Barat, tepatnya saya sudah lupa, tetapi dari kota Pontianak harus naik perahu menyusuri sungai Kapuas, kurang lebih 1 jam perjalanan, kebun jagung yang di tanam dilahan gambut, saya diminta untuk memberikan saran bagaimana menangani kebun jagung yang ditanam dilahan gambut, dan kebun jagung tersebut dalam tahap ujicoba, sehingga tahapan nya masih panjang, saat berbincang-bincang dengan salah satu pengurus kebun, saya mendapat informasi tentang penderita HIV, sangat hati-hati perbincangan ini dikarenakan orang-orang yang menderita HIV punya hak untuk tidak di publikasikan, lalu saya sampaikan sedang membuat Jamu tetes yang bekerja cepat memperbaiki sel rusak, siapa tahu bisa membantu penderita HIV, sehingga di sepakati diatur pertemuan dengan salah seorang pengurus Pontianak plus di hotel tempat saya menginap.
Keesokan harinya saya bertemu dengan 2 orang pengurus Pontianak Plus, saya presentasikan jamu tetes sambil memperlihatkan proses pemulihan luka bakar, awalnya diskusi agak memanas, karena dianggap saya gegabah bilang bisa sembuhkan HIV ( ada salah paham mereka pikir saya penjual obat ), saya memang tidak punya pengalaman dan sama sekali tidak paham seluk beluk HIV, dari penangan sampai terapi apa yang di pakai, tapi saya sampaikan bahwa saya ingin membantu meringankan penderitaan mereka, tanpa bermaksud menjual produk, saya murni ingin mencoba membantu, bahkan saya siap menjadi orang tua asuh bagi anak yang saya bisa tolong, sekaligus menjadi donator Pontianak plus, sehingga akhirnya mereka bisa menangkap visi misi saya, dan mereka siap memfasilitasi untuk menolong mereka.
Saya kembali ke Gorontalo, dan beberapa hari kemudian saya mendapat telpon dari salah satu pengurus Pontianak plus, bahwa ada seorang anak umur 6 tahun, namanya Andi ( bukan nama sebenarnya ), yang menderita HIV positive, keluarganya membawa ke rumah singgah Pontianak Plus untuk melakukan pengobatan di Rumah Sakit rujukan, Andi ini tertular HIV dari ibu nya yang bekerja sebagai PSK, dan kedua orang tuanya baru meninggal karena HIV, keadaan Andi ini sangat lemah, bibir dan rongga mulutnya mengalami sariawan akut, sudah tidak bisa makan , kepalanya ada luka cukup besar, jari tengahnya juga mengalami luka dibagian kukunya, danCD4nya hanya tinggal 45, Hasil tes CD4 biasanya dilaporkan sebagai jumlah sel CD4 yang ada dalam satu milimeter kubik darah (biasanya ditulis mm3). Jumlah CD4 yang normal biasanya berkisar antara 500 dan 1.600. dengan CD4 hanya 45 kondisi Andi dalam keadaan sekarat, sehingga segera saya kirimkan beberapa botol sample untuk di gunakan, disarankan untuk minum jamu tetes sebanyak 5 - 10 tetes 3 kali ( tergantung keadaan pasien ) + di oleskan disemua lukanya.
PENJELASAN MENGENAI CD4
Terjadi pemulihan yang sangat cepat
Dalam 2 hari setelah aplikasi jamu tetes, saya dikabari kalau Andi sudah mulai bisa mengunyah dan menelan makanan, karena sariawan di bibir dan mulut mulai pulih, luka disekujur tubuhnya mulai mengering, dan saya kirim lagi beberapa botol jamu tetes untuk teman-teman penderita Odha ( sebutan penderita HIV ).
Satu bulan kemudian saya berkunjung ke Pontianak plus, mengunjungi Andi dan saya berphoto dengan Andi yang mulai ceria, Andi tidak bisa berbahasa Indonesia karena Andi terbiasa berbicara bahasa daerah khek ( bahasa daerah orang Tionghoa di Pontianak ). Saya juga membayar janji saya untuk membantu sedikit uang untuk operasional yayasan Pontianak Plus ( dalam hal ini operasional rumah singgah ) walau hanya berjalan beberapa bulan karena satu alas an yang akan saya jelaskan di artikel selanjutnya.

Bekas luka setelah 1 bulan aplikasi jamu tetes, sudah mulai pemulihan yang signifikan

9 bulan kemudian , bekas luka sudah di tumbuhi rambut

Luka di jari tengah yang sulit sembuh, setelah 1 bulan pengobatan terlihat luka mulai mengering, walau jari masih terlihat bengkak.

Luka sembuh 100% setelah 9 bulan kemudian

Hasil test laboratorium ( kiri 21 Nop 2007 ) CD4 45, test lab 10 September 2008 CD4 naik 559, hanya dalam 10 bulan saja, hasil yang luar biasa.
Hasil test laboratorium CD4 dijadikan acuan, bahwa ada harapan pengobatan HIV secara herbal ( di tahun 2008 belum ada produk herbal yang terbukti bisa mengobati HIV, tapi sekarang sudah sangat berkembang penemuan herbal untuk HIV ) ,selama ini pengobatan HIV memakai obat ARV yang merepotkan para penderita, karena harus tertib waktu, dan di minum seumur hidup, agar kesempatan hidup lebih lama.
PENGOBATAN HIV

1 tahun kemudian saat launching Jamu tetes di Hotel Borobudur Jakarta
Setelah 1 tahun Andi sudah sehat, saat di undang launching produk jamu tetes 4 Desember 2008 di Hotel Borobudur Jakarta, Andi jadi bintangnya, karena terbukti Andi sehat seperti anak-anak normal lainnya, dalam penerbangan Pontianak – Jakarta, Andi sangat ceria dan menjadi bintang diantara penumpang pesawat, penumpang sangat perhatian setelah mereka di ceritakan keadaan Andi sebelumnya, setelah acara Andi juga di ajak berwisata ke Dufan sampai puas.
Andi juga sempat saya bantu biaya untuk masuk sekolah SD umum di kampungnya, saat ini saya sudah tidak tahu keadaan nya, karena semenjak tahun 2009 akhir saya sudah kehilangan kontak, tetapi saya harap keadaan Andi selalu sehat ceria.
Model penelitian yang saya lakukan adalah model penelitian yang langsung menangani pasien / penderita, sebenarnya ini tidak bisa menjadi rujukan, karena seharusnya dilakukan penelitian klinis atau uji Farmatologi, tetapi apa daya saya tidak mampu membiayainya, biayanya bisa lebih dari Rp 1 Milyar untuk pengujian 1 macam penyakit saja, sehingga pilihan ini saya lakukan, sebagai formulator yang membuat formulasi jamu tetes, bahan yang saya pakai 100 % alami tanpa bahan kimia, sehingga ujicoba keliling yang saya lakukan semuanya berjalan aman lancar tanpa kendala dan tanpa efek samping, penderita juga banyak tertolong dengan penemuan jamu tetes ini.
Saya melakukan banyak percobaan di seluruh Indonesia, hampir semuanya memberikan banyak testimony, pemulihan berbagai macam penyakit ,dari yang ringan sampai penyakit berat, semuanya saya kerjakan sendirian, didampingi distributor produk bila kepentingan promosi, saya juga sibuk interaktif di Radio, bahkan di TV swasta, di tahun 2008 – 2009 jamu tetes, ya baru inovasi saya ( saya tidak menyangka saat ini sudah ada hampir 20 merk jamu tetes yang dipasarkan di Indonesia, dari kelas nasional sampai kualitas kabupaten ) semua punya keunggulan dan keunikan sendiri, hanya saya yang tidak bisa ikut menjual produk asli buatan saya sendiri di karenakan satu kondisi yang akan saya ceritakan di artikel selanjutnya…..
Inovasi membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin
Salam inovasi
David
Diubah oleh davebekam 21-10-2015 21:07
0
4.6K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan