Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui jika jabatannya menjadi kepala daerah memiliki konsekuensi logis yang harus diterima. Konsekuensi ini baik yang positif maupun negative. Karena itu, Ahok tak terlalu memusingkan apabila tak terpilih kembali menjadi orang nomor satu di ibu kota ini.

Demikian disampaikan Ahok ketika menjawab salah seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura. Dia bertanya kepada Ahok bahwa apa yang akan dilakukan suami Veronica Tan itu setelah tidak lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kalau enggak jadi (gubernur lagi) juga bagus, karena ini kata Confucius (Kong Hu Cu/filsuf). Di dalam ketenaran ada kepedihan juga sebetulnya,'' jelas Ahok dalam video yang diunggah dalam media sosial Youtube, Selasa (21/10/2015).

Kegiatan tanya jawab ini dalam sebuah forum diskusi bertajuk: "Bincang 1 Jam Bersama Ahok". Forum ini melibatkan WNI profesional muda di Singapura sebagai audiens.

Ahok menyadari tidak lagi bebas pergi ke mana-mana setelah menyandang jabatan gubernur. Itulah salah satu risiko bagi Ahok.

"Kami enggak bisa kemana-mana bos, susah. Jadi sama, saya pikir," kata Ahok.

Jika tidak lagi menjabat sebagai gubernur, maka Ahok berencana menjadi presiden. "Saya bilang kalau enggak jadi gubernur, saya mau jadi presiden. Elu takut banget sih?" tandas Ahok.

Sembari bergurau. Untuk mewujudkan cita-citanya ini, Ahok masih segan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, menurut Ahok, Jokowi masih merupakan atasannya di DKI Jakarta.

"Saya sampai sekarang itu masih Wagub (Wakil Gubernur DKI). Gubernur itu Pak Jokowi. Cuma bangsa kita itu kasihan milih presiden susah. Jadi kita pinjemin gubernur jadi presiden," pungkas mantan Bupati Belitung Timur ini.

narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...epedihan/11077


blh jg nih jawaban ahokk