Bagi mahasisiwa tingkat akhir, ane merasa was-was, malah ane merasa ga jelas, kenapa? Kuliah udah jarang, paling cuma bimbingan aja, sedangkan kebutuhan makin tinggi, jangan tanya penghasilan, ane masih ngandelin uang dari orang tua di kampung, yang kerjaannya berat tapi penghasilannya tak seberapa, ane dah malu minta uang, bahkan ane ga tega minta uangnya juga, meskipun ane juga butuh buat makan, cuma yang namanya orang tua, dia akan korbankan banyak hal untuk kesuksesan anaknya, demi masa depan anaknya. Ane juga dulu dikasih pesan ama dosen ane, "kalau kalian sayang sama orang tua kalian, kalian ga usah kuliah sambil kerja, karena kalau kuliah sambil kerja itu akan mengganggu perkuliahan, jika benar-benar sayang kuliah aja dengan baik agar segera lulus, kalau sudah lulus baru cari pekerjaan yang layak". Jadi keinginan ane saat itu ingin segera lulus kuliah dan diwisuda biar segera dapet pekerjaan dan tidak merepotkan lagi orang tua.

Beberapa saat sebelum wisuda ane nyoba membuat lamaran pekerjaan gan, saat itu sepertinya akan ane lakukan pekerjaan apapun itu, yang penting menghasilkan uang dan halal, tanpa melihat gaji yang akan diterima, kebetulan di mading kampus ane terpampang informasi yang membutuhkan pekerjaan sesuai dengan bidang ane, dan kriterianya juga sesuai dengan bidang ane, akhirnya ane coba hanya bermodalkan transkrip nilai, karena ijazah belum kelar, beberapa waktu kemudian Alhamdulillah ane dapet panggilan untuk dites skill, ternyata cuma berdua gan yang dites hari itu, setelah dites pengujinya bilang, masih ada kekurangan yang harus diperbaiki, nanti ane akan dites lagi dan akan dilihat sejauh mana perkembangannya, satu minggu kemudian ane dites lagi dan langsung diwawancara gan, ane ga tau apa-apa masalah wawancara, belum punya pengalaman, dan ane kebanyakan cuma mendengarkan penjelasan dari yang mewawancarai dan mengajukan beberapa pertanyaan yg harus ane jawab, dan ane malah ga banyak ngomong, cuma swpwrlunya aja, setelah itu, ane disuruh nunggu 2 minggu ke depan untuk proses selanjutnya. Dan singkat cerita alhamdulillah ane diterima dengan gaji yang diluar dugaan gan, lumayan besar untuk lulusan s1 yang belum berpengalaman, setelah ane memasuki masa diklat akhirnya ane mulai bekerja.

Setelah 8 bulan ane bekerja, di tempat kerja ane, ane bergaul dengan orang-orang yang sudah lama, dan mungkin mereka sudah besar gajinya, dan yang biasa mereka obrolkan adalah masalah kehidupan mereka sehari-hari, yang menurut ane terbilang lebih tinggi dari dunia ane, kebetulan salah satu atasan ane mau beli rumah yang harganya 450 juta, dicicil sih, tapi menurut ane saat itu, ane mustahil bisa beli rumah semahal itu (menurut ane uang segitu luar biasa banyak), karena mungkin gaji atasan ane udah gede ya ga masalah mungkin bagi dia, jadi yang diobrolin itu biasanyabtak jauh dari uang. Ane bukan tipe orang yang ambisius dalam pekerjaan, bisa mencukupi kehidupan sehari-hari dengan gaji sendiri juga udah Alhamdulillah, dan sedikit disisihin buat nabung untuk rencana masa depan, lagian ane juga belum nikah, jadi bebannya juga masih kurang mungkin, tapi siapa juga yang ga mau gajinya makin besar kan? Cuma kalau mendengarkan obrolan-obrolan di tempat kerja, ane terpengaruhi juga untuk mendapatkan gaji yang lebih gede

Setelah satu tahun ane bekerja, ane akhirnya dapat kenaikan honor gan, meski tak seberapa, tapi lumayan lah buat tambahan, tapi setelah beberapa bulan kemudian tempat ane kerja makin banyak aturan gan, ini bukan hanya dirasakan oleh ane yang belum lama bekerja, tapi ane sering denger dari rekan yang udah lama kerja di sana kalau tempat kerja ane makin ke sini makin kurang nyaman, apalagi ane yang baru bekerja satu tahun lebih, dan saat ini ane merasa kurang nyaman dengan berbagai peraturan baru yang dibuat, entah karena efek dari krisis atau ada faktor lain, yang jelas makin hari makin membuat ane ga nyaman kerja di tempat ini, cuma ya ane berusaha survive, lagian kontrak ane juga diperpanjang lagi satu tahun, jadi ya harus dijalani, cuma keinginan ane saat ini adalah kenyamana dalam bekerja.