MEDAN (Pos Kota)- Pasca kerusuhan, diperkirakan 4000 jiwa pengungsi dari Aceh Singkil memasuki wilayah Sumut yakni Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Pangindaran, Kabupaten Pakpak Bharat.

Banyaknya jumlah pengungsi membuat stok makanan dan obat-obatan menipis.

“Stok makanan untuk pengungsi masih sangat minim, demikian juga obat-obatan. Untungnya banyak warga yang memberikan bantuan,” kata Kepala Desa Saragi, Tapteng, Rusman Sinaga kepada wartawan, Kamis (15/10).

Selain masalah makanan, masih kata dia, banyak pengungsi yang mengalami penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

“Bahkan, ada seorang yang ibu melahirkan di pengungsian. Langsung dilarikan ke Puskesmas Manduamas. Pengungsi di sini bukan hanya Kristen, tapi banyak juga pengungsi yang muslim,”ungkapnya.

Selain di tenda-tenda yang telah disiapkan, ribuan pengungsi itu juga ditampung di puskesmas, kantor pemerintah dan sekolah.
(samosir/sir)