- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah: Kebakaran Hutan Tahun Ini Lebih Parah dari 1997!


TS
winarwi
Pemerintah: Kebakaran Hutan Tahun Ini Lebih Parah dari 1997!
Quote:
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan, sejak awal kebakaran hutan melanda, total ada 39 ribu titik api di seluruh Indonesia. Ini bukan jumlah per harinya, melainkan keseluruhan, baik titik api yang sudah dipadamkan atau belum, titik api yang lama atau baru.
“Tahun 1997, El Nino begitu parah dan salah satu dampaknya kebakaran hutan dan lahan. Namun tahun ini lebih parah lagi,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Raffles Panjaitan di Jakarta, Rabu (21/10).
Pegiat lingkungan Wetlands International I Nyoman Suryadiputra berpendapatkebakaran hutan tahun ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah Indonesia.
"Tahun ini yang terparah dan paling sulit diantisipasi. Malah katanya bisa berlangsung sampai 2016. Kebakaran hutan itu meski sekarang hilang, besok bisa muncul lagi," kata Nyoman.
Kebakaran yang terjadi di lapisan gambut terdalam, ujar Nyoman, hanya bisa dipadamkan oleh air hujan yang sangat lebat dan lama. Sekadar semprotan air, bom air, atau hujan buatan akan sulit memadamkan kebakaran di bagian terdalam gambut.
Aktivis Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) Woro Supartinah berpendapat sama. Menurutnya, ada kemungkinan kebakaran hutan akan lebih parah lagi bila dampak El Nino bertambah serius.
"Saya pikir (kebakaran hutan) 2014 sudah yang paling buruk. Ternyata 2015 lebih parah dibandingkan 2014. Ini lebih buruk lagi karena selain durasinya lebih panjang, asapnya juga lebih pekat," kata Woro.
Data dari peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Vrije Universiteit Amsterdam, Guido Van der Werf yang dipublikasi di situs World Resources Institute (WRI), menyebutkan bahwa kebakaran hutan Indonesia tahun ini telah melepaskan sekitar 1 miliar ton karbondioksida ke udara, lebih besar dari rata-rata pengeluaran emisi tahunan Jerman.
Penelitian Van der Werf tersebut berdasarkan analisis harian yang menggunakan data dari NASA.
Sebagai perbandingan, emisi tahunan total Jepang sebagai negara penghasil polusi karbon kelima di dunia sekitar 1,3 miliar ton. Sementara India 2,5 miliar ton, berdasarkan data Carbon Atlas terakhir tahun 2013.
Van der Werf mengatakan, saat kebakaran sudah dipadamkan –yang belum pasti kapan waktunya, maka emisi yang dikeluarkan Indonesia bisa melampaui India, negara ketiga pencipta polusi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China.
Emisi dari kebakaran hutan di Indonesia berdasarkan data WRI bahkan telah menyamai AS. Indonesia sebelumnya telah masuk 10 besar negara penghasil polusi karbon global.
Soal parahnya kebakaran hutan RI tahun ini juga diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menyatakan pemerintah terus berupaya mengatasi bencana ini.'
Presiden Jokowi, di hadapan para kepala daerah se-Indonesia siang ini di Istana Negara, memerintahkan kepada daerah-daerah yang memiliki potensi dilanda kebakaran hutan agar mengalokasikan anggaran pencegahan dan penanganan bencana kebakaran hutan.
“Saya ke daerah, saya tanya, katanya tidak ada anggaran itu. Intinya enggak ada anggaran untuk penanganan asap di daerah yang sekarang terdampak,” ujar Jokowi. Pencegahan pun nihil.
Padahal, kata Jokowi, pemerintah daerah setempat bisa membuat kanal bersekat dan embung atau kolam penampung air di dekat hutan. Dengan demikian jika terjadi kebakaran hutan, mudah mencari air untuk memadamkan api.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah titik api di seluruh Indonesia hari ini meningkat drastis menjadi 3.226 titik, dengan sebaran meluas hingga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
“Tahun 1997, El Nino begitu parah dan salah satu dampaknya kebakaran hutan dan lahan. Namun tahun ini lebih parah lagi,” kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian LHK Raffles Panjaitan di Jakarta, Rabu (21/10).
Pegiat lingkungan Wetlands International I Nyoman Suryadiputra berpendapatkebakaran hutan tahun ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah Indonesia.
"Tahun ini yang terparah dan paling sulit diantisipasi. Malah katanya bisa berlangsung sampai 2016. Kebakaran hutan itu meski sekarang hilang, besok bisa muncul lagi," kata Nyoman.
Kebakaran yang terjadi di lapisan gambut terdalam, ujar Nyoman, hanya bisa dipadamkan oleh air hujan yang sangat lebat dan lama. Sekadar semprotan air, bom air, atau hujan buatan akan sulit memadamkan kebakaran di bagian terdalam gambut.
Aktivis Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) Woro Supartinah berpendapat sama. Menurutnya, ada kemungkinan kebakaran hutan akan lebih parah lagi bila dampak El Nino bertambah serius.
"Saya pikir (kebakaran hutan) 2014 sudah yang paling buruk. Ternyata 2015 lebih parah dibandingkan 2014. Ini lebih buruk lagi karena selain durasinya lebih panjang, asapnya juga lebih pekat," kata Woro.
Data dari peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Vrije Universiteit Amsterdam, Guido Van der Werf yang dipublikasi di situs World Resources Institute (WRI), menyebutkan bahwa kebakaran hutan Indonesia tahun ini telah melepaskan sekitar 1 miliar ton karbondioksida ke udara, lebih besar dari rata-rata pengeluaran emisi tahunan Jerman.
Penelitian Van der Werf tersebut berdasarkan analisis harian yang menggunakan data dari NASA.
Sebagai perbandingan, emisi tahunan total Jepang sebagai negara penghasil polusi karbon kelima di dunia sekitar 1,3 miliar ton. Sementara India 2,5 miliar ton, berdasarkan data Carbon Atlas terakhir tahun 2013.
Van der Werf mengatakan, saat kebakaran sudah dipadamkan –yang belum pasti kapan waktunya, maka emisi yang dikeluarkan Indonesia bisa melampaui India, negara ketiga pencipta polusi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat dan China.
Emisi dari kebakaran hutan di Indonesia berdasarkan data WRI bahkan telah menyamai AS. Indonesia sebelumnya telah masuk 10 besar negara penghasil polusi karbon global.
Soal parahnya kebakaran hutan RI tahun ini juga diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan. Ia menyatakan pemerintah terus berupaya mengatasi bencana ini.'
Presiden Jokowi, di hadapan para kepala daerah se-Indonesia siang ini di Istana Negara, memerintahkan kepada daerah-daerah yang memiliki potensi dilanda kebakaran hutan agar mengalokasikan anggaran pencegahan dan penanganan bencana kebakaran hutan.
“Saya ke daerah, saya tanya, katanya tidak ada anggaran itu. Intinya enggak ada anggaran untuk penanganan asap di daerah yang sekarang terdampak,” ujar Jokowi. Pencegahan pun nihil.
Padahal, kata Jokowi, pemerintah daerah setempat bisa membuat kanal bersekat dan embung atau kolam penampung air di dekat hutan. Dengan demikian jika terjadi kebakaran hutan, mudah mencari air untuk memadamkan api.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan jumlah titik api di seluruh Indonesia hari ini meningkat drastis menjadi 3.226 titik, dengan sebaran meluas hingga Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
http://www.cnnindonesia.com/nasional...rah-dari-1997/
Mantap gan, salah 1 prestasi lagi, kabut asap terparah mengalahkan kabut asap jaman soeharto, megawati, sby


0
2K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan