Kaskus

Entertainment

metropolitan.idAvatar border
TS
metropolitan.id
Situs Batu Cincin di Halaman Rumah Warga
Situs Batu Cincin di Halaman Rumah Warga

METROPOLITAN.ID – Kehebatan Kerajaan Tarumanegara di tanah Pasundan memang tak diragukan lagi. Cerita rakyat tentang kearifan Raja Purnawarman yang pernah memimpin pun hingga kini masih terus dijaga dan diceritakan kepada sebagian masyarakat Sunda, terutama di wilayah Barat, Kabupaten Bogor.
Namun, berbagai peninggalan yang terdiri dari situs dan prasasti bekas Kerajaan Tarumanegara seolah dilupakan oleh zaman. Bahkan, salah satu situs yang memiliki nilai jual begitu tinggi berada di halaman rumah warga bernama Hafi (80) di RT 01/05, Kampung Muara, Desa Ciaruteunilir, Kecamatan Cibungbulang.
Hafi menuturkan, situs yang dikenal warga bernama Situs Batu Cincin ini pertama kali berada di aliran Sungai Cisadane. Lantaran terbawa banjir, maka ia bersama anaknya pada tahun 2000 lalu berinisiatif memindahkan situs itu ke halaman rumahnya. “Sudah banyak yang hancur dan terbawa banjir. Karena takut ini hilang makanya kami pindahkan dan masih ada satu situs lagi di tempat yang sama. Warga sini biasa menyebutnya Situs Batu Congklak (Dakon),” ujar Hafi kepada Metropolitan.
Menurut dia, batu Dakon yang masih ada di pinggir sungai itu hingga kini masih ada dan pihaknya pernah melaporkan penemuan dua benda cagar budaya itu ke pemerintah setempat namun belum ada tanggapan. “Situs-situs itu hingga kini dibiarkan begitu saja. Kalau yang di rumah saya sering dibersihkan, tapi yang masih di pinggir kali itu sudah tidak terawat,” kata dia.
Hal senada dikatakan salah seorang warga setempat, Cecep Andi (45) yang menemukan pertama kali Situs Batu Cincin dan Dakon di aliran Sungai Cisadane. “Saat itu saya sedang main di kali dan melihat kedua batu itu. Sekilas seperti batu biasa, namun setelah didekati batu itu merupakan batu situs yang berbentuk sangat bagus,” paparnya.
Cecep menerangkan, ada lima jenis batu kecil yang diukir dengan bentuk menyerupai gong dan satu batu besar lonjong bersebelahan dengan batu Congklak. “Karena batu Congklaknya terlalu besar, makanya saya tidak kuat memindahkannya,” tuturnya. Ia berharap pemeritah lebih peduli akan benda bersejarah dengan melindunginya dan merawat situs maupun prasasti di wilayahnya tersebut sebagai bentuk warisan budaya bangsa. (ads/b/yok/wan)

sumber : http://www.metropolitan.id/2015/10/s...n-rumah-warga/
0
2.9K
25
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan