Kaskus

News

andry..Avatar border
TS
andry..
Wawancara Eksklusif Republika dengan Presiden Jokowi !!
Wawancara Eksklusif Republika dengan Presiden Jokowi !!
foto istimewa jokowi

Indonesia sudah punya enam presiden selepas Sukarno, tetapi ruang kerja di Istana Bogor tak juga malih. Ruangan bernuansa putih cerah ini justru masih kental dengan aroma dan selera presiden pertama tersebut. Buku-buku tentang marxisme dan pemikiran Hegel mendominasi rak buku di satu sisi ruangan tersebut.

Di rak lain, rupa-rupa ensiklopedia, biografi kepresidenan AS dan tokoh-tokoh dunia, serta buku teori-teori negara menemani.

Ruangan dinaungi lukisan besar Makowski tentang pernikahan Rusia yang diletakkan mendominasi tembok seberang meja kerja kepresidenan.

Sebuah meja kayu besar terletak di pojok ruangan. Meja kerja kepresidenan. Di atas meja tersaji empat buah permen tolak angin dan satu botol air mineral.

Keduanya ditemani dua buku tentang mantan pemimpin Singapura Lee Kuan Yew dan satu berkas curriculum vitae milik seseorang.

Tak lama selepas azan Ashar pada Sabtu (17/10), Presiden Joko Widodo menerima Subroto, Nur Hasan Murtiaji, Stevy Maradona, Fitriyan Zamzami, Feri Kisihandi, Halimatus Sa'diyah, dan Edwin Dwi Putranto dari Republika di ruangan tersebut.

Setelah setahun berjalan, kepresidenan mulai menunjukkan dampaknya pada pria yang akrab disapa Jokowi tersebut.

Jokowi mengaku dengan setengah berkelakar, raut wajahnya mengikuti pergerakan rupiah terhadap dolar.


“Pas misal dolar Rp 14.800, ya mesti wajah saya beda. Nanti kalau udah di bawah Rp 13 ribu, wajahnya cerah,” kata Jokowi lalu tertawa

Mantan wali kota Solo ini juga menuturkan, ia kian jarang mendengar musik metal kegemarannya. Padahal, dulu di Solo ia pencetus acara Rock in Solo.

Konser grup rock asal Amerika Serikat, Bon Jovi, di Jakarta beberapa waktu lalu pun ia lewatkan. Demikian juga undangan menghadiri konser grup band lokal Slank.

“Nanti kalau ekonomi sudah baik (menonton konser lagi). Masa ekonomi kaya begini saya nonton,” ujar Jokowi.

Begitupun, ia menegaskan tetap menjaga optimisme.

Bagaimana soal perjalanannya setahun menjadi presiden, berikut petikan wawancaranya :

Apa kesan secara pribadi Anda setelah satu tahun menjabat ?

Ya memang, langkah pertama itu sulit. Tetapi itu juga yang terpenting, artinya sekarang, contoh, mengalihkan subsidi BBM, itu sesuatu yang sulit.

Tetapi harus kita lakukan karena kita ingin mengubah dari ekonomi yang berbasis konsumsi menuju ke ekonomi yang berbasis produksi, dari ekonomi yang berbasis konsumsi menuju ke ekonomi yang berbasis investasi, dari ekonomi yang berbasis konsumsi menuju ke ekonomi yang berbasis industri.

Harus kita alihkan ke yang produksi seperti itu. Itu yang saya sampaikan tersulit itu di situ awal-awal. Tapi memang itu saya putuskan satu bulan setelah dilantik. Meski saya tahu ini akan menjurus pada popularitas.

Tapi saya enggakpeduli dengan popularitas. Karena saya menginginkan ada ruang fiskal yang baik untuk kita bisa membangun.

Dan kita mau fokus pada infrastruktur dan pangan.


Dalam setahun ini, menurut Bapak, capaian apa yang sudah berhasil diraih ?

Ya saya kira meletakkan dasar-dasar yang di depan tadi saya sampaikan. Dari konsumsi ke produksi, dari konsumsi ke investasi. Dari konsumsi ke industri. Ya, yang paling penting membangun infrastruktur kita.

Tanpa itu, enggak mungkin industri kita punya daya saing, punya competitiveness. 

Enggak mungkin industri juga bisa berkembang tanpa didukung oleh sebuah distribusi barang dan jasa yang murah, distribusi logistik yang murah. Pada akhirnya yang menikmati siapa sih? Rakyat semuanya.

Kalau infrastruktur ini baik semuanya, siap semuanya, biaya transportasi murah, biaya logistik murah, ya kan barang-barang yang sampai ke rakyat juga murah.

Meletakkan dasar seperti itu ya memang tidak gampang. Tapi, saya ingin fokus ke sana. Juga di infrastruktur yang berkaitan dengan pangan. Bagaimana kita mau bicara soal kemandirian pangan kalau 52 persen irigasi kita rusak.
Lebih dari 15 tahun tidak pernah membangun bendungan.

Pangan dari mana kalau kita tidak punya air ?

Oleh sebab itu harus dimulai membangun waduk, membangun irigasi. Tahun ini ada 13 waduk, total nantinya 49 waduk. Harus dibangun.

Saya contohkan di NTT yang sangat kering seperti itu, bagaimana bisa menanam jagung, nanam ketela, nanam padi, untuk peternakan, kalau air tidak ada?

Sampai kapan pun tidak bisa.Kemiskinan terberat kan ada di sana karena memang tidak ada air.

Oleh sebab itu, prioritas saya berikan di sana. Ada tujuh waduk yang sudah kelihatan. Waduk Raknamo sudah kelihatan, mungkin sudah 17-18 persen progresnya. Seperti itu. Jadi, apa pun mesti ada gagasan besarnya.

Tapi langkah pertama memang itu yang tersulit. Termasuk juga waduk yang di Aceh, Purwokerto, samalah progresnya 13-14 persen, wong baru dimulai.

(Kepala Kantor Staf kepresidenan Teten Masduki kemudian menimpali, “Mungkin ini, Pak, sumbatan-sumbatan yang terkait dengan investasi.”)

Ya, dalam rangka ke situ juga masalah-masalah yang berkaitan dengan industri hilirisasi ini kan kita memang akan terus tiap pekan, tiap dua pekan akan keluar paket untuk memangkas regulasi yang menghambat sehingga kita akan memudahkan orang untuk membuka investasi karena itu membuka lapangan pekerjaan.

Pemerintah itu kan tidak bisa membuka lapangan pekerjaan.

Lapangan pekerjaan siapasih ? Dunia usaha. Orang banyak lupa itu. Kalau itu tidak dimudahkan, pemerintah mana yang bisa buka lapangan pekerjaan? Pegawai negeri berapa sih setahun? Ini pun morotarium(tertawa).


Salah satu keberhasilan Pak Jokowi kan melakukan konsolidasi politik, pada awal pemerintahan ini kan gonjang-ganjing. Bagaimana mengatasinya?

Mana gonjang-ganjing..?? Mana..?? Sejak awal kita mengajukan APBNP mulus-mulus saja. Ini APBN juga gampang-gampang saja.


Maka dari itu, apa yang Bapak lakukan sehingga Pak Jokowi berhasil..??

Ya karena program yang kita ajukan bisa diterima di sana (DPR-Red). Kita bisa menjelaskan secara konkret, jelas, ada kalkulasinya, pada komisi-komisi di DPR. Kita yang paling penting komunikasi baik.

Dan komunikasinya, menurut saya, baik-baik saja. Mana sih gonjang-ganjingnya ?

Orang kan dulu memperkirakan (gonjang-ganjing) karena (pemerintah) minoritas di DPR.

Konsolidasi politik sudah selesai.
Dulu orang memperkirakan, tapi dalam praktiknya mana sih? Coba ditunjukkan yang tidak harmonis.
Bukan harmonis, (tapi) sangat harmonis!


Nah, itu manajemen yang Bapak tampilkan apakah sama saat dulu memimpin Solo dan Jakarta..?

Ya sama saja. Kita tidak punya agenda yang menyebabkan orang bertanya-tanya. Kita bekerja ya karena kita ingin bekerja. Kalau ada hal yang ditanyakan, “Lho, Pak, ini bagaimanasih?” Ya dijawab aja, “Oh, mungkin keliru itu, ya sudah diganti saja.”

Kalau keliru ya ngakuin keliru dan diganti. Ya sudah. Kalau sudah diganti masa tidak mau ditandatangani.

Misalnya target pertumbuhan ekonomi untuk 2016 kita pasang 5,6 persen. Kemudian dihitung oleh Dewan, wah, ini tahun depan kan kita ya pingin tumbuh tapi ekonominya belum menentu.

Ya kita kalkukasi lagi menjadi 5,3 persen. Kan masalah komunikasi saja. Asumsi dolar AS misalnya kita ajukan sekian, “Oh, tidak mungkin, sekarang kan dolar baru Rp 14.800, masa pengajuannya Rp 13.900. Mestinya ya lebih naik.”

“Ah, enggak, kita yakin.” Eh, sekarang malah Rp 13.500. Ini kan masalah komunikasi.
Kita tidak ada otot-ototan kok.

Kalau Dewan memberikan sebuah masukan yang baik, harus kita terima.

Dulu di DKI saja (dukungan di parlemen) hanya 18 persen tidak ada masalah. Di Solo juga 38 persen sama. Di sini kan juga sekarang 38 persen. Yang sering membuat ramai kan media. Kalau kita kan santai-santai saja (tersenyum).


Tadi kan Pak Jokowi bilang kalau konsolidasi politik juga sudah selesai. Bagaimana dengan evaluasi kinerja kabinet..?

Kalau sudah selesai ya biasa saja kan. Fokusnya ke ekonomi kan. Kalau kabinet itu kan kita evaluasi setiap hari, setiap pekan, setiap bulan. Kalau (menteri) perlu diganti, ya diganti.

Kalau tidak perlu, ya jangan didesak-desak untuk ganti.Gitu saja.


Tahun ini atau tahun depan akan ada reshuffle..??

Ya saya tidak bisa memastikan.

Bisa saja besok, bisa tahun depan, tahun depannya lagi....


Pada saat kampanye, Pak Jokowi banyak membuat janji kampanye. Apakah menurut Anda janji-janji itu sudah terealisasikan..??

Ya masa mau membuat rumah baru satu bulan sudah ditagih kok gentingnya belum naik.

Yang benar saja. Kita ini diberi waktu lima tahun, (sekarang) baru membuat dasarnya saja. Ya jawabannya itu saja.

Tetapi bahwa kalau mau lihat progres, 15-17 persen, ya memang baru mulai. Kalau mau lihat di lapangan, saya ajak bagaimana tol Trans Sumatra sudah berapa kilo, kemudian pelabuhan besar yang 2.000 hektare yang di Kuala Tanjung juga sudah jadi berapa persen, waduk di Raknamo, Aceh, Purwokerto, berapa persen.

Kemudian juga yang rel kereta api Sulawesi sebentar lagi kita mulai, sudah jadi beberapa kilo. Nanti yang Papua kereta api di Papua tahun depan kita mulai. Ya memang baru mulai.


Apa kendala utama yang dihadapi pemerintah selama satu tahun..??

Ya paling konsolidasi manajemen.
Manajemen organisasi, manajemen perencanaan.

Konsolidasi itu kalau sudah krek (membuat gestur menempelkan benda) gitu, ya sudah.


Konsolidasi ini antara internal kementerian pemerintah pusat atau dengan pemerintah daerah?

Ya semuanya. Negara kan konsolidasi manajemen kenegaraan dari kabupaten/kota, provinsi, ke pusat supaya garisnya sama.


(Teten kembali menimpali, “Perizinan juga banyak dari daerah. Di pusat dipangkas, di daerah masih panjang.”)



Itu mungkin tujuan kemarin ada empat paket ya, Pak..??

Ya, karena tidak mungkin kan kita sudah keluarkan banyak paket kalau di daerah tidak dibenahi.

Semua harus satu garis. Konsolidasi manajemen perencanaan, konsolidasi manajemen organisasi.
0
2K
23
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan