- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bunuh Diri ?? Yakin ??


TS
anhaarrr
Bunuh Diri ?? Yakin ??
agan punya masalah yang sangat berat dan ingin mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri ?? kalau iya, sempatin baca thread ane dulu sebelum mati 
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.Tips Untuk Bunuh Diri
2.Cerpen: Pesan Terakhir
semoga menjadi pencerahan....
masalah untuk dihadapi, bukan untuk diakhiri. karena tak ada masalah yang bisa diakhiri. tidak ketika hidup, saat mati nanti pun kita tetap mempunyai masalah, yakni masalah yang harus kita pertanggung jawabkan semasa kita hidup.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1.Tips Untuk Bunuh Diri
Spoiler for tips bunuh diri:
Seorang dokter ahli forensik, seorang polisi bagian kriminal, dan seorang psikolog dari jepang membuat buku yang berjudul "Tips Bunuh Diri". Buku tersebut amat kontroversial, Angka bunuh diri yang cukup tinggi di Jepang adalah dasar utama buku tersebut ditulis. Tetapi entah mengapa, setelah buku tersebut beredar di Jepang dan sempat menjadi best seller, justru angka bunuh diri di Jepang menurun.
Buku itu mengulas cara-cara bunuh diri yang biasa dilakukan oleh orang-orang beserta apa yang dirasakan dan dialaminya. Ada sekitar 150 cara buruh diri yang diulas disitu, tetapi kita bakal ungkap lima diantaranya saja yang sering digunakan orang untuk bunuh diri. Dibawah ini adalah kata buku tersebut terhadap proses bunuh diri:
Buku itu mengulas cara-cara bunuh diri yang biasa dilakukan oleh orang-orang beserta apa yang dirasakan dan dialaminya. Ada sekitar 150 cara buruh diri yang diulas disitu, tetapi kita bakal ungkap lima diantaranya saja yang sering digunakan orang untuk bunuh diri. Dibawah ini adalah kata buku tersebut terhadap proses bunuh diri:
Spoiler for Bakar Diri:
1. Bakar Diri
Bakar diri dinilai sebagai cara yang paling bodoh untuk bunuh diri. Seperti yang diketahui, 60% tubuh manusia terdiri dari air. Hal inilah yang membuat manusia sulit terbakar. Tidak percaya? coba lumasi kelingking dengan bensin dan bakarlah, maka kurang dari 2 menit api itu mati dengan sendirinya. Fakta membuktikan bahwa 90% orang yang membakar dirinya tidak mati, justru ia akan merasa sakit yang luar biasa saat dirawat di rumah sakit.
Memang pelaku tetap bisa mati, tetapi membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Itu pun jika apinya tidak mati lebih dulu. Pada saat 20 menit itu pelaku akan merasakan panas dan sakit yang luar biasa, bahkan saking sakitnya sering dijumpai pelaku tidak tahan dan berusaha memadamkan api saat proses berlangsung.
Kebanyakan orang gagal bunuh diri dengan bakar diri karena apinya sudah mati sedangkan orangnya belum mati. Pada saat pelaku ‘gagal mati’ inilah sakit yang amat sangat akan dirasakan, bergerak pun tidak bisa, apalagi melanjutkan proses bunuh diri. Pelaku tetap hidup karena seluruh organ tubuh masih normal, biasanya hanya kulit dan mata saja yang rusak karena api.
Bakar diri dinilai sebagai cara yang paling bodoh untuk bunuh diri. Seperti yang diketahui, 60% tubuh manusia terdiri dari air. Hal inilah yang membuat manusia sulit terbakar. Tidak percaya? coba lumasi kelingking dengan bensin dan bakarlah, maka kurang dari 2 menit api itu mati dengan sendirinya. Fakta membuktikan bahwa 90% orang yang membakar dirinya tidak mati, justru ia akan merasa sakit yang luar biasa saat dirawat di rumah sakit.
Memang pelaku tetap bisa mati, tetapi membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Itu pun jika apinya tidak mati lebih dulu. Pada saat 20 menit itu pelaku akan merasakan panas dan sakit yang luar biasa, bahkan saking sakitnya sering dijumpai pelaku tidak tahan dan berusaha memadamkan api saat proses berlangsung.
Kebanyakan orang gagal bunuh diri dengan bakar diri karena apinya sudah mati sedangkan orangnya belum mati. Pada saat pelaku ‘gagal mati’ inilah sakit yang amat sangat akan dirasakan, bergerak pun tidak bisa, apalagi melanjutkan proses bunuh diri. Pelaku tetap hidup karena seluruh organ tubuh masih normal, biasanya hanya kulit dan mata saja yang rusak karena api.
Spoiler for Potong Urat Nadi:
2. Potong Urat Nadi
Memotong urat nadi (biasanya di pergelangan tangan) adalah cara yang cukup bodoh untuk bunuh diri. Mayoritas orang bunuh diri dengan cara ini berharap bisa meninggal karena kehabisan darah. Tetapi hal ini cukup konyol, karena tubuh memiliki mekanisme untuk kembali memproduksi darah saat ada darah keluar. Sehingga pelaku akan ‘lama mati’ jika bunuh diri dengan cara ini, yaitu rata-rata sekitar 45 menit bahkan lebih.
Pada proses yang cukup lama ini pelaku akan merasa nyeri dan sakit yang luar biasa, pertama di tangan, lalu di sekujur tubuh. Berkurangnya jumlah darah secara drastis menyebabkan pelaku sangat kedinginan, lemas, dan kesemutan di sekujur tubuh. Biasanya juga disertai sakit kepala luar biasa karena berkurangnya transfer darah ke otak.
Memotong urat nadi (biasanya di pergelangan tangan) adalah cara yang cukup bodoh untuk bunuh diri. Mayoritas orang bunuh diri dengan cara ini berharap bisa meninggal karena kehabisan darah. Tetapi hal ini cukup konyol, karena tubuh memiliki mekanisme untuk kembali memproduksi darah saat ada darah keluar. Sehingga pelaku akan ‘lama mati’ jika bunuh diri dengan cara ini, yaitu rata-rata sekitar 45 menit bahkan lebih.
Pada proses yang cukup lama ini pelaku akan merasa nyeri dan sakit yang luar biasa, pertama di tangan, lalu di sekujur tubuh. Berkurangnya jumlah darah secara drastis menyebabkan pelaku sangat kedinginan, lemas, dan kesemutan di sekujur tubuh. Biasanya juga disertai sakit kepala luar biasa karena berkurangnya transfer darah ke otak.
Spoiler for Minum Racun:
3. Minum Racun Serangga
Cara ini juga cukup bodoh. Pelaku akan mati dalam waktu agak lama, bisa lebih dari satu jam. Semua tergantung dari racun apa yang diminum. Biasanya pelaku merasa sakit luar biasa di perut, mual-mual, dan diare. Sakit kepala luar biasa juga akan dialami yang diiringi dengan lemasnya tubuh karena darah yang mengental. Seseorang yang mengalami ini biasanya tidak tahan lalu mulai mencari pertolongan.
Cara ini juga cukup bodoh. Pelaku akan mati dalam waktu agak lama, bisa lebih dari satu jam. Semua tergantung dari racun apa yang diminum. Biasanya pelaku merasa sakit luar biasa di perut, mual-mual, dan diare. Sakit kepala luar biasa juga akan dialami yang diiringi dengan lemasnya tubuh karena darah yang mengental. Seseorang yang mengalami ini biasanya tidak tahan lalu mulai mencari pertolongan.
Spoiler for Gantung Diri:
4. Gantung Diri
Dalam beberapa kasus cara ini cukup efektif, tetapi tali yang digunakan harus cukup kuat begitu pula dengan simpulnya. Proses gantung diri biasanya memakan waktu 5 hingga 20 menit tergantung dari kekuatan fisik dan leher pelaku. Pada saat tergantung, pelaku akan mengalami sesak nafas dan sakit luar biasa di daerah leher dan tengkuk.
Setelah itu perut dan dada akan kejang karena diafragma berkontraksi dengan hebat untuk menghirup udara, dan ini sangat menyakitkan. Diafragma yang over kontraksi ini pula yang menyebabkan pelaku mengeluarkan sperma bahkan fases di duburnya. Secara refleks, pelaku biasanya tidak tahan lalu mencoba melepaskan diri, sekalipun sudah terlambat.
Dalam beberapa kasus cara ini cukup efektif, tetapi tali yang digunakan harus cukup kuat begitu pula dengan simpulnya. Proses gantung diri biasanya memakan waktu 5 hingga 20 menit tergantung dari kekuatan fisik dan leher pelaku. Pada saat tergantung, pelaku akan mengalami sesak nafas dan sakit luar biasa di daerah leher dan tengkuk.
Setelah itu perut dan dada akan kejang karena diafragma berkontraksi dengan hebat untuk menghirup udara, dan ini sangat menyakitkan. Diafragma yang over kontraksi ini pula yang menyebabkan pelaku mengeluarkan sperma bahkan fases di duburnya. Secara refleks, pelaku biasanya tidak tahan lalu mencoba melepaskan diri, sekalipun sudah terlambat.
Spoiler for Menjatuhkan Diri:
5. Menjatuhkan Diri
Dalam beberapa kasus, cara ini juga cukup efektif. Tetapi sebaiknya pelaku menjatuhkan diri dari ketinggian lebih dari 20 meter atau setara dengan gedung 5 lantai. Diusahakan pula dasar lantai terbuat dari bahan keras, seperti semen atau beton. Lantai dari tanah, air, sungai, atau rumput, apalagi yang ada pohonnya harus dihindari karena bersifat elastis dan meredam benturan.
Yang membuat repot, agar efektif pelaku harus jatuh dengan posisi kepala di bawah. Posisi ini sangat sulit terutama bagi orang yang tidak terlatih untuk terjun bebas. Berat kepala lebih ringan dari tubuh sehingga kepala cenderung terdorong ke atas pada saat melayang. Jika tidak percaya bisa ditanyakan pada atlit loncat indah atau penerjun.
Posisi yang tidak sempurna saat terjun menyebabkan pelaku tidak mati seketika saat terjatuh di lantai dasar, sering didapati pelaku masih bernafas 1 hingga 10 menit sesudah jatuh. Sering dijumpai pula pelaku masih berusaha menggerak-gerakkan tubuhnya, mengerang, bahkan berteriak sekalipun tulang-tulangnya remuk, dan ini tentu sangat menyakitkan.
Lebih sakit lagi jika ternyata pelaku tersebut menjatuhkan diri dari ketinggian yang tidak seberapa, biasanya hanya tulang-tulang tertentu saja yang patah dan organ-organ tubuhnya masih normal. Karena tidak mati maka pelaku akan segera ditolong oleh orang-orang di sekitarnya. Cerita selanjutnya bisa ditebak, sakit yang amat panjang akan pelaku rasakan saat dirawat di rumah sakit.
Dalam beberapa kasus, cara ini juga cukup efektif. Tetapi sebaiknya pelaku menjatuhkan diri dari ketinggian lebih dari 20 meter atau setara dengan gedung 5 lantai. Diusahakan pula dasar lantai terbuat dari bahan keras, seperti semen atau beton. Lantai dari tanah, air, sungai, atau rumput, apalagi yang ada pohonnya harus dihindari karena bersifat elastis dan meredam benturan.
Yang membuat repot, agar efektif pelaku harus jatuh dengan posisi kepala di bawah. Posisi ini sangat sulit terutama bagi orang yang tidak terlatih untuk terjun bebas. Berat kepala lebih ringan dari tubuh sehingga kepala cenderung terdorong ke atas pada saat melayang. Jika tidak percaya bisa ditanyakan pada atlit loncat indah atau penerjun.
Posisi yang tidak sempurna saat terjun menyebabkan pelaku tidak mati seketika saat terjatuh di lantai dasar, sering didapati pelaku masih bernafas 1 hingga 10 menit sesudah jatuh. Sering dijumpai pula pelaku masih berusaha menggerak-gerakkan tubuhnya, mengerang, bahkan berteriak sekalipun tulang-tulangnya remuk, dan ini tentu sangat menyakitkan.
Lebih sakit lagi jika ternyata pelaku tersebut menjatuhkan diri dari ketinggian yang tidak seberapa, biasanya hanya tulang-tulang tertentu saja yang patah dan organ-organ tubuhnya masih normal. Karena tidak mati maka pelaku akan segera ditolong oleh orang-orang di sekitarnya. Cerita selanjutnya bisa ditebak, sakit yang amat panjang akan pelaku rasakan saat dirawat di rumah sakit.
2.Cerpen: Pesan Terakhir
Spoiler for Pesan Terakhir:
Langit gelap, seolah tak satu pun orang yang peduli terhadap gelapnya hatiku. Udara dingin menusuk tubuhku seolah menghina nasibku. Aku berdiri setinggi hatiku yang hancur, di antara langit-langit gedung tertinggi di kota. Hanya bertemankan suara angin yang terus melewati hatiku.
Akankah aku melompat untuk melepaskan semua bebanku? Ayah, di manakah kau ketika aku ingin bertanya? Ibu, di manakah kau ketika aku ingin memelukmu?
Angel mendadak ingat semuanya. Semua berawal saat dia pacaran dengan orang yang sangat dia sayangi, tapi itu malah menjerumuskannya. Keperawanannya hilang dan dia putus sekolah. Pacarnya pun menolak untuk bertanggung jawab. Orangtua Angel sangat malu dan malah mengusirnya.
"Brengsek! Bajingan kau!" Angel memaki mantan pacarnya itu dalam hati.
Langkah Angel untuk mengakhiri kisah sedihnya semakin dekat. Jalan pintas yang menurutnya, akan menyelesaikan segalanya. Melompat... dan kemudian tidur untuk selamanya. Hanya tinggal menghitung sedikit lagi, dan segalanya akan lenyap.
"Satu..." Langkah pertama Angel.
"Dua..." Gadis itu melangkah sambil menutup mata.
"Ti..."
"Wow, asyik nih!" Sebuah suara membuat langkah Angel berhenti. Ia berpaling untuk mencari sumber suara. Dan tanpa dia sadari, seorang pria asing sudah berdiri tepat di sebelahnya.
"Siapa lo?" tanya Angel bete.
"Siapa aja boyeh! Yang penting gue bakalan dapat tontonan gratis, lompatan seorang gadis dari gedung berlantaikan 20. Jarang-jarang lho ada kesempatan nonton kayak gini, ya gak?" ujar tuh cowok sambil menyeruput teh botol dengan santai.
"M-maksud lo?" tanya Angel terbata-bata.
"Yah, lo 'kan pengen... SYUT! WIIIING... BOOOM, mati deh!" Cowok itu membuat isyarat melompat dengan gerakan tangan.
Angel bengong ngeliat mahluk ajaib di depannya. 'Apaan nih cowok? Kayaknya seneng banget nengok orang mau bunuh diri...,' pikir Angel.
"Lo kok bisa di sini?" tanya Angel lagi.
"Rahasia dong!" jawab cowok itu sambil nyengir kuda.
"Terserahlah. Yang penting, jangan ganggu gue! Gih sono, masih banyak tempat kosong tauk! Di kolong jembatan juga masih lowong," kata Angel ketus.
"Eits, enak aja lo. Gue udah ada di sini sebelum lo injak gedung ini," bantah tuh cowok.
"Whatever-lah. Pergi lo! Gangguin orang aja! Kurang kerjaan, apa?" hardik Angel yang kesabarannya mulai habis.
"Mmm... iya deh, gue ngalah. Gue gak ganggu lagi. Tapi boleh dong, gue liat adegan lompat lo dari jauh?" tanya tuh cowok dengan polosnya.
"Nonton pala lo peang! Lo kira gue lagi main sinetron! Bikin bete banget sih lo. Pergi lo, jauh-jauh ke sana!" Angel makin jengkel melihat kelakuan cowok itu.
"Ooops, marah! Iya, iya, gue menjauh. Tapi, sebelum lo lompat maybe ada pesan yang mau lo sampaikan ke gue sebagai saksi terakhir hidup lo,"
Angel terdiam sambil berpikir.
"Nggak ada ya? Okelah gue pergi," ucap cowok itu.
"Woy, tunggu dulu! Lu niat disampein pesan gak sih?" gerutu Angel sambil manyun. "Tolong kasih kalung ini ke nyokap gua," Angel mengulurkan kalung yang baru dia lepaskan dari lehernya.
"Hekh? Gue aja kagak kenal nyokap lo. Gimana mau disampein, coba?" protes cowok itu.
"Oh iya ya. hehe, ntar deh, gue kasih alamatnya," Angel mengeluarkan sebuah memo kecil dari saku bajunya.
"Yaelah, elo mau mati aja sempet-sempetnya bikin susah gue," ledek tuh cowok.
"Biarin! Abis, cuma lo yang ada di sini. Eh, nama lo siapa?"
"Mmm... panggil aja gue Danny?"
"Oke, tolong kasih ini ke nyokap gue,"
"Okidot. Tapi, gue juga mau nitip sesuatu, boleh gak?" pinta Danny.
"Hah? Buat apaan? Gue 'kan mau mati?" Angel kebingungan.
"Nanti 'kan lo ketemu malaikat, yah lo kasihin aja ini dari gue," ucap Danny sambil mengeluarkan amplop kecil dari sakunya. "Nih! Jangan dibuka ya! Awas kalo dibuka!"
"Serius lo? Emang malaikat beneran ada gitu?" tanya Angel.
"Who knows? 'Kan nanti lo yang bakal rasain ketemu apa enggaknya!"
"Mmm... iya deh," Angel terlihat ragu-ragu.
"Kenapa lagi? Sudah, sana... cepetan lompat. Udah gak sabaran mau nonton nih," ucap Danny sambil meminum teh botol-nya.
"Gara-gara kelamaan ngomong ama elo, niat gue jadi tinggal setengah!" omel Angel. "Kalo gue lompat, matinya sakit gak sih?"
"Hahaha... Gini deh, gini... Gue ceritain satu kisah, ya. Kali aja bsa nyentuh perasaan lo,"
"Oke. Gue dengerin. Apa cerita lo?"
Pernah ada seorang cowok pecandu narkoba yang frustasi. Dia anak orang kaya dan selalu bisa dapetin apapun dengan mudah. Orangtuanya sibuk berbisnis, sampai-sampai dari kecil hingga gede yang menemaninya cuma sopir, baby sitter, dan sebuah boneka anjing kesayangannya.
Begitu memasuki pergaulan bebas di sekolahnya, cowok itu mulai iseng-iseng ngedugem, sampai akhirnya memakai narkoba. Karena kaya dia bisa mendapatkan barang-barang itu dengan mudah. Lama kelamaan orangtuanya tahu. Bukannya memperhatikan anaknya, mereka malah ribut dan saling menyalahkan. Mereka hanya memotong uang saku cowok itu.
Karena gak punya uang lagi buat membeli narkoba – sementara ketergantungannya makin besar – cowok ini nekat jadi pengedar. Dan dia sukses. Eh, baru aja lewat satu masalah, cowok itu divonis terjangkit HIV. Penyebabnya, apa lagi kalo bukan jarum narkoba? Hidupnya benar-benar sengsara hingga dia menganggap dunia ini kejam.
"Cowok itu dilanda stress yang tak dapat diatasinya lagi. Akhirnya dia berlari ke tempat yang sekarang lo berada," ucap Danny serius.
"Terus? Terus? Gimana ceritanya?' tanya Angel yang malah lupa sama rencana dia tadi karena keasyikan dengar cerita.
"Ssst... bawel lu. Diem aja dulu, gue belum selesai cerita nih,"
Malam itu udaranya sedingin ini juga. Entah apa yang dipikirin cowok itu. Dia berpikir untuk melompat dari gedung ini sehingga semua orang melupakannya, dan kekejaman dunia lenyap dari hidupnya.
Dan... pria itu pun melompat. Sayangnya dia gak mati seketika. Ketika di bawa ke rumah sakit dia masih sempat bernapas walau sekujur tubuhnya udah remuk. Dia melihat orangtuanya menangis saling berpelukan. Hal yang gak pernah dia lihat sebelumnya. Dia baru tahu kalo orangtuanya sudah merencanakan untuk merehabilitasinya di Amerika agar cowok itu bisa memiliki kehidupan yang bahagia.
Dan yang paling mengejutkan adalah kenyataan kalo dia tidak terjangkit HIV. Darahnya tertukar dengan sang temen ketika terjadi razia di sebuah diskotik. Si cowok menyesal banget karena telah melompat. Namun terlambat. Malaikat tersenyum kepadanya dan berkata, "Waktumu sudah tiba. Ini keputusan yang kamu buat sendiri untuk melepaskan diri dari dunia,"
Andai dia tidak membunuh dirinya, maka semua kebahagian itu dapat dirasakannya.
"Yaaah... gitu deh cerita gue. Seru 'kan? Gatau deh lo langsung mati ato setengah sadar kayak tuh cowok," ucap Danny yang mengakhiri ceritanya.
"Widiiih... cerita lo tragis amat,"
"Well, hidup cuma sekali, Angel. Gak ada yang kedua,"
Angel merenung sambil memandang langit di depannya. Dia berpikir, mengapa ia harus memilih jalan kematian hanya dikecewakan seorang cowok? Mungkin dengan berjalannya waktu akan ada cowok baik yang menjadi pasangannya. Lagipula ini hukuman atas kelalaiannya dalam menjaga diri, dan dia harus menanggungnya. Tapi di balik semua masalah, pasti ada hikmahnya 'kan?
"Oke, gue gak mau lompat! Gue bodoh banget kalo mati buat cowok brengsek kayak gitu. Masih ada hal berguna lain yang bisa gue lakuin, tinggal menunggu waktu aja. Ya 'kan... Danny? Danny? Lo di mana?" Angel celingukan, tapi dia tidak dapat menemukan sosok Danny. Seakan Danny sudah hilang ditelan bumi.
"Danny? Danny!"
"Aduh, non, ngapain kamu di atas gedung ini malam-malam?" tanya pak satpam yang tiba-tiba muncul. Teriakan Angel menarik perhatian pak satpam ini, yang segera menyusulnya keatas.
"Saya... saya... mencari teman saya. Tadi dia ada di sini," jawab Angel kebingungan.
"Di gedung ini gak ada siapa-siapa, kecuali kamu. Sekarang udah mau tutup. Ayo, turun!"
"Tapi pak..."
"Sudah deh, non, jangan bikin saya dipecat. Cepat, turun!"
Angel berjalan dengan gontai kearah pintu. Tapi tiba-tiba saja ia melihat kalung yang dititipkannya pada Danny tergantung di pegangan pintu.
"Nah, ini dia kalungnya! Tadi saya kasih ini ke teman saya! Dia pasti ada di sini!"
"Heh, cepat turun!" bentak pak satpam yang mulai gak sabaran itu.
"Tunggu, saya punya bukti kalo tadi dia ada di sini. Ini dia!" Angel membuka amplop pemberian Danny. Isinya sebuah foto yang memperlihatkan seorang cowok dengan boneka anjingnya. Di balik foto itu ada tulisan :
I love you, Mom, Dad. Maafkan Danny.
Muka pak satpam memucat saat melihat foto itu. "Non, ini 'kan anak yang baru saja melompat dari gedung ini seminggu yang lalu. Emangnya non kenal dia?"
Keringat dingin membasahi seluruh tubuh Angel.
Cowok bunuh diri yang diceritakan Danny tak lain dan tak bukan adalah... Danny sendiri.
Akankah aku melompat untuk melepaskan semua bebanku? Ayah, di manakah kau ketika aku ingin bertanya? Ibu, di manakah kau ketika aku ingin memelukmu?
Angel mendadak ingat semuanya. Semua berawal saat dia pacaran dengan orang yang sangat dia sayangi, tapi itu malah menjerumuskannya. Keperawanannya hilang dan dia putus sekolah. Pacarnya pun menolak untuk bertanggung jawab. Orangtua Angel sangat malu dan malah mengusirnya.
"Brengsek! Bajingan kau!" Angel memaki mantan pacarnya itu dalam hati.
Langkah Angel untuk mengakhiri kisah sedihnya semakin dekat. Jalan pintas yang menurutnya, akan menyelesaikan segalanya. Melompat... dan kemudian tidur untuk selamanya. Hanya tinggal menghitung sedikit lagi, dan segalanya akan lenyap.
"Satu..." Langkah pertama Angel.
"Dua..." Gadis itu melangkah sambil menutup mata.
"Ti..."
"Wow, asyik nih!" Sebuah suara membuat langkah Angel berhenti. Ia berpaling untuk mencari sumber suara. Dan tanpa dia sadari, seorang pria asing sudah berdiri tepat di sebelahnya.
"Siapa lo?" tanya Angel bete.
"Siapa aja boyeh! Yang penting gue bakalan dapat tontonan gratis, lompatan seorang gadis dari gedung berlantaikan 20. Jarang-jarang lho ada kesempatan nonton kayak gini, ya gak?" ujar tuh cowok sambil menyeruput teh botol dengan santai.
"M-maksud lo?" tanya Angel terbata-bata.
"Yah, lo 'kan pengen... SYUT! WIIIING... BOOOM, mati deh!" Cowok itu membuat isyarat melompat dengan gerakan tangan.
Angel bengong ngeliat mahluk ajaib di depannya. 'Apaan nih cowok? Kayaknya seneng banget nengok orang mau bunuh diri...,' pikir Angel.
"Lo kok bisa di sini?" tanya Angel lagi.
"Rahasia dong!" jawab cowok itu sambil nyengir kuda.
"Terserahlah. Yang penting, jangan ganggu gue! Gih sono, masih banyak tempat kosong tauk! Di kolong jembatan juga masih lowong," kata Angel ketus.
"Eits, enak aja lo. Gue udah ada di sini sebelum lo injak gedung ini," bantah tuh cowok.
"Whatever-lah. Pergi lo! Gangguin orang aja! Kurang kerjaan, apa?" hardik Angel yang kesabarannya mulai habis.
"Mmm... iya deh, gue ngalah. Gue gak ganggu lagi. Tapi boleh dong, gue liat adegan lompat lo dari jauh?" tanya tuh cowok dengan polosnya.
"Nonton pala lo peang! Lo kira gue lagi main sinetron! Bikin bete banget sih lo. Pergi lo, jauh-jauh ke sana!" Angel makin jengkel melihat kelakuan cowok itu.
"Ooops, marah! Iya, iya, gue menjauh. Tapi, sebelum lo lompat maybe ada pesan yang mau lo sampaikan ke gue sebagai saksi terakhir hidup lo,"
Angel terdiam sambil berpikir.
"Nggak ada ya? Okelah gue pergi," ucap cowok itu.
"Woy, tunggu dulu! Lu niat disampein pesan gak sih?" gerutu Angel sambil manyun. "Tolong kasih kalung ini ke nyokap gua," Angel mengulurkan kalung yang baru dia lepaskan dari lehernya.
"Hekh? Gue aja kagak kenal nyokap lo. Gimana mau disampein, coba?" protes cowok itu.
"Oh iya ya. hehe, ntar deh, gue kasih alamatnya," Angel mengeluarkan sebuah memo kecil dari saku bajunya.
"Yaelah, elo mau mati aja sempet-sempetnya bikin susah gue," ledek tuh cowok.
"Biarin! Abis, cuma lo yang ada di sini. Eh, nama lo siapa?"
"Mmm... panggil aja gue Danny?"
"Oke, tolong kasih ini ke nyokap gue,"
"Okidot. Tapi, gue juga mau nitip sesuatu, boleh gak?" pinta Danny.
"Hah? Buat apaan? Gue 'kan mau mati?" Angel kebingungan.
"Nanti 'kan lo ketemu malaikat, yah lo kasihin aja ini dari gue," ucap Danny sambil mengeluarkan amplop kecil dari sakunya. "Nih! Jangan dibuka ya! Awas kalo dibuka!"
"Serius lo? Emang malaikat beneran ada gitu?" tanya Angel.
"Who knows? 'Kan nanti lo yang bakal rasain ketemu apa enggaknya!"
"Mmm... iya deh," Angel terlihat ragu-ragu.
"Kenapa lagi? Sudah, sana... cepetan lompat. Udah gak sabaran mau nonton nih," ucap Danny sambil meminum teh botol-nya.
"Gara-gara kelamaan ngomong ama elo, niat gue jadi tinggal setengah!" omel Angel. "Kalo gue lompat, matinya sakit gak sih?"
"Hahaha... Gini deh, gini... Gue ceritain satu kisah, ya. Kali aja bsa nyentuh perasaan lo,"
"Oke. Gue dengerin. Apa cerita lo?"
Pernah ada seorang cowok pecandu narkoba yang frustasi. Dia anak orang kaya dan selalu bisa dapetin apapun dengan mudah. Orangtuanya sibuk berbisnis, sampai-sampai dari kecil hingga gede yang menemaninya cuma sopir, baby sitter, dan sebuah boneka anjing kesayangannya.
Begitu memasuki pergaulan bebas di sekolahnya, cowok itu mulai iseng-iseng ngedugem, sampai akhirnya memakai narkoba. Karena kaya dia bisa mendapatkan barang-barang itu dengan mudah. Lama kelamaan orangtuanya tahu. Bukannya memperhatikan anaknya, mereka malah ribut dan saling menyalahkan. Mereka hanya memotong uang saku cowok itu.
Karena gak punya uang lagi buat membeli narkoba – sementara ketergantungannya makin besar – cowok ini nekat jadi pengedar. Dan dia sukses. Eh, baru aja lewat satu masalah, cowok itu divonis terjangkit HIV. Penyebabnya, apa lagi kalo bukan jarum narkoba? Hidupnya benar-benar sengsara hingga dia menganggap dunia ini kejam.
"Cowok itu dilanda stress yang tak dapat diatasinya lagi. Akhirnya dia berlari ke tempat yang sekarang lo berada," ucap Danny serius.
"Terus? Terus? Gimana ceritanya?' tanya Angel yang malah lupa sama rencana dia tadi karena keasyikan dengar cerita.
"Ssst... bawel lu. Diem aja dulu, gue belum selesai cerita nih,"
Malam itu udaranya sedingin ini juga. Entah apa yang dipikirin cowok itu. Dia berpikir untuk melompat dari gedung ini sehingga semua orang melupakannya, dan kekejaman dunia lenyap dari hidupnya.
Dan... pria itu pun melompat. Sayangnya dia gak mati seketika. Ketika di bawa ke rumah sakit dia masih sempat bernapas walau sekujur tubuhnya udah remuk. Dia melihat orangtuanya menangis saling berpelukan. Hal yang gak pernah dia lihat sebelumnya. Dia baru tahu kalo orangtuanya sudah merencanakan untuk merehabilitasinya di Amerika agar cowok itu bisa memiliki kehidupan yang bahagia.
Dan yang paling mengejutkan adalah kenyataan kalo dia tidak terjangkit HIV. Darahnya tertukar dengan sang temen ketika terjadi razia di sebuah diskotik. Si cowok menyesal banget karena telah melompat. Namun terlambat. Malaikat tersenyum kepadanya dan berkata, "Waktumu sudah tiba. Ini keputusan yang kamu buat sendiri untuk melepaskan diri dari dunia,"
Andai dia tidak membunuh dirinya, maka semua kebahagian itu dapat dirasakannya.
"Yaaah... gitu deh cerita gue. Seru 'kan? Gatau deh lo langsung mati ato setengah sadar kayak tuh cowok," ucap Danny yang mengakhiri ceritanya.
"Widiiih... cerita lo tragis amat,"
"Well, hidup cuma sekali, Angel. Gak ada yang kedua,"
Angel merenung sambil memandang langit di depannya. Dia berpikir, mengapa ia harus memilih jalan kematian hanya dikecewakan seorang cowok? Mungkin dengan berjalannya waktu akan ada cowok baik yang menjadi pasangannya. Lagipula ini hukuman atas kelalaiannya dalam menjaga diri, dan dia harus menanggungnya. Tapi di balik semua masalah, pasti ada hikmahnya 'kan?
"Oke, gue gak mau lompat! Gue bodoh banget kalo mati buat cowok brengsek kayak gitu. Masih ada hal berguna lain yang bisa gue lakuin, tinggal menunggu waktu aja. Ya 'kan... Danny? Danny? Lo di mana?" Angel celingukan, tapi dia tidak dapat menemukan sosok Danny. Seakan Danny sudah hilang ditelan bumi.
"Danny? Danny!"
"Aduh, non, ngapain kamu di atas gedung ini malam-malam?" tanya pak satpam yang tiba-tiba muncul. Teriakan Angel menarik perhatian pak satpam ini, yang segera menyusulnya keatas.
"Saya... saya... mencari teman saya. Tadi dia ada di sini," jawab Angel kebingungan.
"Di gedung ini gak ada siapa-siapa, kecuali kamu. Sekarang udah mau tutup. Ayo, turun!"
"Tapi pak..."
"Sudah deh, non, jangan bikin saya dipecat. Cepat, turun!"
Angel berjalan dengan gontai kearah pintu. Tapi tiba-tiba saja ia melihat kalung yang dititipkannya pada Danny tergantung di pegangan pintu.
"Nah, ini dia kalungnya! Tadi saya kasih ini ke teman saya! Dia pasti ada di sini!"
"Heh, cepat turun!" bentak pak satpam yang mulai gak sabaran itu.
"Tunggu, saya punya bukti kalo tadi dia ada di sini. Ini dia!" Angel membuka amplop pemberian Danny. Isinya sebuah foto yang memperlihatkan seorang cowok dengan boneka anjingnya. Di balik foto itu ada tulisan :
I love you, Mom, Dad. Maafkan Danny.
Muka pak satpam memucat saat melihat foto itu. "Non, ini 'kan anak yang baru saja melompat dari gedung ini seminggu yang lalu. Emangnya non kenal dia?"
Keringat dingin membasahi seluruh tubuh Angel.
Cowok bunuh diri yang diceritakan Danny tak lain dan tak bukan adalah... Danny sendiri.
semoga menjadi pencerahan....
masalah untuk dihadapi, bukan untuk diakhiri. karena tak ada masalah yang bisa diakhiri. tidak ketika hidup, saat mati nanti pun kita tetap mempunyai masalah, yakni masalah yang harus kita pertanggung jawabkan semasa kita hidup.
Spoiler for Sumber:
0
6.8K
Kutip
57
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan