- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.


TS
isigoodnews
[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.
Kepada Calon Anakku Kelak, Inilah Janji Dariku Sebagai Calon Ayah
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/cd8ba0b44a15c10065fd-24461f391e20b7336331d5789078af53.r23.cf1.rackcdn.com/pooldemo.vanillaforums.com/editor/9i/sipkkctvu269.jpg)
Quote:
no repost, semoga saja. Monggo di cek
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://s.kaskus.id/images/2015/10/21/8274227_20151021043125.png)
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://s.kaskus.id/images/2015/10/21/8274227_20151021043125.png)
WARNING! Sebelum membaca diharap sediakan segelas minuman dan camilan favorit anda. karena trit ini bakal panjang gan. 





Quote:
Quote:
Kepada Calon Anakku Kelak, Inilah Janji Dariku Sebagai Calon Ayah
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/www.isigood.com/wp-content/uploads/2015/09/130_1amfam_father_son_54_hero_w1-770x470.jpg)
[ISIGOOD.COM] Kepada calon anakku kelak. Saat ayah menulis ini, ayah tahu kamu belum lahir. Jangankan kamu, bahkan calon ibumu saja ayah belum tahu siapa. Ya mau gimana lagi, jangankan calon istri, pacar saja ayah belum punya, hehehe.
Meski begitu, entah kenapa ayah tergerak untuk menulis ini sekarang. Saat kamu membaca ini kelak, mungkin kamu sudah besar dan sudah duduk di bangku sekolah. Tulisan apakah ini? Ini adalah janji ayah padamu.
Janji apa? Begini, saat ayah sedang menulis ini, meski kamu belum lahir, ayah sudah lumayan sering memikirkanmu. Ayah memikirkan bagaimana cara mendidikmu menjadi seorang manusia yang lebih baik daripada ayah. Ayah memikirkan bagaimana cara mempersiapkanmu agar bisa menghadapi zamanmu, yang tentu berbeda dengan zaman ayah. Ya, sebuah misi yang nyaris mustahil, tapi ayah bertekad untuk menuntaskan misi tersebut.
Karena itu nak, bersama tulisan ini ayah sedang ingin membuat janji. Janji ayah padamu, anak ayah yang paling ayah cintai, tentang bagaimana ayah akan merawat, membesarkan, dan mendidikmu menjadi manusia seutuhnya. Ayah menuliskan janji ini sekarang saat kamu belum lahir, agar kelak saat kamu besar dan bisa membaca, kamu bisa membaca tulisan ini lagi. Kemudian menjadi hakmu sepenuhnya untuk menentukkan, apakah ayah telah menunaikan janji yang dibuatnya sendiri, atau tidak.
Inilah janji ayah nak:
Quote:
Quote:
Kamu adalah kamu, saya adalah saya. Tidak mungkin kita bisa sama dalam segala hal. Ayah tidak akan pernah meminta kamu menjadi seperti ayah. Justru, jadilah orang yang melebihi ayah. Atau, cukuplah jadi dirimu sendiri.
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/i.huffpost.com/gen/1190180/images/o-FATHER-SON-facebook.jpg)
Kamu tahu, banyak sekali orang tua yang menggunakan diri mereka sendiri sebagai tolak ukur kesuksesan, lantas memaksakan agar anaknya bisa menjadi seperti mereka. Ayah dulu punya teman yang sangat berbakat dalam bermusik, namun orang tuanya tidak sudi bila anaknya serius belajar di sekolah musik profesional.
Quote:
Sudahlah, kalau main gitar cukup les saja! Ngapain sih harus lanjutin kuliah musik? Mau kerja jadi apa entar? Sudahlah kayak bapak saja, kuliah akuntansi atau manajemen. Lowongan pekerjaannya banyak. Atau seperti om Rudi, kuliah hukum, jadi pengacara atau notaris. Atau tante Dita, jadi analis kimia. Pokoknya kamu harus kuliah yang pekerjaannya bagus, yang penghasilannya nanti banyak!
Akhirnya teman ayah tersebut hanya bisa patuh. Ia kuliah dan bekerja sesuai dengan keinginan orang tuanya. Ia tidak pernah bisa menjalani kehidupan yang ia inginkan. Di waktu yang lain, kamu akan melihat bagaimana orang tua suka melarang anaknya untuk menikah dengan orang tertentu, atau merekomendasikan orang tertentu untuk dinikahi. Alasannya? Banyak, dari mulai harta, keturunan, status sosial, dan bahkan suku dan ras. Jangan menikah dengan orang yang sukunya ini, carilah calon yang kaya, hindari menikah dengan orang non-konglomerat, dan terus sebagainya. Tentu saja hal ini selalu memancing konflik sengit orang tua dan anak.
Nak, ayah tidak akan memungkiri bahwa ayah akan selalu berusaha membimbingmu dan mengarahkanmu ke arah yang (setidaknya menurut ayah) tepat. Jadi jangan kaget bahwa ayah tidak akan jauh beda dengan orang tua lain, yang selalu bersemangat berusaha mengarahkanmu ke jalan kehidupan yang menurut ayah terbaik, dari mulai pilihan pendidikan, karir, bahkan mungkin asmara dan rumah tanggamu.
Tolong jangan buru-buru mencibir ayah, karena bagaimanapun yang ayah lakukan semata adalah karena ayah mencintaimu. Kamu pun tidak bisa memungkiri bahwa ayah hidup lebih lama dari kamu, dalam beberapa konteks, ayah tahu apa yang lebih baik bagimu ketimbang dirimu sendiri.
Tapi, ada tapinya, dengarkan ini baik-baik. Jika tekadmu sudah tinggi atas pilihan yang kamu buat dalam hidupmu, meski pilihan tersebut ayah tidak begitu setuju, baiklah, lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Ayah tidak akan mencampuri urusanmu terlalu banyak. Bagaimanapun, kamulah yang tahu apa minat dan bakatmu, kamu tahu apa yang kamu mau dan tidak mau, kamu tahu apa yang paling cocok bagi hidupmu, dan tentunya kamu paling tahu cara hidup seperti apa yang memang cocok di zamanmu.
Ayah hanya bisa mengantarmu sampai ke titik terjauh yang pernah ayah tempuh. Untuk selanjutnya, menjadi tantangan dan tanggung jawab kamu untuk memilih jalan yang tepat dan meneruskan perjalanan.
Ayah tidak akan pernah memintamu menjadi seperti ayah, justru, jadilah orang yang lebih baik dari ayah. Tirulah apa yang telah ayah capai, jika kamu mau, dan jauhi kesalahan yang dulu pernah ayah lakukan. Jadilah dirimu seutuhnya.
Quote:
Quote:
Ayah berjanji akan menemanimu berjalan menyusuri dunia. Mencari jati dirimu yang sesungguhnya. Meresapi makna kehidupan sepenuhnya.
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/blog.febc.org/wp-content/uploads/father-son-walking-field.jpg)
Kamu tahu? Dunia ini adalah tempat yang begitu luas. Ada berbagai macam harta karun yang tersembunyi di tiap jengkalnya. Ada berbagai macam orang yang hidup dengan caranya masing-masing. Ada berbagai macam bahasa dan budaya yang bisa kita pelajari kearifan lokalnya. Ada berbagai ilmu dan teknologi yang bisa digali tiap harinya. Ada berbagai flora dan fauna unik di permukaan alam yang selalu menarik untuk disaksikan.
Nak, saksikanlah banyak hal di dunia ini. Merantaulah, jelajahi sudut-sudut dunia. Laparlah akan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Jangan pernah biarkan sendi-sendimu berkarat karena terbiasa duduk-duduk di sofa sambil nonton TV.
Ayo berjalan bersama ayah! Kita saksikan kehebatan Yang Maha Kuasa dalam menciptakan ciptaan yang sungguh mengesankan di tiap sudut bumi. Untuk apa kita menyebut nama-Nya di tiap ibadah, jika kita tidak melihat sendiri keagungan yang Ia ciptakan? Percayalah nak, dengan berjalan sejauh mungkin, justru kita akan menemukan jati dirimu yang sejati, yang selama ini ada di dalam jiwamu..
Quote:
Ayah berjanji akan merawat dan menjagamu dengan baik. Tapi menjadi kebebasanmu untuk merawat dan menjaga ayah kelak jika ayah tua nanti.
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/blog.parrikar.com/wp-content/uploads/2013/02/Father-Son-Beach-Goa-1.jpg)
Konon, perlakuan seorang anak pada orang tuanya di hari sang orang tua sudah renta, mencerminkan perlakuan sang orang tua pada anaknya muda. Jika dulu sang anak tidak diperlakukan dengan baik oleh orang tuanya, maka sang anak akan berlaku tidak menyenangkan pada orang tuanya, di hari orang tuanya sudah pensiun dan renta kelak.
Maka itu nak, dengan rendah hati ayah menerima apapun yang kamu ingin berikan pada ayah di hari ayah tua nanti. Dunia memang berputar nak. Saat dulu kau masih muda dan rentan, ayah yang berkewajiban menjaga dan merawatmu. Kini saat ayah tua dan rentan, menjadi kewajibanmu untuk menjaga dan merawat ayah. Namun, jika memang sebelumnya ayah tidak melaksanakan tugas ayah, maka hakmu juga untuk tidak melaksanakan tugasmu. Ayah ikhlas, sisanya mari kita serahkan saja pada Yang Maha Kuasa.[./FONT]
Quote:
[FONT="Lucida Console"]
Ayah berjanji akan selalu mengingatmu kapanpun di tengah kesibukan ayah, kendati mungkin kau lebih dekat dan ingat dengan ibumu.
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/intisari-online.com//media/images/10505_tujuh_faktor_penyebab_disfungsi_ereksi.jpg)
Mungkin kamu lebih banyak menghabiskan waktu dengan ibumu. Ibumulah yang 24 jam menjaga dan merawatmu, dari mulai membangunkanmu, memandikanmu, memasakanmu makanan, mengantarmu sekolah, menjemputmu pulang, membantumu mengerjakan PR, hingga menidurkanmu kembali. Berbaktilah pada ibumu nak. Karena ibumulah pahlawan terbesarmu. Dialah yang bertaruh nyawa untuk membawamu ke dunia. Jika ayah dan ibumu memanggilmu bersamaan, jawablah panggilan ibumu. Jika kamu ditanya siapa orang nomor satu yang harus kamu patuhi di dunia ini, jawablah ibumu sampai di urutan ketiga. Tempatkan saja ayah di urutan keempat. Konon, wangi surga haram hukumnya jika kamu tidak mendapat restu ibu.
Sementara ayah? Ah, tidak perlu kamu pikir. Ayah pasti akan selalu ingat dan selalu menyayangimu. Mungkin kamu tidak tahu, tiap malam setelah pulang kerja, ayah selalu mendatangi kamarmu. Duduk di tepi kasurmu dan mengelus mukamu yang tertidur pulas itu.
Ah, betapa damainya ekspresimu saat sedang tidur. Diam-diam ayah memotretmu saat kamu sedang tidur. Fotomu nanti akan ayah tempel di meja kantor. Sehingga kapanpun ayah letih dan lelah dengan pekerjaan, ayah cukup melihat mukamu saja. Ayah akan semangat bekerja lagi.
Ayah memang tidak terlalu menyukai pekerjaan ayah. Kerja yang berat, bos yang galak, rekan kerja yang menyebalkan, bikin muak memang. Tapi yang paling menyakitkan, pekerjaan ayah telah banyak membuat ayah melewatkan acara kenaikan kelasmu atau saat dimana kamu tampil membaca puisi di acara sekolah.
Kamu kecewa karena ayah tidak datang di hampir tiap acara sekolahmu. Ayah tidak datang saat kamu berhasil naik sabuk karate. Ayah tidak datang saat kamu juara pidato Bahasa Inggris. Ketahuilah nak, ayah tidak hanya kecewa, ayah menderita. Mungkin kamu tidak tahu, tapi ibumu tahu, malamnya setelah acaramu selesai, ayah menangis sampai matahari terbit. Ibumu bahkan tidak sanggup menenangkan ayah.
Tapi ketahuilah pekerjaan inilah yang menghidupi keluarga kita dan membuatmu bisa sekolah tinggi kelak. Jadi, biarlah ayah saja yang menghadapi penderitaan ini, agar kamu bahagia.
Quote:
Ayah berjanji akan berusaha untuk tidak merepotkanmu di hari ayah tua nanti..
![[INSPIRATIF] SURAT TERBUKA. dari Sang Ayah, Teruntuk Anakku kelak.](https://dl.kaskus.id/3.bp.blogspot.com/-aPJDzysgySY/UiZq4kDBm2I/AAAAAAAAMmU/wRAVgnMlvNw/s640/Old-man-photo-by-Ahmet-Demirel.jpg)
Seiring dengan memutihnya rambut di kepala ayah, kadang ayah melantunkan doa-doa yang sedikit berbeda pada Yang Maha Kuasa. Ayah berdoa, agar kelak nanti jika ayah tua, ayah ingin bisa hidup menjalani pensiun dan meninggal tanpa menyusahkan. Ayah ngeri jika harus menjalani hari tua dengan sakit-sakitan, menyusahkanmu dan kekasihmu, keluar-masuk banyak rumah sakit, menghabiskan banyak dana, dan akhirnya meninggal dengan menderita dan menyimpan luka bagi saudara-saudara.
Oh, betapa ayah merindukan hari tua yang damai di sebuah Panti Asuhan sederhana di daerah Puncak Bogor. Atau memiliki rumah peristirahatan sederhana di bibir Pantai Parangtritis. Atau bahkan mengelola sekolah di pedalaman hutan Papua.Yap, menikmati hari tua dengan damai dan sederhana, tapi bersahaja.
Jika kelak ayah akan pergi, ayah tidak memaksamu untuk hadir di samping ayah. Tidak apa. Ayah sudah cukup puas melihatmu berhasil menjadi orang yang melebihi ayah dan berguna bagi bangsa dan umat manusia. Biarlah ayah di tempat ini saja, melakukan apa yang ayah sukai, sambil sesekali dijenguk olehmu yang membawa cucu-cucu ayah.
Jika kelak ayah akan pergi meninggalkanmu selamanya, itu akan terjadi pada sebuah hari yang biasa. Hari dimana ayah baru saja selesai berdzikir malam sambil mendoakan kakek nenekmu, orang tua ayah, yang telah tiada. Malam itu ayah beranjak ke kasur, melirik sekilas fotomu yang ayah pajang di dinding, yang dulu pernah ayah pajang juga di meja kerja. Kemudian, ayah sempatkan pula untuk mengambil buku harian ayah, dan menulis sebait puisi tentang hidup dan cinta, dan betapa ayah bangga punya anak sepertimu.
Malam itu pun ayah tertidur, dengan senyum bahagia, tanpa perlu dibangunkan lagi.
Bahagialah anakku, lanjutkanlah estafet kehidupan ini. Sampaikanlah hal yang lebih baik, pada anakmu kelak.
Teruntuk anakku yang belum lahir.
Dari ayah masa depanmu.
Quote:
Diubah oleh isigoodnews 21-10-2015 16:38
0
6K
Kutip
31
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan