Di versi pertama cerita Putri Tidur yang berjudul “Sun, Moon and Talia” yang ditulis oleh Giambattista Basile, sang putri tertidur bukan karena kutukan, melainkan karena ramalan. Alih-alih terbangun karena pangeran menciumnya, cerita aslinya tidak semanis yang kamu tahu. Di cerita asli, seorang raja melewati kediaman putri itu. Ketika salah satu elang miliknya masuk ke tempat sang putri, ia mengetuk pintu tapi tidak ada yang menjawab. Akhirnya ia masuk menggunakan tangga dan melihat sang putri. Raja itu membawa sang putri ke tempat tidur lalu memerkosanya. Raja itu pergi, dan sembilan bulan kemudian si putri melahirkan anak kembar (selagi ia masih tertidur).

Putri itu terbangun ketika salah satu anaknya yang baru lahir mengisap jarinya. Sementara itu raja tersebut menikahi wanita lain. Wanita yang mengetahui tentang putri tidur dan anaknya berusaha untuk membunuh mereka. Usahanya tidak pernah berhasil. Akhirnya ia dihukum oleh raja, dan raja itu menikahi sang putri tidur.

Di cerita Putri Salju yang ditulis Grimm Bersaudara pada tahun 1812, Ratu memerintahkan pemburu mengambil jantung dan hati Putri Salju. Ini memang sama dengan cerita yang sering kita dengar. Tapi di versi Grimm, Ratu juga memakan jantung dan hati yang ia kira milik Putri Salju.

Yang berbeda juga cara Putri Salju terbangun. Di versi aslinya, Pangeran membawa Putri Salju yang dimakamkan di peti kaca tanpa alasan yang jelas. Ketika peti diangkat, salah satu pembawa peti terantuk sehingga apel beracun yang dimakan Putri Salju keluar dari kerongkongannya. Pangeran dan Putri Salju akhirnya menikah. Mereka mengundang sang ratu tapi sebagai hukuman, ia dipaksa memakai sepatu besi panas dan menari hingga akhirnya mati.

Cinderella versi Grimm Bersaudara cukup sadis. Salah satu saudara tiri Cinderella memotong ibu jari kakinya agar kakinya cukup di sepatu kaca, sementara saudara yang lain memotong tumitnya. Pangeran melihat bekas darah di sepatu tersebut dan akhirnya mengetahui Cinderella-lah pemilik sepatu yang asli. Di akhir cerita, mata kedua saudara tiri Cinderella buta karena dipatuk burung.

Di versi Disney, film berakhir dengan Ariel yang berubah menjadi manusia sehingga ia akhirnya bisa menikahi Eric. Namun di versi asli yang ditulis Hans Christian Andersen, putri duyung melihat sang pangeran menikahi seorang putri. Ia ditawari untuk membunuh pangeran dengan pisau, tapi ia lebih memilih lompat ke lautan lalu akhirnya berubah menjadi buih. Kemudian Hans Christian Andersen mengubah akhir ceritanya agar sedikit lebih menyenangkan. Meski tetap dikisahkan mati, putri duyung itu bukan berubah menjadi buih, melainkan menjadi “putri udara” yang akan menuju surga.

Di versi cerita “Si Cantik dan Si Buruk Rupa” yang diberi judul “Little Broomstick” (“Gagang Sapu Kecil”) oleh Ludwig Bechstein, pengoleksi cerita rakyat Jerman, Si Buruk Rupa menjadi teman tidur Si Cantik. Dikisahkan pula Si Cantik memiliki saudara tiri. Saudara tirinya menenggelamkannya tapi pada akhirnya saudara tirinya berubah menjadi patung batu. Di versi lainnya yang ditulis oleh Gabrielle-Suzanne Barbot de Villeneuve, yang dipercaya sebagai versi pertama, Belle memiliki dua saudara perempuan yang jahat. Suatu hari Si Buruk Rupa mengizinkan Belle pulang selama seminggu. Saudara-saudara Belle yang cemburu dengan kehidupannya yang mewah membujuk Belle agar tinggal bersama mereka lebih dari seminggu, berharap agar Si Buruk Rupa kesal kepada Belle kemudian memakannya ketika ia kembali.

Di cerita asli “Pangeran Katak” karya Grimm Bersaudara, si katak menipu putri agar membuat kesepakatan dengannya. Di cerita yang sering kita dengar, sang putri mencium katak tersebut hingga akhirnya berubah kembali menjadi pangeran. Namun di cerita yang ditulis Grimm Bersaudara, pangeran berubah wujud dengan cara yang lumayan aneh. Karena permintaan si katak yang semakin berlebihan, sang putri kesal lalu melempar katak tersebut ke dinding. Kemudian berubahlah sang katak ke wujud aslinya sebagai pangeran.

Di versi asli Rapunzel, dikisahkan sepasang suami istri tinggal di dekat rumah seorang penyihir bernama Dame Gothel. Ketika sang istri mengandung, ia mengidam tanaman rapunzel yang tumbuh di rumah penyihir itu. Sang suami mengambilnya berkali-kali hingga akhirnya ketahuan oleh Dame Gothel. Dame Gothel menyelamatkan nasib sang suami dengan syarat ia harus menyerahkan anaknya. Ketika lahir, diserahkan anaknya kepada Dame Gothel kemudian penyihir itu memberinya nama Rapunzel.

Rapunzel yang dikurung di menara dan memiliki rambut yang sangat panjang mirip dengan yang diadaptasi Disney. Begitu juga dengan Pangeran yang mendengar nyanyian Rapunzel dan jatuh hati padanya. Tapi di versi yang ditulis Grimm Bersaudara, Pangeran sering mengunjungi Rapunzel hingga akhirnya ia hamil. Penyihir yang mengetahuinya marah kemudian mengusir Rapunzel. Di beberapa versi ada yang mengisahkan Pangeran lompat dari menara dan buta karena matanya tertusuk duri setelah tidak menemukan Rapunzel di menaranya. Di versi lain, penyihir yang mendorong Pangeran dari menara hingga ia buta karena matanya tertusuk duri.